-SELAMAT MEMBACA-
Fela baru benar-benar menyelesaikan hukumannya ketika bel pergantian antara jam kedua dan jam ketiga berbunyi. Jangan tanya di mana keberadaan Rafa karena cowok itu langsung menghilang setelah Fela menaruh alat tempurnya di tempat semula. Jangankan meninggalkan perkataan maaf setelah mengotori toilet perempuan dengan saus botol bodohnya, rival abadi Rafaela itu tidak mengucapkan sepatah kata pun dan pergi begitu saja.
Tidak berniat melakukan hal serupa dengan Rafa, yakni kembali ke kelas, Fela lebih memilih untuk berjalan ke kantin. Ada tiga alasan mengapa Fela enggan kembali ke kelas. Pertama, sekarang masih jam pelajaran fisika yang paling tidak disukainya. Kedua, guru pengampu mata pelajaran tersebut adalah wali kelasnya sendiri. Artinya, Fela akan dihujani dengan ocehan jika masuk sekarang. Ketiga, perutnya keroncongan karena sejak pagi belum sarapan.
Namun, niat mulia Fela harus ditunda karena dompet beserta uang miliknya tertinggal di dalam tas yang terletak di bangku kelas. Hal ini semakin menambah kesialan beruntunnya di pagi yang cerah.
Sebab tidak tahu harus ke mana, Fela hanya mengelilingi sekolah tanpa tujuan dan berakhir di dekat kelasnya juga. Dari jendela belakang kelas, Fela berjinjit untuk memastikan apakah Bu Hani ada di dalam sana atau tidak. Kabar baiknya adalah wanita cantik tersebut sedang membereskan alat tulisnya dan bersiap untuk meninggalkan kelas meskipun jam pelajaran masih tersisa lima menit lagi. Fela langsung berputar menuju pintu kelas sambil berteriak kegirangan dalam hati. Ketika sampai di depan pintu dengan plang bertuliskan XI IPA 5 itu Bu Hani sudah tidak terlihat lagi.
Kakinya berlari kecil menuju dua bangku di tengah kelas, sengaja ia pilih di sana agar bisa terkena kipas angin dari arah kanan dan kiri. Sudah pernah Fela bilang kan bahwa kelasnya ini 'kelas buangan'? Jadi jangan mengharapkan fasilitas seperti kelas unggulan—XI IPA 1—yang full AC. Kesenjangan otak di SMA Cakrabuna memang diperlihatkan sejelas-jelasnya.
Kedatangan Fela mengejutkan Fani yang menjadi pasangan duduknya sekaligus satu-satunya orang yang mungkin bisa Fela sebut sebagai 'teman' di dunia ini.
"Dari mana aja lo? Tumben lama banget dihukumnya," sambut perempuan berambut ikal itu.
"Duh, panjang ceritanya." Matanya melirik ke arah botol minum Fani di sisi kanan tasnya. "Bagi minum ya, haus banget gue." Tangannya sudah bergerak memutar tutup tumbler sebelum sang pemilik mengizinkan.
"Ya ya ya." Fani pasrah saja karena sudah hafal dengan kebiasaan Fela yang selalu meminta minum miliknya. "Jangan di-kokop!" Peringatnya. Kepalanya geleng-geleng melihat cara minum Fela yang sambil berdiri, sangat tidak anggun dan tidak baik untuk kesehatan. "Minum tuh duduk," ujarnya lagi.
Satu hal yang menjadi ciri khas seorang Fania Khairani, cewek itu tergila-gila dengan kesehatan dan kebersihan. Hal ini dapat dipahami mengingat latar belakang keluarganya yang bekerja di sektor kesehatan. Fela sampai membuat sebutan Miss Higienis khusus untuknya.
"Thanks." Fela tulus berterima kasih.
Bukannya mengembalikannya pada tempat semula, Fani justru menaruh botol minum yang baru diterimanya di atas meja Fela. "Udah sarapan belum lo?" Tanyanya sembari mengeluarkan kotak bekal dari dalam tas. "Ibunda ratu ngotot bawain gue bekal padahal tadi pagi udah sarapan di rumah," jelasnya lebih lanjut.
Mata Fela berbinar melihat kotak bekal dua tingkat yang kini ada di hadapannya. Sudah terbayang menu lezat di balik wadah plastik tersebut. "Beneran buat gue?" Tanyanya memastikan.
"Yaelah kayak baru pertama kali aja gue ngasih lo makan."
Fela terkekeh, tangannya membuka pengait di dua sisi benda berbentuk persegi panjang itu dengan tidak sabar. Wadah pertama berisi nasi goreng sayuran dan telur mata sapi, sedangkan wadah kedua berisi biskuit kemasan dan aneka potongan buah. Benar-benar menu empat sehat tanpa MSG. Informasi tersebut ia ketahui dari Fani yang menjelaskan bahwa sang ibu selalu menggunakan kaldu jamur saat memasak.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFAELOGI
Fiksi RemajaBagi Rafaela, Rafael hanya lah cowok kutu buku galak yang kaku dan membosankan. Bagi Rafael, Rafaela yang menganut prinsip YOLO adalah tipikal gadis manja dan urakan tanpa masa depan. Rafael dan Rafaela yakin takdir mereka tak akan pernah beririsan...