04. Waktu yang ditunggu

40 4 0
                                    

Tak terasa sudah 1 tahun terlewati, tepukan gemuruh menyambut 10 anggota Pentagon yang dimana hari ini melaksanan showcase debutnya. Wooseok sangat bahagia pada akhirnya dia debut, waktu yang dia korbankan dan latihan yang dia lakukan tidak lah sia-sia. Senyum terus mengembang diwajah pemuda jangkung itu, menatap kamera dan melambaikan tangan kearah para fans yang menyambut mereka dengan sukacita. Aku sekarang sudah debut Hyung, dan aku janji akan menunjukan padamu bahwa aku pantas di sampingmu, batin Wooseok.

Pertanyaan demi pertanyaan dari MC diajukan kepada para member, dan mereka menjawab dengan senyum yang mengembang, mereka sungguh bahagia fans menyambut mereka dengan sukacita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pertanyaan demi pertanyaan dari MC diajukan kepada para member, dan mereka menjawab dengan senyum yang mengembang, mereka sungguh bahagia fans menyambut mereka dengan sukacita.

Setelah melakukan segala macam acara debutnya, seluruh member berjalan keluar gedung guna kembali ke dorm mereka.
"Hyung sepertinya aku akan mampir ke minimarket dulu, jadi kalian duluan saja" ucap Wooseok kepada para Hyungnya. Ya, Wooseok itu maknae Pentagon, jika dilihat dari badannya memang dia termasuk member tertinggi di groupnya, tetapi tetap saja dia itu maknae.
"Tidak mau ikut kita saja Seok, nanti kita turunkan didekat minimarket" ujar Hui, tak langsung menjawab Wooseok terlihat berfikir,
"Tak usah Hyung aku naik taksi saja, kalian pasti sangat lelah jika mampir ke minimarket terlebih dahulu akan sangat lama" tolak Wooseok,
"Baiklah, kau berhati-hati ya" nasihat Hui, Wooseok hanya menganggukan kepalanya.

Mereka masuk kedalam van meninggalkan Wooseok, setelah memesan taksi online Wooseok memakai topi dan juga masker takut ada yang mengenali nya. Setelah taksi datang Wooseok buru-buru masuk dan menyebutkan alamat tujuannya. Mengalihkan pandangannya kearah jalan raya, mengamati setiap jalan yang dilewati.

Sekitar 20 menit Wooseok sampai di minimarket, turun setelah membayar taksi, Wooseok berjalan masuk dan menuju kearah kulkas berisi makanan. Mengambil beberapa minuman, dan menuju rak cemilan mengambil beberapa, setelah itu berjalan menuju kasir membayar belajaan nya. Setelah membayar Wooseok keluar dan duduk dikursi didepan minimarket yang disediakan.

Menghabiskan waktu sejenak, Wooseok memilih berjalan menuju taman di seberang minimarket. Dia membutuhkan waktu sejenak untuk memulihkan tenaganya, berjalan menuju bangku yang disediakan. Memejamkan mata sejenak, menghela nafas sejenak guna menenangkan hatinya. Entah kenapa tiba-tiba dia merasa sedikit gelisah dihatinya.

"lepaskan aku"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"lepaskan aku"

Mendengar suara itu, seketika membuat mata Wooseok terbuka. Dia kenal suara itu, suara seseorang yang mencuri hatinya 2tahun ini. Wooseok berdiri dan mengamati sekitar taman, mencari asal suara itu. Hatinya berdebar tak karuan saat melihat sang pujaan hati tengah ditarik paksa oleh 3 orang asing. Melihat itu Wooseok tanpa pikir panjang langsung berlari dan menarik lengan sang pujaan hati.

"Hey siapa kau?" tanya salah satu dari mereka
"Tidak perlu tau siapa aku, apa yang kalian lakukan padanya hah!!" geram Wooseok, dia melirik sekilas pemuda manis dibelakangnya.
"Bukan urusanmu, sekarang pergilah dan biarkan dia dengan kami" usir mereka kepada Wooseok
"Harusnya kalian yang pergi" tegas Wooseok
"Waah sepertinya kau harus diberi sedikit pelajaran" ucap orang samping kiri.

Perkelahian pun tak bisa dihindari, untung saja Wooseok cukup mahir dalam berkelahi.

Bugh,
Bugh,
Bugh,

Changkyun yang menyaksikan perkelahian itu hanya bisa melihatnya saja, dia tidak cukup jago dalam berkelahi dan lagi kakinya sedikit terkilir akibat sedikit berkelahi dengan mereka. Dia terus mencari ide bagaimana agar dia bisa membantu pemuda jangkung yang sudah menolongnya. Dia baru ingat kalo dia membawa handphone nya disaku jaketnya, dia buru-buru menelpon polisi agar orang asing itu tertangkap.

Bugh,

Changkyun hanya bisa menutup mulutnya saat melihat salah satu dari mereka berhasil memukul wajah pemuda jangkung itu. Changkyun tak tinggal diam, dia menatap sekitar siapa tau ada yang bisa dia gunakan untuk membantu pemuda itu. Dia melihat sebuah balok kayu yang tergeletak tak jauh darinya berdiri, berjalan dengah sedikit tertatih dan mengambil balok kayu tersebut. Berjalan tertatih kebelakang orang asing yang berdiri membelakanginya dan akan menyerang pemuda itu dari belakang.

Bugh,
Bugh
Akhh

Memukul tengkuk orang tersebut dan berakhir pingsan, menghela nafas setelah berhasil melumpuhkan 1 orang dari ketiganya.
Wooseok mengalihkan pandangannya ketika melihat Changkyun memukul tengkuk salah satu dari mereka, tanpa disadari oleh Wooseok orang dibelakangnya sudah siap untuk memukul nya.
"Awas belakangmu" teriak Changkyun kepada Wooseok.

Mendengar itu Wooseok reflek menghindar dari pukulan tersebur, nasib baik dia mempunya refleks yang sangat baik, kalo tidak mungkin wajahnya sudah terkena pukulan lagi.
Suara sirine terdengar nyaring di tengah-tengah perkelahian itu, sontak saja kedua orang asing tersebut berlari menuju teman nya yang pingsan dan memapah guna pergi dari sana. Wooseok bersiap untuk mengejar mereka bertiga, tetapi berhenti saat melihat sang pujaan hati jatuh berlutut tak jauh darinya.

"Kau baik-baik saja?" tanya Wooseok saat dia tiba disamping Changkyun,
"Aku baik-baik saja, hanya kakiku tadi sempat terkilir sedikit" jawab Changkyun sambil mencoba untuk berdiri,
"Sepertinya kaki kananmu cukup parah terkilirnya" ujar Wooseok saat dia melihat kaki kanan Changkyun sedikit membengkak. Dia bisa melihat karena Changkyun hanya memakai sandal selop nya.
"Tadi tidak separah itu, mungkin karena tadi aku paksakan untuk berlari menghindar dari mereka" ujar Changkyun, mendengar itu Wooseok berinisiatif jongkok didepan Changkyun.

Melihat itu alis Changkyun terangkat, apa maksud dari pemuda itu?, batin Changkyun.
"Ayo naik aku gendong kamu sampai depan minimarket, kita obati kaki kamu terlebih dahulu" ajak Wooseok.
"Tak usah, kau papah saja aku sampai keseberang" tolak Changkyun,
"Yakin bisa berjalan? Kau berdiri saja susah begitu" ujar Wooseok. Menggigit bibir bawahnya sedikit, Changkyun sedikit ragu apakah dia bisa berdiri, pergelangan kakinya sangat sakit, tetapi dia tidak ingin merepotkan pemuda jangkung itu lagi. Hey dia cukup bersadar diri bahwa tubuhnya itu berat.

Menghela nafas, mencoba berdiri tetapi setelah berdiri kakinya tidak cukup untuk menahan tubuhnya sendiri. Alhasil dia akan terjatuh, tetapi sebuah tangan melingkar diarea pinggangnya, menoleh kearah kirinya ternyata pemuda jangkung itu menahan tubuhnya.

"Sudah aku bilang, aku gendong saja kau keras kepala sekali" dengus Wooseok, menghela nafas setelah tak mendengar jawaban dari Changkyun.

"Eh eh eh apaan kamu, turunin gak" Changkyun memberontak agar diturunkan dari gendongan sang pemuda jangkung. Dia malu tau, digendong ala bridal style gini. Tak ada tanggapan dari pemuda jangkung itu, mereka berjalan atau lebih tepatnya pemuda itu yang berjalan, menyusuri jalanan taman menuju minimarket seberang.

Wooseok mencoba agar debaran didadanya tak disengar oleh Changkyun yang berada digendongannya.
Kakinya terus menyusuri taman itu dengan diiringi bulan dan bintang yang bersinar terang, suasana yang tenang bagai mendukung malam berdua mereka.


TBC.

Segitu dulu ya, maaf kalo belibet dan sebagainya. masih mencoba menperbaiki,
Jangan lupa vote dan komen nya kawan-kawan.

Secret Love (Wooseok X Im Changkyun) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang