Awal

184 15 40
                                    

"Lo kenapa sih terima-terima aja kalau si Selina temanan sama Celsy?" Tanya Fiktor pada Gema.

Gema mengerutkan keningnya dan kemudian menatap Celsy dari ujung sana yang tengah mengobrol dengan kekasihnya yaitu, Selina. Fiktor melirik Gema dan kemudian tersenyum miring.

"Mungkin lo bingung kenapa gue nanyain kek gitu," gumam Fiktor.

"Emang dia kenapa?" Tanya Gema sambil membuka tutup kaleng minuman sodanya.

"Lo tahu'kan kalau dia murid pindahan," kata Fiktor dan kemudian Gema mengangguk pelan.

"Celsy pindah karena punya masalah di sekolah lamanya dan waktu itu dia di keluarin karena minum-minum bareng temannya di gudang sekolah, lo tahu sendiri lah kalau anak SMA di larang keras buat minum. Bilang ke Selina, hati-hati berteman sama cewek problematik kek Celsy."

Sebenarnya ucapan Fiktor barusan terdengar sengit, apalagi saat matanya menatap ke arah gadis yang bernama Celsy itu, tatapannya sinis dan Gema bisa melihat itu dengan jelas.

Gema diam, ia mencerna baik-baik semua ucapan Fiktor barusan. Tak sedikit juga yang mengatakan kalau Celsy ini cewek nakal dan bahkan Gema juga sempat dengar dari Selina kalau Celsy sempat dapat surat peringatan dari kepala sekolah tapi sayangnya Selina tidak tahu kenapa Celsy bisa sampai mendapatkan surat itu. Sayangnya Gema tidak begitu ikut campur soal pergaulan Selina, selama gadis itu senang berteman dengan siapapun ya Gema juga senang tentunya.

"Woy!" Tegur Fiktor yang melihat Gema melamun.

"Fik, lo kok bisa tahu kalau tuh anak kelakuannya kek gitu?" Tanya Gema penasaran.

Fiktor menghela nafas pelan dan kemudian tersenyum tipis, senyuman itu mengartikan sesuatu sek

"Gue kenal betul siapa Celsy, gak mungkin gue gak tahu busuknya dia dan juga perangai tuh anak." Ucap Gema sambil menatap Celsy yang berada di ujung sana.

***

"Gema," panggil Selina sambil menggandeng tangan cowok itu.

Gema melirik Selina dan kemudian menghentikan langkahnya. Gadis cantik yang bernama Selina itu tersenyum manis dan kemudian menatap Gema dengan matanya yang indah.

"Sini tas kamu, biar aku bawain." Ucap Gema.

Selina pun melepas tasnya dan kemudian memberikannya pada Gema. Gema memang seperti itu, setiap pulang sekolah ia selalu membawakan tas Selina agar gadis itu tidak merasa berat akibat banyak buku yang ada di dalam tas gadis itu. Gema memang seperhatian itu pada gadis yang ia cintai. Ia juga selalu memperlakukan Selina dengan baik bahkan selama berpacaran dengan Gema, Selina tidak pernah dibuat sedih atau bahkan menangis dan Gema sebisa mungkin menjaga perasaan Selina agar gadis itu merasa nyaman dengannya.

"Heh anak kecil, sini!" Panggil Gema saat mereka hendak menuju parkiran. Gema memanggil Selina yang tiba-tiba saja keluar dari gerbang sekolah untuk membeli jajanan.

Selina menoleh sambil tertawa kecil.

"Aku mau beli jajanan dulu, ada telur gulung Gem."

"Nanti aja, aku yang beliin. Kamu jangan ngantri di situ, sini cepatan! Nanti aku bawain ke rumah kamu," jawab Gema.

"Kok gitu sih? Aku ngerepotin yang ada," balas Selina.

Last Love [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang