Ucapan Selina kemarin malah membekas di pikiran Gema, Selina memang benar. Gema sama sekali belum pernah memperlihatkan lukisannya pada Selina, termasuk lukisan terakhir itu dan dimana ia melukis sosok Selina di atas kanvas tersebut. Entah apa yang membuat Gema merasa belum siap untuk melihatkan karyanya pada saat itu tapi ia janji akan memberikan lukisan terakhir itu untuk Selina.
"Cie yang kemarin habis dari museum, museum mana tuh?" Goda Fiktor sambil duduk diantara Gema dan Selina.
Selina yang melihat kehadiran Fiktor hanya bisa memutar bola matanya malas, ia sudah tahu kalau cowok itu akan meledek mereka berdua.
"Apa jangan-jangan lo berdua dari museum pengkhianatan PKI? Wah, keren banget tuh. Gak ngeri apa?"
"Bilang aja lo iri sama gue," ketus Selina.
"Dih? Ngapain gue iri?" Balas Fiktor.
"Lo cemburu'kan karena Gema jalan sama gue? Alah ngaku aja lo! Sirikkan lo?!"
Tiba-tiba jiwa usilnya Gema kepancing karena Selina juga sedang mengusili Fiktor. Cowok itu pun menggenggam tangan Fiktor.
"Lo tetap nomor satu di hati gue Fik, jangan khawatir."
"Sinting yah lo berdua!" Ucapnya kesal sambil menepis tangan Gema.
Melihat keusilan yang mereka berdua lakukan terlihat sangat seru, keduanya tampak tertawa terbahak-bahak. Berbeda dengan Fiktor yang menganggap hal itu sama sekali tidak lucu, bahkan ia menganggap dua pasangan itu seperti orang yang tidak waras.
Fiktor yang merasa terlecehkan dan merasa tidak pantas ada disana langsung pergi begitu saja meninggalkan keduanya yang masih tertawa.
Tiba-tiba saja Gema mengeluarkan sesuatu dari dalam tas hitamnya, itu seperti notes kecil. Gema pun langsung memberikannya pada Selina.
"Baca kalau kamu udah dirumah," ucap Gema.
"Isinya apaan sih? Aku penasaran," gumam Selina.
"Buat sekarang simpan aja, bacanya nanti."
Selina terus memandangi notes kecil itu dengan mata yang berbinar, bibirnya tersenyum tipis. Ini kejutan, kejutan dari Gema. Ia jadi tidak sabar untuk pulang ke rumah, Selina penasaran akan isi dari notes kecil itu.
"Kenapa kamu selalu punya kejutan kecil sih Gem buat aku?" Tanya Selina dengan tatapan haru.
"Karena aku sayang sama kamu, aku selalu lakuin apapun cara yang bisa buat kamu senang. Aku juga pengen kalau kamu ngerasa nyaman sama aku, itu kenapa aku suka kasih kejutan kecil buat kamu."
Selina menggenggam tangan Gema.
"Dan supaya kamu selalu ingat sama aku, disimpan baik-baik yah? Cantik," lanjut Gema.
Selina mengangguk dan kemudian menyandarkan kepalanya ke bahu Gema. Bahu itu, selalu jadi tempat untuk Selina menyandarkan kepalanya dan tangan Gema itu akan selalu ia genggam ketika mereka bersama.
"Aku mau kasih pertanyaan, boleh?"
"Boleh Selina, apapun buat kamu."
"Seandainya, tapi kamu jangan marah yah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Love [On Going]
Teen FictionBagaimana rasanya ketika pacar mu tak ingat kalau kalian adalah sepasang kekasih? Dan ia tak pernah ingat apa yang telah kalian jalani. Itulah yang dirasakan oleh seorang pria bernama Gema. Ia harus menerima kenyataan kalau pacarnya yang bernama Sel...