seventeen

1.9K 128 0
                                    

Malvi dan selena sekarang berada diruang tamu setelah selesai makan tadi.

Selena masih diam membisu tanpa berniat bertanya apapun kepada malvi.

Menyadari hal itu malvi mencoba membuka obrolan dengan selena.

"Padahal gua dari tadi nungguin lo nanya, tapi lo malah diem aja"

"E-eh, kenapa malv?" Selena yang sedari tadi hanya diam pun kaget mendengar ucapan malvi.

"Ngga ada, mau tanya sesuatu kan?"

"Iya, boleh?"

Malvi hanya mengangguki kepala nya tanda dia setuju.

"Malv ini rumah siapa, ehh maksud aku mansion siapa? ko aku ga liat ada anggota keluarga kamu yang lain"

Malvi tersenyum sebelum menjawab pertanyaan dari Selena.

"Mungkin lo ga akan percaya kalo mansion ini milik gua tapi kenyataan nya emang gitu, dan disini gua cuma tinggal sendiri ditemenin sama para maid" malvi berbicara sambil menatap kosong kedepan.

Lagi-lagi selena dibuat terkejut oleh jawaban malvi.

"Hah, orang tua kamu kemana?"

"Ohh orang tua ya? gua ga yakin apa mereka masih pantas gua anggap orang tua"

"Malv, i'm sorry aku ga bermaksud"

Mendengar itu selena benar-benar jadi merasa bersalah.

"It's okay, bukan nya lo mau tau kan? yauda sekarang bakal gua kasih tau gimana kehidupan seorang malvi"

"Ngga malv, kalo kamu belum siap lebih baik kamu jangan ceritain sekarang ya?"

Tanpa menghiraukan ucapan selena, malvi pun langsung berbicara.

"Gua ini seorang anak yang haus kasih sayang dari orang tua nya, sedari kecil sampe sekarang gua uda dewasa gua ga pernah sedikit pun ngerasain rasanya disayang sama orang tua gua sendiri, gua ga pernah dipeluk, gua ga pernah ngerasain gimana rasa nya punya orang tua. Sedari kecil gua tinggal sama kakek, beliau yang ngurus gua sampe sekarang gua udah dewasa seperti ini, setelah kakek meninggal gua yang ambil alih semua perusahaan milik beliau, gua ngabisin waktu muda gua cuma buat kerja"

Malvi menjeda ucapan nya lalu menghembus kan nafas nya kasar.

"Mungkin setelah gua cerita soal ini pasti lo udah nemuin jawaban nya sendiri, ya gua adalah sosok orang yang selalu jadi perbincang orang banyak, gua adalah pengusaha muda sukses yang selalu dijadikan bahan topik di dunia luar, gua yang selalu menyembunyikan identitas asli nya. seperti yang lo tau bahkan teman-teman terdekat gua pun ga tau kehidupan gua sebener nya, gua baru cerita ini ke lo dan gua berharap kalo lo bisa tutup mulut soal latar belakang gua"

Selena mendekatkan tubuh nya ke malvi dan langsung membawa tubuh malvi kedalam pelukan nya.

"Maaf malv, udah ngebuat kamu membuka lembaran kusam itu, aku ga tau gimana rasanya jadi kamu pasti berat ya? kamu hebat banget bisa bertahan sampai sekarang, kalo aku jadi kamu mungkin aku udah nyerah lebih dulu sebelum melangkah, i proud of you malvi"

"Gapapa selen, gua juga bangga jadi diri gua sendiri karena bisa sehebat ini" ucap malvi diakhiri kekehan kecil.

"Tapi aku masih ga nyangka kalo kamu ini orang yang selalu dibicarain banyak orang, kamu keren banget"

"Hahaha keren kan gua?"

Selena mengangguk dengan semangat.

"Rugi lo kalo ga suka sama gua, secara gua ini udah sukses dan ga akan miskin 7 turunan" Ucap malvi bangga.

"Cihh, baru dipuji aja udah sombong"

"Harus lah, gua ganteng, cantik, duit banyak, mapan, punya perusahaan dimana mana, terkenal meskipun orang ga kenal muka gua"

"Mau bilang kamu sombong, tapi itu semua fakta"

"Hahaha yauda pacaran sama gua"

"Minta ijin ke daddy"

"Yahh berat banget dah"

Selena terkekeh geli melihat wajah sedih malvi yang dibuat-buat.

Sedang asik mengobrol tiba-tiba ada seseorang yang masuk kedalam mansion dan menghampiri mereka.

Malvi yang melihat bagas hanya menaiki alis nya saja.

"Siang nona nalvi dan nona selena" ucap bagas sopan.

Selena hanya mengangguki kepala nya begitu pun malvi.

"Ada apa?" tanya malvi.

"Bisa kita bicara berdua? ada hal penting yang mau ku katakan"

Malvi berdiri dari posisi duduk nya, sebelum melangkah pergi malvi mengarah ke selena.

"Masuk ke kamar tadi, lo mandi terus istirahat kalo mau pake baju gua yang ada dilemari" ucap malvi sambil mengacak asal rambut selena, setelah itu malvi pergi meninggal kan selena.

***

Bagas dan malvi sedang berada di dalam ruang kerja nya malvi.

"Apa yang mau kau katakan?"

"Seperti nya anda sangat tidak sabaran nona"

"Aku harus menemani kekasih ku asal kau tau"

"Ya ya ya, aku tau"

"Jadi?"

"Kau ingat sebulan lalu aku pernah membicarakan apa kepada mu?"

Malvi mengangguk, dia sekarang paham apa yang bagas maksud.

"Kapan dia akan sampai disini?"

"Dia sudah berada di sini sejak beberapa hari lalu"

"Kenapa secepat itu?"

"Sepertinya dia sudah merencanakan sesuatu"

"Dan yang perlu kau tau, dia sudah mendaftarkan diri disekolah mu dan sekelas dengan mu mal"

Mendengar itu malvi langsung mengusap wajah nya kasar, kenapa bisa seperti ini tuhan? sungguh aku tidak mau membuka luka yang sudah lama tertutup rapat.

"Aku harap kamu bisa mengontrol diri mu sendiri, jadi lah tenang dan jangan lupa awasi orang-orang disekitar mu"

Bagas yang melihat malvi hanya diam saja dia pun menghampiri malvi dan menepuk bahu malvi untuk menguatkan si kecil.

"Kalo begitu aku pergi dulu, dan kau cepat temui kekasih mu itu mungkin dia sudah menunggu mu"

Setelah bagas pergi dari ruangan tersebut malvi hanya bisa menghela nafas kasar hingga berkali-kali.

"Luka lama kembali terasa lagi" batin malvi.

Tidak mau terlalu lama terlarut dengan lamunan nya malvi pun memutuskan untuk kembali dan menemui selena, mungkin beban nya akan berkurang setelah bertemu dengan nya.

Tbc.

***

MALVI [GxG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang