twenty-nine

566 37 8
                                    

★ happy reading!

-

-

-

derap langkah beriringan memasuki kantin, meskipun malvi dikenal sebagai siswa berandalan tapi tampang dan kecerdasan yang dia miliki dapat menolong dirinya dari citra buruk itu.

seperti biasa, mereka akan selalu menjadi pusat perhatian oleh beberapa pasang mata, hal itu selalu berhasil membuat malvi berdecak tidak suka.

malvi tidak suka menjadi pusat perhatian, karena menurutnya itu hal yang sangat menyebalkan.

mereka duduk dimeja yang biasa mereka tempati dipaling pojok yang berada dikantin tersebut.

"siapa yang mau pesen makanan?" tanya geffie kepada mereka semua.

"ya siapa lagi, lu lah" jawab alessa.

"dih, ko gua? ga mau lah anjir. gerome aja tuh, ga ada kerjaan."

perkataan geffie membuat gerome mendelik tidak suka, bisa-bisa nenek lampir ini menyuruh dirinya untuk memesan makanan.

"ogah. lu jangan nyuruh gua seenak jidat lu ya nyet, lu kira diri lu siapa heh!" ujar gerome dengan ketus.

"asal lu tau ya kambing, bokap gua ini ketua rt. jangan macem-macem lu sama gua!" geffie berbicara sambil mengibaskan rambutnya, dengan wajah yang sangat sombong.

"lah baru jadi ketua rt aja belagu, bokap gua ketua rw nih. hati-hati propesi bokap lu lengser dalam waktu dekat" gerome menggerakkan tangannya didepan leher miliknya setelah menyelesaikan ucapannya, seakan sedang memotong lehernya dengan maksud membuat geffie kalah telak.

"lu berdua bisa diem gak? lagian nih ya babi, lu berdua itu rumahnya gak satu komplek. jadi ga ada hubungannya mau bokap lu ketua rt kek, ketua rw kek, orang ditempat berbeda kok bangsat." alessa berucap dengan nada yang kesal, dirinya sudah jengah mendengar perdebatan diantara mereka.

"lah iya, kok bisa-bisanya gua ga kepikiran" ujar geffie sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"lu kan gak punya otak" sahut gerome membuat geffie yang semula tenang kembali tersulut emosi.

"lu?! anjing banget lu ya setan, awas lu ya tai gua abisin lu. sini lu bangsat jangan kabur!" teriak geffie sambil terus berlari mengejar gerome.

melihat tingkah mereka membuat teman-temannya hanya bisa menggelengkan kepala, hal biasa bagi mereka menyaksikan keributan antara geffie dan gerome. tanpa memperdulikan mereka berdua yang masih terus saling kejar-mengejar, pada akhirnya alessa dan joanna yang bergegas memesan makanan.

"malv" ujar alessa sambil membuka telapak tangannya dihadapan malvi.

melihat itu membuat malvi menaikkan alisnya, lalu beralih menatap alessa.

"ck! uangnya mana bosku, katanya mau traktir" mendengar ucapan alessa membuat malvi heran, kapan dirinya berkata seperti itu? tapi biarlah, meskipun begitu dia tetap mengambil dompetnya dari dalam saku. dia menghembuskan nafasnya dengan kasar sambil mengeluarkan uang berwarna merah tiga lembar dari dalam dompet dan memberikannya kepada alessa.

sang empu yang diberi uang sangat kesenangan, tak bisa dipungkiri bahwa alessa memang sangat sering meminta uang kepada malvi tapi dirinya tetap akan bereaksi berlebihan ketika diberikan uang.

"ih malv ganteng banget hari ini, mau pesan apa yang mulia?" ujar alessa kepada malvi.

mendengar itu membuat joanna memutar bola matanya jengah, sedari tadi dirinya terus berdiri hanya menunggu alessa yang sampai saat ini belum selesai menempeli malvi.

MALVI [GxG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang