Ummu warobatul bait

2.1K 122 1
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ


Tandai Typo


Happy reading



"Ingat..!! Dalam menghafal Alquran itu Bukan tentang siapa yang paling cepat menghafalnya Tapi siapa yang hafalannya terjaga sampai tiba kematiannya."

{Ratna Azalea Zahra}



🍂🍂

 



Pukul 07.00. terlihat seorang wanita tengah memperhatikan bayangannya di cermin,
Gadis itu memiringkan kepalanya ke Kana dan kiri, guna melihat apakah ia terlihat pucat dari setiap arah.

Hana memakai sedikit Lipgloss di bibirnya, untuk menutupi wajah pucatnya.
Gadis itu keluar dari kamar, menenteng tasnya. Menuju meja makan,
Sembari bermuroja'ah.

"kutibaalaikumul qitaalu wa Huwa kurHul lakum‚" Hana bermuroja'ah menuruni anak tangga, tanpa melihat keberadaan Haris yang tengah menyimak bacaan gadis itu, dari belakang.

"wa ′asaaaaa an takroHuu syai-aw wa Huwa kḣoirul lakum‚ wa ′asaaaaa an tuḥibbuu syai-aw wa Huwa syarrul lakum, wa__

Hana menghela nafas berat, ia tak ingat ayat selanjutnya
" wa- Wallahu, wal-. Ya Allah" gumam kesal hana

"Wallaahu ya′lamu wa antum laa ta′lamuuuun...." Sambung Haris dari belakang Hana.
Hana menoleh melihat abangnya tengah tersenyum menatapnya.
Tangan pria itu mencubit gemas pipi Hana.seraya berkata

"1 ayat lagi, semangat ya." Ujar nya berlalu meninggalkan Hana.

Hana menghela nafas, ia mengikuti Haris berjalan menuju dapur.
"Pagi ma," sapa Haris mendudukkan bokongnya

"Pagi nak." Ujar Ratna tersenyum, Ratna mengerutkan keningnya menyadari satu anaknya tak berada di meja makan.
" Adik kamu mana?" Tanya wanita itu

"Di sini." Sahut Hana menghampiri ibu dan saudaranya.

Ratna terheran melihat wajah Hana yang sudah lusuh di waktu pagi.
" Kamu kenapa?" Tanya Ratna lembut

Hana menghela nafas mendengar ucapan sang ibu,
Gadis itu menatap Haris, yang tengah mengoles roti.
"Hafalan Nana,"  Hana meletakkan kepalanya di atas meja
"Berantakan." Lesuh Hana, menundukkan kepala.

"Kok bisa?"

Hana menghela nafas, menahan air matanya yang hendak turun.
"Seminggu yang lalu Nana datang bulan," ujar nya di anggukki Ratna.

"selama seminggu itu juga Nana gak muroja'ah, Karna Nana pikir orang yang sedang datang bulan itu nggak boleh muroja'ah."
Ujar nya menarik perhatian haris.

" Makannya Nana tidak muroja'ah, tapi setelah seminggu, hafalan Nana jadi berantakan." Lesuhnya merintihkan air mata.

Haris meletakkan roti di piring Hana, pria itu menatap adiknya tengah merintihkan air mata,
Ia mengerti bagaimana sakitnya ketika hafalan berantakan, sebab ia pun pernah merasakannya.

For you Humaira ku. {New Version}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang