Episode 3

37 7 0
                                    

3rd POV.

Sudah dua hari (Y/n) berdiam di mansion besar ini. Karena Bibi Yukiko sedang mengurus surat kepindahan mu dengan SMP yang sama dengan Shinichi.

Shinichi sendiri menemani (Y/n) yang sendirian di rumah. Kini mereka sedang menonton acara tv yang membahas mengenai dunia ilmiah dan kimia.

Hingga akhirnya bel rumah berbunyi. Membuat mereka berdua menoleh. "Ya ampun, siapa orang bodoh yang bertamu di akhir pekan?!" Ucap Shinichi malas.

Shinichi kembali menoleh merasakan baju lengannya di tarik pelan. "Biar, biar aku saja yang periksa."

"...tidak apa?" Bukan maksudnya khawatir, hanya saja Shinichi sudah tahu ketakutan (Y/n) dengan orang baru. Siapa lagi kalau bukan ibunya yang memberi tahu.

(Y/n) mengangguk. Lalu beranjak menuju layar di sebelah pintu untuk melihat tamu yang datang di depan rumah.

Terlihat dua orang perempuan yang berdiri di depan rumah. Menyalakan tombol speaker, ia bertanya, "permisi, ingin bertemu siapa, ya?"

Seketika mereka berdua terlonjak kaget. Terlihat wajah perempuan yang berambut pendek berkerut tajam seakan ia melihat sesuatu yang menjijikkan. Sedangkan yang berambut panjang, wajahnya menggelap.

Tak lama kemudian, ia tersenyum cerah. "Maaf, kami ingin bertemu dengan Shinichi."

(Y/n) menelengkan kepalanya. 'Temannya Shinichi? Em... Apa itu Ran? Kalau begitu, Ran itu yang mana?' batinnya berpikir.

Dahulu, (Y/n) hanya mendengar cerita Conan bersama dengan Teman Pena nya, Misaki Kou. Sehingga, (Y/n) tidak tahu bagaimana perawakan para tokoh di cerita ini.

"Oh, baik. Tunggu sebentar." (Y/n) segera membukakan pintu gerbang dan memanggil Shinichi.

"Shinichi-san-"

"Nii-san." Potongnya ketus.

"... Nii-san, ada tamu untuk mu."

"Hah? Oh? Ran, dan Sonoko. Kalau begitu, ayo kita sambut bersama." Shinichi berdiri, hendak menggandeng tangan (Y/n).

Karena belum terbiasa, (Y/n) sedikit menghindar. Membuat Shinichi terpaku. "Itu... Aku akan menyiapkan minum." Ucapnya, lalu segera berlari menuju dapur.

'Melakukan kontak mata dengan orang baru saja, sudah membuatnya takut. Ya ampun. Ada apa dengan anak itu?' Shinichi hanya menghela nafas. Lalu melenggang membukakan pintu depan.

(Y/n) menuangkan minuman dengan perisa jeruk ke dalam 3 gelas. Meski sedikit tumpah-tumpah karena botolnya yang berat.

Lalu membawa 2 gelas ke dalam nampan. Bagaimanapun tangan kecil nya belum bisa mengangkat berat 3 gelas sekaligus.

Ketika (Y/n) sampai di ruang tamu, ia melihat suasana tegang diantara mereka bertiga. Senyap-senyap ia mendengar suara.

"Aku tidak menyangka, ternyata kau seorang pedofil, Shinichi."

"Apa maksudmu?! Aku-" Shinichi seketika berhenti berteriak ketika melihat (Y/n) yang terdiam sambil membawa 2 gelas yang lumayan berat, dan terpaku melihat mereka.

Ran dan Sonoko mengikuti arah pandang Shinichi. Dan kaget ketika melihat seorang gadis yang terlampau imut (di pandangan mereka).

Lalu Shinichi berbisik. "Ran, lepaskan bajuku. Menurut hukum undang-undang, kita seharusnya tidak memperlihatkan kekerasan kepada anak-anak. Kecuali jika itu adalah pendidikan seni bela diri." Cicitnya menunjuk kerah baju yang digenggam Ran.

Menurut, Ran melepaskan cengkraman nya, dan wajahnya berubah lembut. "Halo..." (Y/n) masih terdiam dan tidak berani melangkah.

Shinichi segera melenggang, dan menepuk pelan kepala (Y/n). "Berbincang lah bersama mereka dulu. Aku akan menyusul." Lalu segera pergi meninggalkan mereka bertiga.

Pikiran (Y/n) loading. 'Hei, apa maksudmu?! Ini tamu mu!'

Melihat (Y/n) yang termangu, Ran mencoba menjadi akrab. "Em.... Halo... Mau duduk bersama kami?"

....

Berulang kali Sonoko, dan Ran mencoba mengajak bicara (Y/n), namun ia hanya sesekali menjawab dengan anggukan kecil maupun gelengan.

Hingga Shinichi datang membawa dua gelas lagi berisi cairan berperisa jeruk. Melihat suasana canggung di depannya, Shinichi hanya menghela nafas. Ia menaruh gelas itu, di depan (Y/n) dan meminum satu gelas lainnya.

Melihat gelas yang ada di hadapannya, (Y/n) menelengkan kepala. "Kau tidak akan berdiam diri seperti ini seumur hidupmu, 'kan?" Ucap Shinichi mengusak rambut (Y/n).

"Bersosialisasi lah walau sulit. Hidup bukan hanya tentang dirimu saja." (Y/n) hanya mengangguk.

Tersenyum, Shinichi lalu berkata, "kalau begitu, coba perkenalkan dirimu."

Menatap ke depan, dengan ragu-ragu (Y/n) mulai bersuara. Membuat Ran dan Sonoko mulai tersenyum senang. "Perkenalkan... Emm.. nama saya (Y/n). (Y/n) Ozora. Salam kenal..."

Ran tersenyum sumringah hingga matanya menyipit. "Salam kenal juga, Ozora-chan."

....

Kedatangan Sonoko dan Ran ke sini adalah untuk tugas kerja kelompok mereka. Sesekali (Y/n) ikut membantu. Yaa.. hanya untuk materi yang mudah saja...

Meski begitu, hal itu sukses membuat mereka bertiga terkejut. Bagaimana bisa anak 8 tahun tahu materi yang anak SMP saja belum tentu hafal.

(Y/n) hanya menjawab, "Bukankah hanya perlu dipikirkan dengan logika?"

Meski begitu, (Y/n) tidak ingin menambah resiko, dan pura-pura tidak tahu materi lainnya.

Hingga akhirnya, (Y/n) merasa mengantuk dan tak tanggung untuk menahannya. Ia tertidur begitu saja di pangkuan Shinichi. Mengingat mereka adalah sepupu, dan (Y/n) masih canggung dengan kedua perempuan di depannya.

Ran tersenyum melihat wajah polos (Y/n) yang tertidur pulas. "... Sejak kapan ia tinggal di sini, Shinichi?"

"Sejak dua hari yang lalu."

"Memangnya ada apa, hingga dia harus tinggal disini?" Kali ini Sonoko yang bertanya dengan mata tajamnya.

"Dia harus mengikuti akselerasi ke jenjang SMP. Karena itu ia dititipkan di sini. Mengingat aku adalah sepupunya yang juga masih di bangku SMP. Lagipula dia harus ditemani oleh keluarga. Kalian tahu, bagaimana sikapnya dengan orang baru."

Sonoko, dan Ran mengangguk paham. "Kalau begitu, kami juga akan menjaganya!" Seru Ran semangat.

Sontak Sonoko terlonjak. "Kami?! Aku juga harus menjaganya begitu?!"

"Ayolah Sonoko, bukankah seru jika kita mempunyai adik yang satu sekolah dengan kita?"

"Hei?!"

Shinichi menjatuhkan bulir keringat di kepalanya. "Sejak kapan dia jadi adik kalian?"

Skip Class (Acceleration!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang