Episode 12

8 3 0
                                    

"Nee.. Misaki, apakah kau tidak lelah?" (Y/n) menelengkan kepalanya. Biasanya jika ia sudah berminat untuk fokus kepada suatu hal, bukan masalah untuknya untuk duduk berjam-jam. Namun, sepertinya hari ini jiwa anak kecil seorang Ozora (Y/n) sedang menguasai dirinya. Padahal ia baru saja duduk selama 2 jam untuk mengamati dan mengenal sepak bola lebih jauh dari Misaki, tapi rasanya ia sudah bosan setengah mati. 

Tendangan bola Misaki terhenti; kepalanya menoleh menatap (Y/n) yang memeluk lututnya sendiri. Tak lama kemudian ia tersenyum, membuat (Y/n) terheran. "Huh..?"

"Ah, tunggu sebentar, ya." Ucapnya lalu segera melenggang pergi sambil memeluk bolanya. Sekitar 5 menit kemudian, Misaki kembali sambil membawa 2 botol dipelukannya. Bolanya? Tetap digiring, kok. "Nih." 

"Arigatou..." Balas (Y/n) menerima botol kemasan itu. "Minuman perisa jeruk..?" 

Misaki mengangguk. "Biasanya kau selalu memberiku hadiah. Lalu sering kulihat kau sering memakan apapun yang rasanya jeruk (permen jeruk, yogurt jeruk, buah jeruk, dsb), jadi aku hanya terpikirkan memberikan ini." Jelas Misaki sambil tersenyum lembut sambil memperlihatkan kalau ia meminum minuman yang sama. 

'Gila! Gila! Gila! Mataharinya ada dua!!?' Batin (Y/n) meleleh. "Uhh... Arigatou." (Y/n) menunduk.

Misaki tertawa, "Kau sudah mengatakannya dua kali, Ozora." Perkataan itu sontak membuat (Y/n) kembali menunduk malu. Meski begitu, Misaki tetap tersenyum, "Kalau begitu, doumo~"

....

"Ngomong-ngomong, bolehkah aku bertanya?" 

(Y/n) menoleh, "Hm? Kau sudah bertanya, Misaki."

Seketika Misaki menggaruk belakang telinganya yang tidak gatal, kelabakan menjelaskan. "Uuh... Itu... Maksudku.."  

Seketika (Y/n) tertawa. "Bercanda. Apa yang ingin kau tanyakan?" 

Misaki sedikit menunduk meski matanya masih melirik (Y/n). "Itu.. aku tahu ini tidak sopan, tapi... Laki-laki yang selalu mengantarmu itu.."

"Oh, itu kakakku." 

"Oh. Benarkah? Sudah kuduga. Oh! Bukannya aku berpikir aneh-aneh tentangmu dan kakakmu, hanya saja.." Sekali lagi (Y/n) tertawa, membuat celotehan Misaki terhenti. "Eh..?"

"Ahahaha. Aduh, maafkan aku Misaki. Aku tahu maksudmu. Kita tidak terlalu mirip--maksudku, memang tidak mirip, 'kan? Jika kamu mau tahu, marga kami berbeda, lho. Dia Kudo Shinichi, dan aku Ozora (Y/n). Lihat, berbeda 'kan?" Seketika Misaki membeo aneh. Hal itu membuat (Y/n) terkekeh. "Tapi kami tetap saudara--lebih tepatnya saudara sepupu."

"Oh.. begitu. Lalu nee-san yang disana pasti.."

(Y/n) melirik, lalu berbisik; "benar. Kalau bisa aku ingin menjodohkan mereka. Kau tahu? Mereka diam-diam saling suka, tapi mereka tidak tahu perasaan satu sama lain. Lihatnya bikin gemas." Misaki yang memperhatikan (Y/n) bicara sedari tadi, seketika tertawa kecil. 

"Eh..?"

"Ozora, terkadang kau berbicara seakan kau bukan anak kecil. Padahal kita seumuran."

"Tidak, tuh. Sepertinya aku lebih tua darimu, kok." Balas (Y/n) tidak mau kalah. Well, memang tidak salah. (Y/n) memang lebih tua--secara mental.

Misaki berusaha menatap (Y/n) setelah gadis itu berucap. "Benarkah? Kalau begitu, sebutkan pada bulan apa kau lahir!" Godanya ketika melihat wajah (Y/n) yang panik. 

'Lupa lagi, kalo tua-an Misaki daripada Tsubasa.' Seketika (Y/n) tepuk jidat. 

"Etto... Januari...(?)" Ucap (Y/n) tak yakin, sambil memaksakan senyumnya. Misaki segera mendekatkan wajahnya; memastikan apakah (Y/n) benar-benar jujur. "Uggh..." Seketika (Y/n) menciut. Giliran begini, Misaki kelihatan seremnya. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Skip Class (Acceleration!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang