Chapter 10

1.9K 131 5
                                    

Lelaki jangkung berkulit putih berlari-lari di koridor rumah sakit. Seperti orang tak tahu arah. Jiwanya melayang begitu saja ketika mengetahui Jake dilarikan ke rumah sakit.

Kelas pagi ini ia tinggalkan. Rasa khawatirnya pada Jake membuatnya ingin melihat pemuda Shim itu sekarang juga.

Akhirnya Sunghoon menemukan Jay, Jungwon dan mama Shim yang berada di depan ruang UGD. Kaki Sunghoon melemas, tenaganya hilang begitu saja.

Sebenarnya apa yang terjadi? Mengapa Jake dilarikan ke rumah sakit? dan mengapa aura ini terasa begitu berbeda?

Sunghoon butuh penjelasan. Namun ketiganya bungkam. Seakan semesta tak menganggap Sunghoon ada di muka bumi ini.

Dokter keluar dengan seragam kebanggaannya. Ia menatap lamat-lamat mama Shim. Pandangan itu terasa pilu.

"Gegar otak yang di alami saudara Jake keadaannya semakin memburuk. Kami tim medis akan melakukan yang terbaik untuk mempertahankan Jake."

Jiwa Sunghoon seakan melayang. Seluruh tubuhnya mati rasa saat mendengar penjelasan dokter. Mama Shim kembali terisak. Tubuhnya semakin kurus.

Jay dan Jungwon sudah tak dapat membendung air mata. Mereka terisak pelan sembari menunduk. Sunghoon masih tak percaya akan semuanya. Ini hanyalah mimpi buruk yang menghantuinya.

"Won, bilang ke gue ini cuma mimpi." Pinta Sunghoon pada sepupunya. Namun sepupunya itu hanya menggeleng.

"Ini nyata. Lo lagi ga mimpi. Jake emang sakit semenjak kecelakaan dua tahun lalu. Saat dia mau dateng ke acara kelulusan lo Hoon." Jelas Jay.

Lelaki jangkung itu merasa bersalah. Disini memang ialah yang bersalah. Sunghoon kian menyesal dahulu tak mencari tahu tentang keadaan Jake.

Pelupuk mata Sunghoon sudah dipenuhi air mata. Satu persatu, tetes per tetes air mata jatuh membasahi wajah Sunghoon.

Dirinya terisak seperti yang lainnya. Dunia terasa kosong. Tak ada yang menarik. Hitam dan putih. Jika Sunghoon bisa, ia rela mengidap gegar otak sementara Jake hidup bahagia.

Tapi mengapa hal malang ini menimpa pemuda baik seperti Jake? Kenapa bukan dirinya yang seperti bajingan ini?

"Jake... maaf. maafin gue..." lirih Sunghoon di sela-sela tangisnya.

Alat Elektrokardiogram berbunyi nyaring. Membuat para dokter menghembuskan nafas yang terasa berat.

"Maaf untuk keluarga saudara Shim Jake, Kami telah gagal." Lirih dokter tersebut.

Isak tangis semakin kencang. Rasa kehilangan seakan menusuk jantung. Mama Shim jatuh pingsan. Perawat segera membawanya untuk diperiksa.

Sunghoon, Jay dan Jungwon memasuki ruang UGD. Nampak tubuh kaku Jake serta bibir pucat terbaring di ranjang rumah sakit. Ketiga pemuda itu tak kuasa melihat orang tersayangnya terbaring lemah disana.

Tangis kembali pecah. Sunghoon mendekat dan menatap sendu wajah tenang Jake. Sekarang dirinya sudah tak bisa menatap netra indah milik Jake. Netra indah itu sudah tertutup.

"Ternyata gue terlambat Jake. Gue terlambat untuk mengakui hati gue cuma buat lo." Lirih Sunghoon.

Sunghoon mencium kening Jake lama. Ciuman yang pertama dan terakhir baginya dan Jake. Bagi Sunghoon, Jake adalah sebagian hidupnya. Sayangnya ia telat menyadarinya. Jake adalah pemuda yang ceria dan mampu membuatnya bahagia bila disamping pemuda itu.

Bergantian dengan Sunghoon, Jay menghampiri sahabatnya. Ia menggenggam erat tangan sahabatnya, menatap wajah tenangnya itu. Air mata kian deras membasahi wajah Jay.

Jay Seakan kehilangan semangat hidupnya. Ia kehilangan sahabat tercintanya. Jake adalah matahari dihidupnya yang selalu memberinya motivasi dan menghiburnya dengan guyonan konyol. Jake selalu berhasil membuatnya tersenyum.

Jungwon pun juga merasakan hal yang sama. Kehilangan sosok teman yang sangat berpengaruh terhadap perkembangannya. Jake selalu menyuruhnya untuk belajar bahkan tak jarang Jake mengajarkan materi-materi pada Jungwon. Akankah Jungwon merasakan hal itu kembali? ia rindu Jake memarahinya karena dirinya malas belajar.

Sekarang Jake tak lagi berada di sisi mereka. Jake sudah tenang disana. Menari-nari merayakan kebebasan dari rasa sakit yang selama ini ia derita.

Ketika orang tersayangnya hanya bisa melepaskannya. Merelakan yang telah pergi. Walaupun masih berharap Jake akan kembali lagi. Semuanya kini telah usai.

Selamat tinggal Jake Shim, kenanganmu selalu ada di hati orang-orang tersayangmu.



























---
THE END
---
























HOREE END!
Sad ending nihh, gimana?
Author suka yang angst soalnya hehehe...
Ingat ya! ini cuma fiksi, CUMA FIKSI BELAKA!
Sampai jumpa di book selanjutnya!

Kakel ; Sungjake [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang