13

51 8 0
                                    


Flashback


Sebelum Fiat tertidur ada sebuah panggilan di telepon sambung kamarnya yang memang sudah tersedia ditempat itu.

“halo.”

“Rumah kosong belakang sekolah jam 1 nanti, atau semua rahasia mu terbongkar disini.” ucap orang dibalik telepon itu lalu kemudian mematikan sambungan teleponnya.


Tutt.....

“Kau bermain dengan orang yang salah.” monolog Fiat sambil tersenyum licik lalu segera mengambil Hoodie dan tidak lupa membawa pulpen lalu melihat pulpen itu sambil tersenyum.

.

.

.

Dimalam yang gelap Fiat berjalan memasuki rumah kosong itu keadaan sekarang benar-benar sepi apalagi dilengkapi suara burung hantu yang menambah mencekamnya malam ini.

“Waahhh kau benar datang?” Lalu Clara berjalan mendekati Fiat sambil memegang sebuah pisau di tangannya lalu tersenyum kearahnya.

“Tentu aku akan datang untuk meladeni orang gila seperti mu.”

“Sepertinya kau sangat senang saat kau mempermalukan ku dan menghancurkan karir ayahku?” sambil berjalan memutari Fiat.

“ouhh tentu melihat seseorang yang hancur bahkan lebih hancur dari hidupku itu adalah kebahagiaan ku.”

“BRENGSEK!”

Clara yang berniat menusuk pisau itu kearah Fiat namun langsung Fiat tepis dan menjatuhkannya kekayu-kayu yang sudah terbengkalai namun masih di penuhi paku-pakuan berkat.

“Akhhh....” Ringisnya saat Lehernya tergores kayu runcing lalu kemudian Fiat mengambil pisau yang jatuh dari tangan Clara.


Jleb...




Pisau itupun menancap kedalam perut Clara yang terlapis kaos putih hingga darah merembes kedalam kaos baju putihnya itu.

“ARGhhjhkkkkk....” teriaknya itupun adalah suara terakhir yang dikeluarkan oleh Clara didetik sisa nyawanya.

Fiat pun mencabut pisaunya dan kemudahan manaruh pisau itu kedalam saku bajunya lalu mengeluarkan sebuah pulpen yang tadi ia bawa.

‘Jika ada yang mengambilnya kemungkinan besar dia ingin bermain denganku.' batinya kemudian pergi dari tempat itu.

Tepat saat Fiat pergi beberapa menit ada seseorang yang datang kedalam rumah kosong itu dan melihat Clara yang tergeletak lalu iapun tersenyum licik.

Flashback end

.

.


.



“Leo....Leo bangun sudah pagi.” Panggil Fiat kepada Leo yang tak kunjung bangun dari tidurnya dengan tangan yang masih melingkar di pinggangnya.

“Hari ini libur Fiat tidurlah lagi.” bukanya bangun justru Leo semakin mempererat pelukannya.

“Itu kau yang libur bukan berarti aku juga libur dalam pekerjaan ku!” kesal Fiat yang tadinya ingin membantu maid yang lain untuk mempersiapkan sarapan harus terjebak pada anak majikannya ini.

Ceklek...

“Leo....” kalimat itu megantung saat tiba-tiba Leon masuk kedalam kamar makanya dan melihat Fiat yang dipeluk kakanya membuat sang empunya tidak bisa bergerak.

“butuh bantuan Fiat?” Tanya Leo dengan senyuman liciknya sedangkan Fiat hanya mengangguk.

.


.

.



Leo masih nyaman dengan tidurnya iapun mencoba memasuki wajahnya kedalam leher Fiat dan menguselnya namun seketika ada yang aneh dengan yang dia peluk sekarang dia merasakan tubuh Fiat yang sepertinya semakin berotot tidak mungkin kan Fiat seketika punya otot dalam satu malam.

Dan rasa tiba-tiba ada yang mengelus pipi Leo semakin bingung lagi saat Leo merasakan sebuah tangan yang lumayan lebih besar dan agak kasar sedikit.

Merasa ada yang janggal Leo pun langsung membuka matanya yang tadi asik dalam dunia tidurnya.
“ARGGHHH...... BRENGSEK!!!!” teriak Leo terkejut lalu Leon yang melihat sang kakanya yang hanya menjauhkan tubuhnya dari dirinya hanya tertawa puas.

“HAHAHAHAHA!!!!...”




BRUGGHH.....


Segera Leo menendang tubuh saudaranya sendiri dari atas kasur kemudian berjalan untuk mengambil handuknya dan pergi kekamar mandi.

“Dasar Kaka biadab,” Leon pun segera berdiri dari duduknya dan keluar dari kamar Leo.



.


.



.





Setelah sarapan Leo pun pergi bersama Leon kemarkas teman-temannya, “Wahhh wahhh sepertinya ada yang kesiangan.” ucap Tho meledek lalu melemparkan cemilannya kearah Leon.

“Sepertinya kau mengalami pagi yang buruk,” celetuk Aek yang tentu saja itu benar ketika melihat Leon yang sepertinya tertawa puas.

“Jadi mau dibawa kemana misi mu ini, kau yakin bermain dengan bocah aneh itu?” tanyanya Pod kepada Leo yang lebih fokus mengunyah cemilannya.

“Fiat tidak aneh, dan apa maksud mu bermain dengan Fiat.”

“Diamlah Pod disini ada seseorang yang tidak bisa diajak kerjasama.” celutuk Leo kepada Pod yang membuat sang empuh diam.




BRUGGHH....




Tiba-tiba Leon meninju wajah Leo sekali dan menarik kerah bajunya dengan kuat, “Hentikan semua yang kau lakukan itu.”



BRUKK!





Leo pun mendorong tubuh adiknya dengan keras hingga sekarang dia berada di atasnya.

“Leon!”

“Leo hentikan ini.”

Teriak teman-temannya namun tidak digubris oleh sang empunya, “ Dengar jika kau berani mencampuri urusan ku, kupastikan bocah itu mati di tangan ku dan di hadapan mu!” lalu melepaskan cengkraman tangannya dikerah sang adik.

Leon pun segera pergi dari tempat itu, “Leon!.... Leon!.... Leon!...” teriak Pod memanggil nama Leon berharap Leon kembali kedalam markasnya.

“LEO! Apa yang lakukan bodoh kenapa kau biarkan dia pergi jika nanti dia membocorkan semuanya bagaimana!” kesal Tho pada Leon.

“Jangan salahkan Leo salahkan yang tiba-tiba membahas misi ini tidak tahu keadaan.” ucap Aek sambil melihat kearah Pod semua matapun tertuju kearah dirinya.

“Tenanglah dia tidak akan berani membocorkan rencana ini dia sangat menyayanginya bocah itu sepertinya.” Leo pun berjalan kearah Pod dan menepuk pundaknya.

“Kau harus bertanggung jawab atas tindakan mu.” Ucap Leo lalu kembali duduk.

“Kenapa aku bukanya kata mu dia tidak akan membocorkan misi kita.” kesal Pod pada Leo lalu Leo yang mendengar perkataan Pod ia pun berdiri dan menarik kerah baju bocah itu.

“Tidak membocorkannya bukan berarti dia tidak akan mengagalkan misi kita!”











SKY AND NIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang