Bab 05 : Pertemuan Dengan Marquis

2.4K 389 52
                                    

Gerbang dibuka, menampilkan seorang pria paruhbaya dengan rambut gondrong dan para bawahan yang berbaris dibelakangnya.

Mereka membungkuk hormat pada Mara yang berdiri didepan gerbang. "Salam, Pangeran."

Mara mengangguk sebagai respon.

"Silakan masuk, Pangeran." ujar Yurvant menyambut kedatangan Mara dikediamannya.

" ujar Yurvant menyambut kedatangan Mara dikediamannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yurvant Vactory

Mereka berjalan bersama didepan dengan para bawahan yang berkumpul dan berjalan dibelakang mereka.

"Kakimu masih sakit?" Jeanno berjalan disamping Haechan yang sedang dirangkul oleh Jainver.

"Menurutmu?"

"Masih."

"Kalau tahu kenapa kau bertanya?" ketus Haechan.

"Aku khawatir," balas Jeanno. Haechan mendengus.

"Pangeran, bagaimana kabar Yang Mulia?" tanya Yurvant pada Mara.

Mara menjawab acuh tak acuh, "Baik."

Yurvant tersenyum. "Ngomong-ngomong Pangeran, siapa anak lelaki yang bersama anak Duke Luroy itu?"

"Dia Hayan."

"Hayan? Anak Duke Johnsen?" Yurvant untuk menyakinkan.

"Mn."

"Ternyata dia memiliki wajah yang tampan. Bibit Duke Johnsen memang tidak perlu diragukan lagi."

"Iya," balas Mara tiba-tiba.

Mereka duduk dikursi yang telah disediakan. Jainver melepaskan rangkulan tangan pada Haechan, berucap, "Duduk disini."

Haechan duduk. Ditengah-tengah Jeanno dan Jainver. Mara berada disebelah Jeanno sedangkan Rexon duduk disamping ayahnya. Dan Gustave berdiri dengan tangan dibalik punggung dibelakang tuannya itu.

Yurvant menggosokkan tangannya. Memulai, "Pangeran, apa yang membuat anda datang kemari? Kenapa tidak mengatakannya dulu agar saya bisa meminta para bawahan saya untuk menjemput anda."

"Ayah," balas Mara dengan seraut wajah datar.

"Apa terjadi suatu masalah di istana?"

"Tidak."

"Lalu, apa yang membuat Raja Jaeffrey mengirim anda kemari?"

"Pengkhianat."

"Pengkhianat?" ulang Yurvant. Dia memastikan, "Apa terjadi pengkhianatan di istana sehingga Raja Jaeffrey mengirim anda kemari untuk menyelidiki masalah ini dengan saya?"

"Iya," balas singkat Mara lagi dan lagi.

Haechan tersedak berkali-kali mendengar Mara membuka suara. Lelaki itu benar-benar minim bicara dan hanya berkata sepatah dua patah kata saja.

I BECAME THE ANTAGONIST IN MY OWN NOVEL || Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang