Bab 06 : Menginap

3.2K 421 83
                                    

"Jantungnya,"

"Jantung Hayan?"

Mara mengangguk kecil. "Jantungnya melemah," lanjutnya.

"Apa yang Hayan pikirkan hingga sampai seperti itu? Dia terlihat tidak baik-baik saja tadi. Sesuatu yang berat pasti mengganggu pikirannya saat ini," kata Jeanno.

Yang lain mengangguk. Jainver membuka suara, "Hayan sepertinya tadi sedang menggumamkan sesuatu."

"Aku dengar sedikit. Dia bilang maaf karena dia bersalah," jawab Jeanno.

Mara tampak berpikir. Tapi tidak ada yang tahu tentang apa yang dipikirkannya.

Haechan masih terpaku ditempat. "Sialan! Aku kecolongan," umpatnya menggeram.

"Sistem!"

PING

[Apa Anda Memerlukan Bantuan]

"Bantuan kepalamu!" Maki Haechan. "Apa yang telah kau lakukan? Kau.. berani-beraninya kau mengambil keputusan tentang hal itu padaku!"

[Para Pembaca Menginginkannya]

"Peduli setan dengan pembacaMu itu!" Wajah Haechan memerah. Dia malu dan mencicit, "Bisa-bisanya kau melakukan itu! Itu.. itu adalah ciuman pertamaku dan kau memberinya kepada si sialan Mara."

[Keren]

Haechan shock. Keren katanya?

"Sistem, kau gila ya?" Haechan mulai frustrasi pada sistem dihadapannya itu. "Kalau gila, jangan mengajakku!"

[Pangeran Pertama Mara Akan Segera Datang. Harap Persiapkan Diri Anda]

Sistem sialan!

Berpura-pura tuli dan kembali mendatangkan karakter yang seharusnya Haechan hindari saat ini.

"Jeanno, kalau ada yang bertanya tentangku, katakan saja jika aku sudah tidur," ujar Haechan kembali masuk kedalam selimutnya.

Jeanno yang masih duduk bersandar diatas tempat tidur yang sama dengannya itu, mengerutkan dahi bingung. "Ada apa?"

"Lakukan saja apa yang kukatakan."

Jeanno acuh tak acuh, kembali membaca buku tebal berwarna emas ditangannya itu.

Pintu terbuka, menampilkan sosok Mara yang berjalan mendekat kearah Haechan. Lelaki itu melirik Jeanno.

Paham maksudnya, Jeanno menjawab, "Dia tidur."

"Masih?" tanya Mara berdiri disisi samping Haechan.

Jeanno mengangguk.

Mara duduk ditepi tempat tidur dimana Haechan sedang berpura-pura tertidur. Pandangannya melirik wajah Haechan, matanya berkedip lembut.

Jeanno mengalihkan atensinya pada sang kakak. Sebuah ide muncul dikepalanya. Dia tersenyum nakal dengan tangan yang terulur untuk menjepit hidung Haechan.

"Hhkkk," Haechan tak bisa bernapas. Matanya terbuka dengan cepat dan napasnya tersengal-sengal karena Jeanno.

"Kau!" Nyalangnya menatap Jeanno yang tertawa keras.

Sesuatu yang hangat terulur didahinya. Haechan tertegun, mendapati Mara yang sedang memeriksa panas pada dahinya itu.

[Anda Memperoleh 100 Poin. Poin Anda Saat Ini Adalah 1520]

"Tidak panas," ucap Mara kemudian.

Haechan mengerjap bingung. Mara memeriksa dahinya dan disusul oleh Jeanno yang juga ikut-ikutan untuk memastikan bahwa dahinya itu tidak panas.

I BECAME THE ANTAGONIST IN MY OWN NOVEL || Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang