Chapter 4 [Rival]

36 4 0
                                    

Langit yang awalnya biru berubah menjadi abu abu, menandakan bahwa sebentar lagi hujan akan datang. Jalanan kota dipenuhi oleh mobil yang terjebak macet. Suara klason memenuhi jalanan tersebut.

Untung saja aether sekarang menggunakan motor, jadi dia bisa menyelip beberapa mobil yang berhenti. Udara dingin menerpa tubuh yang hanya terlapis oleh seragam sekolah itu.

Selang beberapa menit, dia hampir sampai ke mansion miliknya. Namun sepertinya cuaca tidak sedang bekerja sama dengannya. Air hujan turun dengan deras secara tiba tiba.

Aether tidak peduli dengan seragamnya yang basah akibat hujan. Dia ingin cepat cepat pulang ke mansion, tubuhnya sudah sangat lelah.

Tin tin tin

Klakson motor di pencet beberapa kali oleh aether hingga pagar mansion terbuka dengan lebar. Aether segera memasuki halaman mansion dan memarkirkan motornya di garasi.

Dia berjalan dengan tergesa gesa memasuki mansion. Tidak peduli dengan air yang menetes dari seragam miliknya dan membasahi lantai mansion.

Beberapa maid berlari ke arahnya dengan membawa beberapa handuk. Aether berhenti saat mereka semua sudah mengerubunginya.

Rambutnya di keringkan oleh seorang maid dan sebuah handuk bertengger di bahu kecil miliknya. Tas sekolah milik aether pun sudah di bawa oleh maid yang lain.

"Tuan muda, kenapa anda hujan hujanan" ucap seorang maid sembari mengeringkan rambut miliknya.

"Lalu, aku harus menunggu hingga hujan reda. Gitu?"

Maid yang lain menggelengkan kepalanya cepat. "Anda bisa menelfon supir tuan muda" ucap seorang maid

"Malas" ucap aether sembari menepis tangan maid yang sedang mengeringkan rambutnya. Dia berjalan menuju kamarnya dengan diikuti maid maid tadi.

Pintu kamar terbuka dengan lebarnya menampilkan seorang lelaki yang tampak masih terlihat muda. "Tuan, air hangatnya sudah saya siapkan" ucapnya dan diangguki oleh aether

"Mari saya bantu"

Lelaki itu menuntun aether ke kamar mandi yang ada di dalam kamar aether. Dilepaskan seragam basah itu dan diberikan ke tangan lelaki tadi.

Aether memasuki bathtub dan berendam disana. Memejamkan matanya dan merileks kan tubuh miliknya itu. Kepalanya tiba tiba di pijat oleh seseorang dan itu membuat aether menjadi nyaman.

"Tuan, lain kali jika hujan anda bisa menelfon supir atau menelfon saya" ucapnya

Aether membuka matanya dan menatap lelaki itu. "Aku bawa motor"

"Motor anda nanti akan dibawa oleh bodyguard tuan"

"Terserahmu chonghyun" ucap aether pasrah.

Chonghyun menuangkan sampo di tangannya dan menggosoknya. Kemudian diusapkan ke rambut milik aether. "Saya takut anda sakit" ucapnya.

"Tidak akan"

Chonghyun memijit kepala aether pelan. "Bisa saja tuan muda"

"Aku tak selemah itu"

Chonghyun tidak mengatakan apapun kembali, dia fokus memandikan tuan mudanya. Dia tulus sayang pada tuan muda nya itu bahkan jika tuan mudanya menyuruh dia untuk meninggalkannya, maka dia akan menolak dengan keras.

"Chonghyun" ucap aether sembari turun dari bathtub.

Chonghyun mendongak. "Iya tuan muda?"

"Bagaimana perkembangan dia?"

Chonghyun tersenyum tipis lalu mengambil handuk di sebelahnya dan melilitkannya pada tubuh aether. "Belum ada perkembangan tuan muda"

Aether mengernyitkan dahinya. "Sedikit pun?"

RivalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang