Aether memasangkan aerphone di telinga miliknya dan memilih lagu yang akhir akhir ini sedang dia sukai. Sedari kecil aether memang sangat menyukai musik, bahkan ada beberapa kaset yang selalu dia sembunyikan di dalam kamarnya. Kenapa disembunyikan? Alasannya cukup simpel, dirinya malu. Dia malu saat seseorang mengetahui bahwa dia menyukai musik.
Bahkan puluhan kaset menyebar di kamarnya dan dia sembunyikan di bawah tempat tidur. Terkadang saat sedang badmood, dia akan menyetel kaset tersebut dan termenung seorang diri. Aether juga rela mengeluarkan jutaan uang untuk membeli sebuah kaset. Yah, secinta itu aether dengan musik. Sayangnya sekarang tanpa dia sadari, dia menyenggol tubuh rivalnya saat diriny sedang asik mencari sebuah lagu.
"Aether sialan!" Maki childe dan dikacangi oleh aether.
Childe yang tak terima pun menarik kerah baju aether hingga aether terjatuh ke belakang. Lelaki itu mendesis dan mengusap pantatnya yang terasa sakit. Setelah itu, dia berdiri dan menatap childe tajam."Apa apaan sih!" Maki aether.
"Lo yang apa apaan sialan! Lo nyari mati ya!" Ucapnya sembari menunjuk nunjuk muka aether.
"Lo duluan yang mulai!"
Childe merasa sangat terzolimi akibat terkena fitnah aether, akhirnya memukul pipi kanan pemuda pendek itu. "Mampus!!" Makinya dengan nada bangga.
Aether yang terpancing pun memukul balik childe hingga perkelahian tak bisa dihindari di lorong sepi itu. Hingga beberapa saat kemudian seorang guru yang tak sengaja lewat disana, langsung menghampiri mereka berdua dengan perasaan yang teramat jengkel. Guru itu berjalan ke arah childe dan aether lalu menarik telinga mereka berdua secara bersamaan. "Kalian ini!!"
"Aduh ibu! Kenapa di tarik telinga saya! Saya kan gak punya salah!" Ucap aether.
"Gak punya salah? Bicara sama pantat saya!" Ucapnya sembari menyeret mereka berdua ke ruangan bk tanpa melepas jewerannya itu.
"Pantat ibu kenapa? Bisulan?" Ucap childe sok polos sembari memegang telinganya yang ditarik kuat oleh guru di sampingnya ini.
"Murid kurang ajar!!"
BRAK!
Pintu itu ditendang kuat oleh guru tersebut dan dia mendorong childe dan aether untuk masuk ke dalam. Kedua anak itu yang tak siap, langsung tersungkur begitu saja. Bahkan terlihat jika jidat mereka sudah bersentuhan dengan lantai di ruangan tersebut.
"Astaga beidou ada apa ini??" Ucap guru bk tersebut.
"Urusin kedua bocah nakal itu ayato! mereka berantem terus kerjaanya, aku pusing!" Ucap beidou sembari membanting pintu itu kembali.
Ayato mengusap mukanya kasar dan menatap kedua muridnya yang duduk di lantai. Dia merasa sangat gemas dengan muridnya itu. Kenapa selalu mereka mereka saja yang membuat ulah? "Sekarang apa lagi?"
"Childe duluan pak! Dia yang narik kerah baju saya!!"
Childe melotot tak terima dan mendorong aether ke samping hingga muka aether menempel di lantai. "Mana ada! Dia yang nyenggol saya pak! Mana gak minta maaf!!"
"Childe sialan!! awas ya kamu!!"
"Apa? Mau gelud? Ayo gelud sekarang!!" Ucap childe sembari berdiri dan pura pura menggulung lengan bajunya yang pendek itu.
"Kau sia- CUKUP!! Bisa tidak sih kalian itu tenang! Bapak pusing denger kalian adu mulut terus!" Potong ayato geram, dia marah sekarang. Waktu bersantainya terpotong gegara dua curut ini.
"Muka benjol, rambut acak acakan, baju acak acakan. Kalian niat tidak sih ke sekolah!!"
"Niatlah pak!! bapak ga liat saya nih selalu semangat setiap masuk ke kelas??" Ucap childe bangga. "Sebenernya sih pengin main aja" Ucapnya dengan nada yang pelan disaat kalimat terakhir itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rival
FanficPemuda dengan rupa menawan dan sifat misteriusnya, menarik seluruh perhatian semua orang yang berada di sekitarnya. Kecuali kakak kelasnya. Justru mereka saat tampak terlihat seperti seorang musuh baik di luar sekolah maupun di dalam sekolah. #ceri...