Chapter 5 [Rival]

38 5 0
                                    

Sinar matahari muncul dari sela sela jendela, dan itu mengusik tidur nyenyak seorang anak lelaki. Anak lelaki itu mengerjabkan matanya pelan, menyesuaikan cahaya yang masuk.

Dia bangun dari tidurnya sembari meregangkan tubuhnya. Dia berdiri dan segera mengambil handuk yang tersedia. Dia akan pergi mandi sekarang.

Sesudah mandi dia memakai seragam miliknya. Kemeja putih yang ditutupi sebuah rompi berwarna coklat muda di luarnya. Jangan lupakan jam tangan yang bertengger di pergelangan tangan aether.

Selesai memakai seragam, dia membuka dompet miliknya. Mengusap sebuah foto yang berada di dalam dompet dan mengecupnya pelan.

"Selamat pagi cantik, cepatlah bangun. Aku kangen" bisiknya dan setelah itu aether tersenyum kecil. Aether menutup dompet itu kembali dan setelahnya dia menghela nafas.

Tok tok tok

"Permisi tuan muda, matahari sudah terbit. Tuan muda sudah bangun?"

"Iya!"

"Sarapan sudah saya siapkan tuan" ucap seseorang

"Oke!" Teriaknya dan berjalan ke pintu kamarnya. Dia membuka pintu itu dan terlihat chonghyun berdiri di depan pintu.

Chonghyun tersenyum kepada aether. "Selamat pagi tuan muda" ucapnya dan hanya dibalas anggukan oleh aether.

Aether acuh terhadap kehadiran chonghyun, biarkan saja pelayannya itu mengikuti dirinya terus. Aether menatap semuanya dengan malas, rasanya dirinya ingin libur sekarang.

------

Brak!

Suara pukulan meja terdengar sangat keras di telinga seorang lelaki. Aether yang sedang tertidur di atas meja sampai terbangun dibuatnya. Coba kalian bayangkan, gimana rasanya dibangunin dengan cara begitu.

Aether mengangkat kepalanya dan menatap tajam orang di depannya. "Ada apa sih?" Omelnya dengan memijit kepalanya pelan

Orang itu duduk di bangku depan aether sembari mendengus. "Pagi pagi udah tidur aja!"

Aether memejamkan matanya dengan tangan yang masih memijit kepalanya. "Pusing banget aish" ucapnya.

"Lagian, salah sendiri tidur pagi pagi"

Aether menatap sinis orang itu. "Salahmu ini, karena gangguin aku tidur"

Orang itu bersidekap dada sembari mendengus. "Aku udah baik ya, mau bangunin kamu"

"Balik aja sana bennet"

"Heh! Kok gitu sama aku"

Aether mendengus dan memainkan pena miliknya. "Kamu pengganggu"

"Pengganggu darimana?"

"Dari- berisik! Diem deh kalian, berantem mulu" ucapan aether dipotong oleh teman sebangkunya.

"Aether sih, ei marah kan" ejek bennet

Aether melotot dan menunjuk bennet menggunakan telunjuknya. "Kamu ya!"

"Udah diem!" Marah ei sembari memelototi aether dan bennet.

Aether terdiam namun tetap saja pandangannya tak lepas dari bennet. Dirinya merasa tak terima tidurnya sudah diganggu oleh anak itu. Apalagi temannya itu tidak mau bertanggung jawab dengan kepalanya yang terasa sangat pusing.

Ei menatap bennet malas. "Kamu balik sana"

"Balik kemana?"

"Ke kelasmu lah! Emang kemana lagi?"

Bennet tertawa sembari memukul mukul meja itu pelan. Dirinya menunjuk nunjuk muka aether tiba tiba. Aether yang merasa dirinya di tertawakan merasa tak terima. "Apaan sih bennet!"

RivalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang