Masumi menyandarkan tubuhnya, membiarkan punggungnya beristirahat di kursi pesawat kelas bisnis itu. Matanya tak lepas dari laporan di tangannya. Sesekali ia bertopang dagu seraya menghela napas. Di sisinya, orang kepercayaannya, dan yang kini disebut sahabat baiknya, Hijiri Kato, sibuk berkutat dengan laptopnya.
"Keadaannya benar-benar sulit ya, Hijiri ?", Masumi memecah keheningan
Hijiri membetulkan letak kaca matanya kemudia tersenyum pahit memandang atasannya itu.
"Maafkan ketidakmampuanku, Tuan."
"Hijiri, sudah kukatakan untuk memanggilku Masumi. Kau bukan lagi bawahanku, ingat ? Kau adalah rekan kerjaku dan sahabat baikku."
"Tuan menjadikan saya seperti ini saja sudah lebih dari cukup. Meskipun saya memanggil anda "Tuan", di hati saya anda juga adalah sahabat saya. Jadi apalah artinya sebuah panggilan, Tuan ?"
Masumi tertawa kecil, "Baiklah...baiklah...Hijiri. Nah kembali ke masalah kita. Jadi bagaimana perkembangan kita dengan Pegasus Corp ? Apakah Nona Chen sudah bersedia menemui kita ?"
"Ya, Tuan. Kita dijadwalkan bertemu dengannya besok lusa. Pegasus Corp sudah puluhan tahun bekerja saja dengan group Takatsu. Kalau saja kita bisa ambil bagian sedikit dari jalur transportasi Pegasus Corp, perusahaan kita bisa tertolong. Mungkin tidak bisa mengalahkan group Takatsu, tapi kita akan bertahan."
Masumi tercenung. Berbeda dengan negara lainnya, di Hongkong tidak ada anak perusahaan group Takatsu yang bisa dia ambil alih. Justru kantor cabang group Takatsu yang bercokol di kota itu, menguasai 80% jalur pengapalan dari Jepang ke Hongkong dengan menjalin kerjasama dengan Pegasus Corp. Forwarder asal Hongkong yang sangat ternama. Sejak awal mereka sudah kesulitan menembus pasar itu, dan kini mereka di ujung tanduk. Kecuali mereka bisa mendapatkan kerjasama dengan Pegasus Corp, perusahaan mereka tak akan selamat.
"Tuan..maafkan kelancangan saya."
Masumi mengangkat alisnya mendengar Hijiri bicara sangat hati-hati.
"Ya ?"
"Kenapa memaksakan diri memasuki Hongkong ? Saat kita memulainya 2 tahun yang lalu, saya merasa proyek ini janggal. Anda tahu kita akan menemui kesulitan ini. Anda bahkan tahu kalau kita diproyeksikan rugi. Jadi...apakah ini semua....demi Nyonya Maya ?"
Masumi terpaku. Hijiri tidak bercanda saat ia mengatakan ia belajar berpikir seperti Masumi. Bahkan sekarang pun pria itu bisa membaca isi kepalanya seperti membaca telapak tangannya sendiri. Masumi menyeringai.
"Katakan apa yang ada di benakmu, Hijiri."
Hijiri menatap Masumi lekat-lekat. Dia tumbuh besar bersama pria itu. Dia telah mendampingi sepak terjang pria itu selama hidupnya. Bukan hanya di dunia bisnis, bahkan dalam kehidupan pribadi Masumi ia pun menjadi orang kepercayaan pria itu. Dan Hijiri tahu tidak ada yang pernah menghancurkan Masumi, fisik dan mental, seperti yang telah dilakukan keluarga Takamiya padanya. Memaksa pria itu melihat gadis yang paling dicintainya, yang paling dilindunginya, harus terbaring koma. Memaksa pria itu melihat bagaimana impian gadis itu terenggut saat ia sedang berada di puncak. Membuat keduanya bahkan harus berpisah bertahun-tahun, tanpa tahu kabar satu sama lain. Hijiri yang melihat bagaimana hati Masumi yang tadinya mulai hangat karena cinta, kembali diisi kebencian dan amarah.
"Tuan. Tidak bisakah anda melupakan dendam anda demi Nyonya Maya ? Dia sedang berada di Jepang, kemungkinan pun dia akan naik panggung lagi, saya rasa. Kalau kita meneruskan perang ini dengan group Takatsu, ada kemungkinan Nyonya Maya akan menanggung akibatnya. Tenno Takamiya sangat angkuh. Ia tak akan diam saja kalau tahu Nyonya Maya masih hidup, bahkan hidup bahagia dengan anda. Ia juga tak akan melupakan penghinaan yang anda lakukan saat menceraikan Nyonya Shiori apalagi saat memaksanya menyelamatkan Daito yang anda tinggalkan dalam kebangkrutan. Selama ini anda berdua aman karena mereka tidak tahu siapa sebenarnya di balik Phoenix Enterprise. Mereka bertanya-tanya, tapi tak menemukan jejak anda berdua secuilpun. Tapi kalau sekarang anda muncul, juga Nyonya Maya....saya mohon pertimbangkan lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
It Will Be Forever
Fanfiction"Yang membuatku bahagia adalah berada di sisimu...." Setidaknya itu yang dulu Maya dan Masumi pikirkan saat mereka menikah. Tapi kini....mereka mulai meragukannya... A Sequel of "Never Say Goodbye"