01

2.8K 169 13
                                    

Malam sudah semakin larut, Renjun baru saja  pulang dari cafe milik sahabatnya. Dengan hati hati Renjun membuka pintu rumahnya. Ia memang sudah izin akan pulang malam, namun Renjun tidak menyangka sang ayah yang kini sedang duduk di sofa ruang tamu ternyata menunggunya pulang.

"Tidak biasanya ayah menungguku pulang." Monolog Renjun pada dirinya sendiri.

Renjun berjalan menghampiri ayahnya yang duduk sendiri ditemani secangkir teh hangat.

"Ayah sengaja nungguin Renjun pulang atau memang ayah lagi gak bisa tidur?" Tanya Renjun pada ayahnya setelah ia duduk di samping sang ayah.

"Nungguin anak ayah pulang, " Jawab Yuta. Nakamoto yuta, ayah Renjun yang paling Renjun sayangi. Ya, walaupun wajahnya terlihat galak hatinya baik kok asal jangan bikin dia marah aja. Kalau lagi marah setan pun kalah seramnya.

"Tumben nungguin Renjun pulang, gak biasanya ayah kek gini. Firasat Renjun udah gak enak, nih" Renjun menatap ayahnya curiga.

"Besok gak usah kuliah dulu,"

"Lha? Emangnya kenapa, yah? Tumben tumbenan ayah nyuruh Renjun gak masuk kuliah, waktu Renjun sakit aja, ayah tetep nyuruh Renjun kuliah. Kesambet setan apa, yah? "

Hujan lokal menerjang wajah Yuta, ya...renjun berbicara panjang lebar dan cepat seperti lagi nge-rap membuat ludahnya muncrat ke wajah Yuta.

Yuta hanya membersihkan nya dengan tisu yang ada diatas meja. Kejadian ini sudah menjadi hal yang biasa bagi Yuta, jadi ia biasa saja saat hujan lokal buatan anaknya membasahi wajah tampannya.

"Besok ada tamu penting yang datang, sahabat ayah dari Chicago akan kerumah." Jawab Yuta dengan tenang.

"Sejak kapan ayah punya sahabat yang lain? Setau Renjun sahabat ayah cuma om Jaehyun, ayah menduakan om Jaehyun ya?!"

Renjun anaknya memang hiperaktif, kini tubuh Yuta diguncang guncang oleh Renjun. Yuta sudah pasrah menghadapi anak semata wayangnya itu. Lagi pula Itu sudah sering terjadi.

"Jangan lebay, dia sahabat ayah dan Jaehyun dari SMA, gak ada yang menduakan Jaehyun." Klarifikasi dari Yuta.

"Udah, sana istirahat," Sambil berjalan meninggalkan Renjun yang masih duduk di sofa.

"Cangkir teh ayah tolong cucikan." Lanjut Yuta sambil menaiki anak tangga menuju kamarnya.

Dengan terpaksa, Renjun mencuci cangkir teh kesayangan ayahnya. Ia terus mengoceh sambil mencuci cangkir.

"Ayah yang minum, kok Renjun yang harus bersihin...?! bikin kesel aja, untung Renjun sayang ayah."

Setelah selesai mencuci cangkir teh kesayangan ayahnya yang bermotif bunga-bunga, Renjun melangkahkan kakinya menaiki anak tangga satu persatu menuju kamarnya yang tepat berada di lantai dua, bersebelahan dengan kamar orang tuanya.

(TMI: cangkir kesayangan Yuta itu hadiah ulang tahun dari Winwin, istri tercintanya)

Renjun merebahkan tubuh mungilnya di atas kasur empuk dengan seprai bermotif moomin. Renjun memang bucin moomin.

Di atas tempat tidurnya berjejer rapi boneka moomin berbagai ukuran.

Saat ia hendak memejamkan matanya, tiba-tiba ia kepikiran pembicaraannya dengan sang ayah tadi. Ia sangat penasaran siapa sahabat ayahnya itu. Kenapa dia tidak pernah tau kalau ayahnya punya sahabat lain selain Jaehyun.

"Kira-kira gimana ya wajah sahabat ayah. Kok Renjun gak pernah tau ayah punya sahabat selain om Jaehyun. Anaknya pasti seumuran sama Renjun, besok Renjun ajak kenalan ah, terus kita nonton moomin bareng-bareng. Pasti seru!. Yeay! Renjun bakal nambah temen lagi."

Om Johnny || JohnrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang