Tak terasa seminggu berlalu begitu saja. Saat ini Renjun sedang berada di cafe dekat kampus bersama sahabat-sahabtnya.
"Nanti malam kalian ke rumahku ya,"_Renjun.
Chenle, Jaemin dan Haechan berhenti dari kegiatan memasukkan makanan ke mulut mereka dan menatap Renjun.
" Acara apa? Perasaan ultahmu dah lewat deh, terus ultahnya om Yuta sama tante Winwin masih lama. "_Haechan
" Ayah ngadain party, kalian harus datang pokoknya. Kalian kan suka makan-makan. Om Jaehyun sekeluarga juga dateng."
Selesai mengatakan itu, Renjun lekas berdiri dari duduknya.
"Mau kemana?" Tanya Chenle.
"Ke toilet," Jawab Renjun singkat. Chenle hanya menganggukkan kepala sebagai responnya.
Renjun kemudian pergi meninggalkan Chenle Haechan dan Jaemin yang menatap kepergiannya.
Mereka merasa Renjun tidak seperti biasanya. Dia lebih banyak diam bukan hanya hari ini saja tapi, sudah beberapa hari ini Renjun tidak banyak bicara."Eh, kalian ngerasa ga sih, kalau Renjun akhir-akhir ini kelihatan aneh? " Haechan memulai sesi menggosip.
"Iya, dia kelihatan ga semangat," Jaemin
"Kalian lagi ngomongin apa? " Suara seseorang yang tiba-tiba muncul di tengah obrolan, membuat mereka terkejut.
"Nono, ngagetin aja."
"Maaf, Nana sayang."
Orang itu adalah Jeno, Jung Jeno. Putra kedua Jung Jaehyun dan juga kekasih Na Jaemin.
"Lagi ngomongin Renjun," Haechan menjawab pertanyaan dari Jeno.
"Nono nanti malam datang ke rumah Renjun ga?"
"Iya, kalian juga datang? "
"Iya, barusan Renjun ngundang kita tapi, emang ada acara apa sih? "
"Aku juga ga tau, daddy sama bubu juga ga ngasih tau."
Meninggalkan mereka dengan rasa penasaran masing-masing. Di sisi lain Renjun tengah memandangi dirinya didepan cermin toilet.
Tangannya bertumpu pada pinggiran wastafel. Wajahnya sudah basah oleh air, dipandangnya pantulan wajah yang terlihat sedikit kusut.
Ia menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Gugup, itulah yang ia rasakan saat ini.
Ia masih tidak menyangka minggu depan ia akan menikah, bahkan nanti malam dia akan resmi bertunangan dengan orang yang baru ia kenal belum lama ini.
Ia selalu merutuki keputusan ayahnya dan janji konyol yang ayahnya buat bersama Johnny. Andai Johnny sudah menikah dan memiliki anak, ia mungkin akan terima jika dinikahkan dengan anaknya Johnny. Sayangnya itu sangat mustahil.
Renjun masih ingin menikmati masa mudanya, baginya masa muda hanya datang sekali dan tak mungkin bisa diulang.
Ia masih ingin merasakan kebebasan, jiwa muda adalah jiwa yang bebas. Namun sebentar lagi dia akan terjerat belenggu pernikahan bersama pria yang terpaut usia 26 tahun dengannya.
Dirinya juga tidak memiliki perasaan apapun pada Johnny, apa mungkin semua akan baik-baik saja?.
Menurutnya, dirinya masih kekanakan bahkan mentalnya masih belum siap untuk menjalani bahtera rumah tangga.
Ia takut rumah tangganya tidak akan bertahan lama, ia Juga takut jika nanti tidak bisa menjadi pasangan yang baik dan orang tua yang baik untuk keluarga nya.
Keresahan-keresahan itu terus saja mengusik pikirannya. Renjun meras sangat frustasi, saat ia pulang dari 'sun cafe' dan ayahnya mengatakan akan mempercepat pernikahannyamenangis, semalaman Renjun menangis di dalam kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Johnny || Johnren
FanfictionDi usia yang baru menginjak dewasa, Renjun harus menikah dengan sahabat ayahnya sendiri. Alasannya karena dulu sang ayah dan sahabatnya berjanji akan menjodohkan anak mereka. Namun ternyata sahabat ayahnya belum juga menikah sampai Renjun sudah dew...