"Om, ini kok datar?" Entah apa yang dipikirkan seorang Jung Jeno, saat ini ia meremas dada kanan Johnny yang masih terbalut dress dan pertanyaan itu terucap begitu saja dari lisannya.
Ekspresi datar terlihat di wajah Johnny yang ia tujukan pada Jeno, "Saya tidak perlu menjawabnya kan?," Jawab Johnny dengan nada bicara yang juga datar namun dapat membuat Jeno jadi merinding, Jeno hanya menanggapi jawaban itu dengan cengir kuda hingga menampakkan deretan giginya yang rapi sampai kedua kelopak matanya pun melengkung mirip bulan sabit.
Walaupun Jeno dikenal sebagai sosok yang pendiam tapi jiwa tengilnya tidak kalah dari ketengilan Lee Haechan. Ia paling suka membuat adik bungsunya merasa kesal, karena itu terlihat sangat lucu baginya. Itu salah satu bakat terpendam Jeno, membuat Jisung menangis baginya seperti memenangkan sebuah game. Sangat menyenangkan walau akhirnya ia harus mendapat omelan panjang dari mommynya serta kakaknya.
Tangan Jeno masih tetap memegang dada bidang Johnny, yang dipegang awalnya biasa saja, namun karena Jeno tidak segera menyingkirkan tangannya dari sana membuat Johnny mulai merasa kesal dan tidak nyaman. Apalagi disana ada banyak orang yang sedang memperhatikan mereka. Entah mengapa Johnny merasa seperti dirinya sedang dilecehkan oleh anak sahabatnya itu.
"Jung Jeno, singkirkan tanganmu! " Tidak, ini bukan Johnny yang berbicara melainkan Lee Haechan yang menirukan gaya bicara Johnny.
"Santai aja kali Chan," Jeno hampir terjatuh karena Haechan yang tiba-tiba mendorong tubuhnya agar memberikan jarak antara dirinya dan Johnny.
"Maaf Jen, ini sangat urgent!" Haechan segera mengambil alih posisi yang Jeno tempati sebelumnya.
Bak harimau yang marah karena diganggu waktu tidurnya, tatapan sengit Jeno lembaran pada Haechan. Jeno menanamkan niat dalam hatinya bahwa ia akan mengadukan perbuatan yang telah Haechan lakukan barusan pada Jaemin. Jeno sangat suka ketika Haechan mendapat omelan dari kekasihnya karena Jeno bisa melihat Jaemin mengoceh dan itu sangat terlihat lucu di mata Jeno.
'Siap-siap aja kamu, Lee Haechan!' gerutu Jeno dalam benaknya.
"Om! Lihat sini om!" Haechan mengangkat ponselnya dan memperlihatkan layar yang menampakkan dirinya serta Johnny.
"Bilang kimchi, om!" Lanjutnya.
Johnny hanya bisa menuruti kemauan Haechan, kalau tidak dituruti bisa panjang urusannya.
"Kimchi," seusai Johnny mengucapkannya terdengar suara jepretan kamera yang berasal dari ponsel Haechan.
"Ok! Wahhh, om sangat sexy sekali... " Haechan menunjukkan hasil foto tadi pada Johnny.
Haechan menperbesar gambar di layar ponselnya dan memfokuskan pada foto Johnny dengan bahu serta tulang selangkanya yang terekspos. Haechan tidak bisa berhenti tertawa melihat ekspresi kesal Johnny saat melihat Haechan menertawakan dirinya di foto itu.
Berpenampilan layaknya pengantin wanita dengan veil yang menjuntai dan tiara yang terpasang apik menghiasi kepalanya. Gaun yang Johnny kenakan juga sangat sexy dengan bagian dada terbuka, untung saja gaun itu tidak melorot saat ia pakai, kalau hal itu benar-benar terjadi wibawanya sudah tidak bisa diselamatkan lagi.
Johnny pun kesulitan untuk berjalan karena ia memakai haighills yang membuat dirinya semakin tinggi seperti gapura kabupaten. Effort yang ia keluarkan demi Renjun-nya memang tidak main-main, ia benar-benar sudah jatuh sejatuh-jatuhnya pada Renjun. Rela melakukan apapun demi bisa menikah dan bersama dengan Renjun, bahkan syarat dari Renjun yang awalnya membuat dirinya sedikit tidak percaya diri, kini sudah bukan apa-apa lagi, semua perasaan malu yang semula ia rasakan sekarang telah sirna, karena ia sudah berhasil menjadikan Renjun sebagai pasangan hidupnya dengan ikatan janji suci antara keduanya dan Tuhan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Om Johnny || Johnren
FanfictionDi usia yang baru menginjak dewasa, Renjun harus menikah dengan sahabat ayahnya sendiri. Alasannya karena dulu sang ayah dan sahabatnya berjanji akan menjodohkan anak mereka. Namun ternyata sahabat ayahnya belum juga menikah sampai Renjun sudah dew...