1. Dunia Penebusan

64 30 46
                                    

⋇⋆✦⋆⋇ 


Hal terakhir yang ku ingat, sebuah mobil telah menabrak ku. Tetapi di mana aku sekarang? Begitu banyak orang-orang yang berdiri mengelilingi ku sesaat setelah aku membuka mata. Dan mereka mengenakan pakaian aneh yang kuno. Sebuah jubah putih dengan motif garis-garis keemasan. Sebenarnya apa yang terjadi padaku?


Mereka tak sedikitpun membuka mulutnya, hanya memandang dengan raut serius. Membuatku risih. "K-kalian sia--" Baru saja aku akan bertanya, suara yang menggelegar menginterupsi. Membuat orang-orang yang menatapku tadi langsung mengalihkan pandangan kepada sang pemilik suara.


"Apa yang kalian lakukan di sini?" Seorang Pria tua yang terlihat seumuran dengan mendiang Kakekku, kini berdiri di depan mereka. Ia menatapku sekilas. Sontak saja, aku yang tadinya terbaring segera mengambil posisi duduk. "Daripada kalian disini dan membuat bingung pemuda itu, lebih baik kalian menyelesaikan tugas-tugas yang sudah ku berikan, bukan begitu?"


"Baik!" Beberapa orang tadi kompak menjawab, setelahnya lari terbirit-birit seperti sedang dikejar angsa yang akan mematuk.


Kakek tua itu berjalan ke arahku, kini ia tepat berada di depan. Kami saling menatap satu sama lain. "Kau sudah bangun?" Kakek tua itu bertanya. Sungguh aneh. Tidakkah ia melihat kedua mataku yang saat ini terbuka lebar? Kenapa masih bertanya!


Aku tak menjawab pertanyaan menyebalkan Kakek tua itu. Hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban. Ia menghembuskan nafas, lalu berkata. "Kalau begitu ikutlah denganku. Akan ku jelaskan semua pertanyaan yang ada di kepalamu."


Aku mengangguk. Berjalan mengikutinya dari belakang. Ia benar-benar menjelaskan semua pertanyaan di kepalaku. Bahwa kini aku berada di dunia 'Penebusan'. Tempat jiwa dari para pendosa yang sudah meregang nyawa seperti ku dikirim untuk menyelesaikan tugas sebagai pembayaran atas dosa yang telah diperbuat semasa hidup. Dan berat atau ringannya tugas itu tergantung dari dosanya.


Orang-orang yang tadi memakai jubah putih memiliki tingkatan kesalahan yang kecil. Mereka disebut Maesens. Sedangkan yang mengenakan jubah hitam, mereka memiliki tingkatan kesalahan yang tinggi. Dan disebut sebagai Pengebat.


Maesens dan Pengebat nantinya akan diberikan sebuah gulungan kertas, bertuliskan tugas yang telah diberikan oleh para Pengurus. Di sini ada dua kelompok pengurus. Yaitu pengurus para Maesens serta pengurus para Pengebat. Masing-masing kelompok mempunyai beberapa personel untuk mengurus anak bimbingan mereka. Salah satunya adalah Kakek tua tadi. Beliau yang mengurus serta membimbing beberapa Maesens untuk menyelesaikan tugasnya.


Jujur saja, semua ini terasa seperti bualan bagiku. Tak ku sangka ada dunia seperti ini. Aku bahkan tak pernah membayangkan keberadaannya. Tapi beginilah nyatanya. Dan sekarang aku berada di sini. Di dunia Penebusan. Untuk menebus segala dosa yang telah ku lakukan dahulu.


"Apa yang akan ku dapatkan jika telah menyelesaikan tugas itu?" Tanyaku pada Kakek tua itu. Ia lantas menghentikan langkahnya lalu beralih menatapku. Butuh beberapa menit hingga akhirnya ia menjawab pertanyaanku.


"Pertanyaan yang bagus." Ujarnya. "Setelah menyelesaikan tugasmu, nantinya kau bisa memilih untuk bereinkarnasi ataupun mengabdi disini."


Benar-benar pilihan yang menarik, tetapi dari kedua pilihan tersebut tak ada yang aku minati. Jika aku memilih bereinkarnasi, akan lebih bagus jika terlahir dengan harta yang bergelimang, namun akan menjadi mimpi buruk jika aku tetap terlahir sebagai orang miskin. Pun dengan memilih mengabdi, bukankah menyebalkan hidup di bawah bayang-bayang manusia? Mereka bahkan tak melihat kehadiranku tetapi malah menerima semua kebaikanku. Itu sangat menyebalkan bagiku.


"Kau bisa memikirkan pilihanmu nanti, nak." Aku mengangguk, setuju dengan ucapannya. "Oh ya, namaku Manggala, dan kau bisa memanggilku Gala. Sekarang perkenalkan dirimu, aku belum tahu siapa nama mu."


Aku tersenyum, lalu menjawab pertanyaannya. "Garahel. Namaku Garahel."



⋇⋆✦⋆⋇ 



Kini kami berada di sebuah ruangan besar yang luas. Di setiap sudut ruangan, terdapat sebuah lemari yang berisi gulungan kertas berisi tugas-tugas yang akan dilakukan oleh para pendosa kelak. Beberapa jiwa berlalu lalang, sibuk menggarap pekerjaannya masing-masing.


"Marta, tolong cari gulungan untuk pemuda di belakangku." Manggala sedang berbicara dengan seorang wanita yang mengurus gulungan berisi tugas-tugas tersebut. Ia terlihat lebih muda dari Manggala.


"Oke! Siapa nama pemuda itu?" Tanya wanita bernama Marta itu pada Manggala. Sebuah kacamata bulat miliknya segera tersangga pada hidung bangir wanita itu ketika sang Kakek tua menyebutkan namaku.


"Garahel ya? Mmm... Aku ingat baru menulisnya kemarin, dimana aku menaruhnya ya..." Marta bergumam sembari mencari-cari gulungan punyaku di antara tumpukan gulungan yang disusun rapi sesuai abjad.


"Ah, aku menemukannya!" Begitu mendapatkannya, Marta langsung menyerahkannya pada Manggala. Benda itu masih terikat rapi dengan pita polos berwarna hitam.


"Kau bisa membuka nya nanti, nak." Ucap Manggala saat gulungan tersebut telah berada di genggamanku. Tak mengindahkan ucapan Kakek tua itu, gulungan tersebut langsung ku buka. Lantas membaca tulisan di dalamnya.




'Garahel, kau masuk dalam golongan maesens. Seperti yang sudah kau ketahui dari pengurusmu, gulungan kertas ini berisi tugas yang akan kau kerjakan untuk menebus dosa mu. Dan tugas yang akan kau kerjakan yaitu membuat gadis bernama Liana tersenyum. Gulungan ini nantinya bisa dijadikan peta yang akan menuntunmu menuju kediaman gadis itu. Kau bisa menjalankan tugasmu mulai besok. Selamat mengerjakan dan semoga berhasil!!!'




Hah??? Aku tak salah membaca, kan? Tugas konyol macam apa ini? Aku mengira tugas yang akan ku lakukan sangat berat, namun nyata nya mudah sekali.


"Jangan langsung menganggap remeh tugasmu, nak. Setiap tugas itu setimpal dengan dosa yang telah kau perbuat" Ujar Manggala ketika melihat ku menyunggingkan senyuman. Sudut bibirku turun seketika. Dasar perusak suasana! "Simpan gulungan itu, sekarang aku akan mengantarmu menuju kamarmu agar kau bisa beristirahat."


⋇⋆✦⋆⋇ 

29.01.23

Bagaimana Cara Untuk Membuat Liana Tersenyum?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang