"04". Guest

167 45 4
                                    

Terima kasih sudah menunggu ☺️💛

***

Malam semakin dingin. Licia beraktivitas di dapurnya dalam tenang. Sesekali, ia bersenandung kecil untuk memecah kesunyian yang ada. Ia hanya menyiapkan makan malam sederhana yang tidak memerlukan banyak bahan ataupun waktu untuk membuatnya. Tapi ia memasak dengan cita rasa terbaik yang ia bisa.

Sembari menunggu masakan matang, ia berniat menata meja makan.

Tapi ... "Ouch! Apakah itu sup jamur? Aku ingin coba."

Licia terkejut bukan main dengan celetukan yang baru saja terdengar. Hal yang lebih mengejutkan dari itu adalah keberadaan sosok wanita cantik yang bertengger di jendela kayunya. Dengan telinga runcing yang perlahan berubah normal seiringan dengan gaun daunnya berubah menjadi setelan yang lebih sederhana. Gaun selutut yang menutup hingga sebatas dada tanpa tali yang menggantung di bahu. Wanita klan peri itu berjalan pelan mendekati Licia yang mematung di tempat. Tidak sanggup berkata, apalagi menghindar. 

"Hey, jangan takut." Wanita peri itu menyimpan tongkat kecilnya pada sabuk, lalu melangkah penuh antusias pada panci berisi sup jamur yang Licia buat. Nampak menghirup aroma yang menguar melalui uap yang mengepul, Si Wanita Peri memejamkan mata menikmati aroma sup jamur itu. "Aku boleh menikmati semangkuk masakan lezat ini, bukan?" Licia mengangguk dengan tergagap.

"Siapa kau?" Licia mencicit, merasa takut namun juga penasaran darimana makhluk cantik itu berasal.

Tangan berwarna pucat nan lembut terulur di hadapan Licia. "Namaku R FEYRE."

Licia pun terkejut. "FEYRE?" gadis itu sampai mengulang untuk memastikan bahwa ia tidak salah dengar. R (read: ar) mengangguk cepat. "Ya, aku dari klan FEYRE. Tenang saja, klan sepertiku tidak brutal seperti SYLV."

Lagi, Licia terkejut atas pernyataan R. Tadi FEYRE, sekarang SYLV. Apakah ini nyata? Begitulah pikir Licia. Ia hanya mendengar mitos tentang mereka, tetapi ... sekarang justru ada salah satu dari mitos itu muncul di hadapan Licia langsung. Secara tiba-tiba, datang dengan fakta mengejutkan lainnya.

"Lalu, siapa namamu?" kini R yang bertanya. Licia menyebutkan namanya, lalu perlahan keduanya terlihat nyaman berbicara satu sama lain. Lagipula, R tidak terlihat berbahaya. Gadis itu sangat lembut dan terlihat rapuh sepertinya. Meski tidak demikian pada kenyataannya, apalagi dengan sabuk berkilau merah yang melingkar di pinggangnya. Licia tidak tahu pasti apakah itu benar-benar sabuk.

Ketika keduanya mulai akrab dan menyiapkan meja makan bersama, tiba-tiba Teon datang dengan langkah lemah. Secara terkejut, kala menatap wanita asing berada di samping Licia, ia refleks menarik Licia ke pelukan dan menodongkan pisau yang tergeletak di meja makan.

"SIAPA KAU?!" Serunya, membuat R mundur perlahan dengan kedua tangan terangkat di belakang kepala. "Aku hanya ingin bergabung.."

Licia ingin menjelaskan, tetapi masih terkejut dengan aksi tiba-tiba Teon yang memeluknya. Terlalu erat. Jantungnya berdebar kencang sekarang.

"Euh.. T-teon, biar aku jelaskan padamu. Kau bisa melepaskanku, kita aman."

Teon melepaskan Licia perlahan. Sepasang netranya menatap R dengan awas.

Setelah itu, Licia menjelaskan siapa R dan keduanya saling memperkenalkan diri.

"Bukankah kalian hanya mitos?"

Suasana mulai nyaman seiring dengan masing-masing duduk di kursi dan menyantap hidangan makan malam. Meski Teon belum sepenuhnya tenang, karena penjelasan R membuatnya berpikir keras.

TacendaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang