First Sight 2.0 (END)

5.8K 419 94
                                    

"Je, mama liat dari tadi, kamu agak diem. Ada masalah?" Jeon menatap pantulan dirinya yang telah sempurna dengan balutan jas hitam dan rambut yang diangkat, menampilkan dahinya.

"Nggak ma, kepikiran sesuatu tapi nggak papa kok. Yuk nanti terlambat. Kan nggak lucu kalau yang punya acara terlambat" sang mama tersenyum dan menggandeng putra sulung. Dia mengerti putranya sedang memikirkan suatu hal namun dirinya tidak ingin memaksa Jeon untuk bercerita.

Setelah apa yang terjadi di loker sekolah, Jeon memang tidak mengejar ataupun menghalangi Harva. Dia berpikir jika Harva butuh waktu dan dia tidak ingin mengganggu. Keputusan yang tanpa dia sadari membuat Harva semakin ragu.

Selama perjalanan, Jeon hanya menatap datar gedung-gedung pencakar langit yang di lewatinya. Helaan nafas kasar keluar dari mulutnya ketika bayangan Harva terlintas kembali.

Di sisi lain, Harva benar-benar bersiap seolah tak terjadi apa-apa padanya. Dia hanya tidak ingin membuat seisi rumah khawatir.

Sesampainya di ballroom, Harva berjalan beriringan bersama sang adik. Berdecak kagum dengan interior mewah yang di pakai penggelar acara. Keluarga Altezza pun masuk dan langsung di antar ke tempat sang pemilik acara untuk sekedar mengucapkan selamat.

"Kak, di sini ada tempat nyebat nggak ya?" Bisik Nathan. Harva menyikut keras perut sang adik dan menatapnya tajam.

"Nggak usah aneh-aneh. Tahan sampek pulang. Awas lo nyebat di sini, gue aduin ayah"

"Nggak asik lo, kak"

"Sampek rumah, nyebat di balkon kamar gue. Dua rokok. Nggak ada bantahan" Nathan tersenyum lebar dan merangkul pundak kakaknya.

"Deal." Harva menggeleng pelan dan kini keluarganya telah sampai di meja pemilik acara. Nathan melepas rangkulannya dan menghampiri sosok yang kini bersitatap dengan kakaknya.

"Lho ternyata ini acara keluarga lo Jo"

"Jeon ini anak kamu?"

Dua pertanyaan dari Nathan dan ibu Harva di jawab anggukan oleh sang pemilik acara. Harva merasa hidupnya penuh kejutan. Komedi apa lagi yang tengah ia hadapi saat ini, melihat sang bunda yang begitu akrab bercengkerama dengan ibu Jeon.

Harva memilih meninggalkan ayah,bunda dan adiknya, pemuda manis itu enggan melihat Jeon dan memilih untuk menikmati jamuan yang di hidangkan.

Jeon menghela nafas panjang, membuat Nathan yang melihat mengernyitkan dahinya bingung.

"Lo ada masalah bang sama kakak gue?" Jeon mengangguk singkat lalu berlalu menuju tempat minuman alkohol berada. Beberapa teguk vodka  tidak akan membuatnya mabuk kan?

Jeon memesan satu botol vodka dan menuangkannya ke gelas kaca, meneguk dalam sekali tegukan. Mata tajamnya terfokus pada satu titik dimana Harva sedang memakan puding seorang diri.

Melihat Harva sama saja membangkitkan ingatan Jeon beberapa jam yang lalu. Dimana Harva tidak mau menerima perasaannya karena ketakutan jika dirinya menyukai pemuda itu sebatas dare. Jeon ingin marah, ingin berteriak di depan wajah si cantik jika dirinya bukanlah pemuda brengsek yang seenaknya memainkan perasaan Harva.

Jeon kini menyingkirkan gelasnya dan memilih meneguk vodka langsung dari botolnya. Emosi dan kecewa menguasai dirinya membuat pemuda Khair itu sangat brutal meminum vodkanya.

Tangannya terangkat, mengisyaratkan pelayan untuk membawakannya satu botol vodka lagi. Jeon itu tidak mudah mabuk hanya dengan meminum satu botol vodka, Jeon yang tadinya tidak ingin mabuk pun akhirnya memutuskan untuk teler sekalian. Penolakan Harva begitu berpengaruh pada kewarasan Jeon.

Jeongharu Oneshoot Compilation (Mostly Based on Songs)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang