Bagian 7

581 59 1
                                    

Nana mengelilingi kampus berharap bertemu dengan dosen yang seminggu lalu ia temui namun dosen itu tak kunjung muncul batang hidungnya. Nana berbalik pergi menuju kelasnya sesampai disana ia duduk di kursinya dan meletakan tasnya di meja. Ketiga temannya tidak masuk hari ini dikarenakan urusan masing- masing. Nana tidak terlalu akrab dengan temannya yang lain karena mereka membagi kelompok sesuai circle gitu.

Tok
Tok
Tok

Tak lama dosen masuk, Nana tidak menatap kedepan ia hanya melihat kebawah yang terdapat buku- bukunya.

"Pagi, saya dosen pengganti. Perkenalkan nama saya Kift." Uajrnya. Nana yang mendengar langsung mendongakan kepalanya kedepan ternyata guru itu ada didepannya. Seketika sudut bibir Nana keatas. Kift menatap dirinya sebelum akhirnnya berbalik menuliskan namannya di papan tulis.

***

Hari ini hanya satu mata kuliah aja yang Nana pelajari tadi, sambil menunggu waktu ia segera menuju ke perpustakaan tempat dimana paling nyaman di hidupnya. Nana berlari kecil dan tepat berdiri didepan lift. Ia menekan tombol lift tak lama pintunya terbuka lift ini memiliki dua akses pintu satu untuk diluar mahasiswi atau mahasiswa dan satunya pintu didelam ruang para dosen.

Ting...

Pintu terbuka dan Kift berdiri didepannya dengan satu tangan dimasukan ke saku tentu dengan tampang yang lembut dan tersenyum.

"Eh..." Nana langsung salting, Kift melangkahkan kakinya kedalam lift dan Nana dengan gugup ikut masuk.

"Pak Kift." Sapa salah satu dosen yang tiba - tiba ikut masuk ke dalam lift. Kift langsung mengubah ekpresinya biasa dan menengok ke dosen wanita bisa di pastikan dosen bahasa Inggris.

"Pagi, ada apa Bu?" Tanya Kift.

"Nanti pas pulang saya boleh ikut? Kebetulam jam pulang kita sama." Kata Bu Lela. Kift tersenyum dan menggeleng pelan.

"Ini sudah jam pulang saya Bu, saya masih lama pulang mau ke perpus dulu sampe sore." Kata Kift.

"Ah gitu, saya kira nanti jam 1 an. Berarti Pak Kift belum pulang ya."

"Belum Bu, btw mau kemana? Ikut ke perpus juga?" Tanya Kift.

Bu Lela menekan tombol lantai empat dan pintu lift tertutup.

"Saya mau ngajar pak dilantai empat hehe." Katanya sambil memperbaiki kaca matanya dan mendekap buku ajaran. Tak lama loft berjalan keatas dan menuju lantai empat, setelah itu bu lela keluar. Kift menekan tombol lantai 9 dimana perpustakaan ada disitu.

"Huffttttt, Nana pulang sama saya mau ya." Kata Kift dibelakang Nana. Nana fokus melihat pemandangan kota sambil lift berjalan naik. Tangan Kift menarik pundak Nana untuk mendekatkan dirinya. Nana kaget dan jatuh ke belakang yang di topang dengan tubuh besar Kift.

"Eh, iya Pak." Jawab Nana sambil memperbaiki posisi berdirinya.

Ting

Lantai 9 sudah sampai, pintu terbuka memperlihatkan ada beberapa teman seangkatannya. Kift langsung keluar dan Nana terpaku.

"Wanginya itu dosen, eh Nana mau ke perpus kah?" Tanya temannya dan Nana mengangguk.

"Iyalah, masa mau jajan." Jawab Nana dengan gurauan. Ia keluar dari lift sedangkan teman-temannya yang berjumlah delapan orang masuk ke dalam lift.

"Ayo sudah kalau mau, baso aci."

"Nda ah nanti aja mau kembalikan buku aku ck." Jawab Nana. Nana melambaikan ke teman-temannya sebelum pintu lift tertutup.

Nana kemudian menuju perpustakaan ke meja admin untuk mengembalikan buku setelah itu ia masuk ke dalam perpus dan duduk dipaling ujung dekat jendela besar, lihat, pemandangan kota Balikpapan sangat terlihat jelas hal yang membuat hatinya terhenyuh adalah teringat masa dengan suaminya pacaran terus jalan- jalan mengelilingi kota Balikpapan.

"Nana." Panggil Kift dengan buku ditangannya. Iapun ikut duduk disamping Nana.

"Melamun?" Tanya Kift lalu ia membuka bukunya.

"Enggak. Cuma ingat suami aku aja kalau ingat pemandangan ini, biasanya aku selalu diajak jalan keliling kota kalau bosan dirumah... sekarang aku kangen dengan dia. Bosnya jahat banget kasih suami aku kerjaan diluar kota dengan waktu yang lama, sebulan bahkan sampai tiga bulan." Kata Nana dengan wajah cemberut. Kift tertawa pelan padahal Kift sendiri bosnya.

"Oh ya? Sayang sekali. Mau aku ajak jalan- jalan?" Tawar Kift. Nana menggeleng dan ia menatap Kift dan tersenyum.

"Enggak, jauh lebih enak sama suami naik motor Pak Kift hehe." Jawab Nana. Nana berdiri sepertinya ia pulang kerumah saja untuk istirahat..

"Baiklah, maaf. Kamu mau kemana." Ia melihat Nana turun dari tempat duduknya.

"Pulang Pak hehe... tapi mau singgah makan mie ayam dulu." Jawab Nana.

Kift ikut berdiri menutup bukunya dan membiarkannya diatas meja situ.

"Kamu belum makan? Saya juga. Gimana kalau saya ikut."

"Saya pakai motor Pak."

"Yaudah, saya bisa kok bawa motor juga."

"Terus?"

Kift menarik Nana keluar dari perpustakaan setelah itu masuk ke dalam Lift. Sembari itu ia mengeluarkan hpnya dan menelfon seseorang.

"Ambil mobilku di parkiran uniba, kuncinya di dalam ya." Kata Kift entah sama siapa. Setelah itu ia mematikan hpnya dan memasukannya ke saku. Nana salfok dengan genggaman Pak Kift yang tidak lepas. Nana melepaskan genggaman itu dan Kift menyadarinya.

"Maaf." Kata Kift sembari melepas genggamannya. Nana menggeleng tidak apa- apa setelah itu mereka menuju parkiran motor dan mengarah ke motor vario berwarna putih.

"Helmnya cuma satu?" Tanya Kift dan Nana mengangguk. Kift berlari sebentar menuju mobilnya ia membuka bagasi belakang dan mengambil helm. Nana mengeluarkan motornya dari parkiran sembari mencari kunci motor untuk memastikan kuncinya ada. Setelah itu Kift balik dan memakai helmnya. Lihatlah helmnya puluhan juta setara dengan motor milik Nana. Akhirnya mereka berdua jalan meninggalkan kampus uniba.

***

Warung mie yamien sepinggan

Disinilah Nana ia turun dari motor danmamsuk ke dalam warung lalu Kift melepas helmnya dan mengikuti Nana dari belakang.

"Mie yamin pedas manisnya satu ya kak, sama tambahin pangsit rebusnya dua." Kata Nana kemudian ia melirik ke Kift. Kift memesan sama dengan mie punya Nana.

"Samakan aja." Jawab Kift simple ia kemudian mencari tempat duduk. Akhirnya Nana memesan dua mie dan minumnya mineral yang sudah di sediakan di atas meja.

Setelah lima belas menit akhirnya mie pesanan Nana tersaji didepan mereka. Nana sangat menyukai mie yamien karena rasanya pedas manis dan tidak memiliki kuah layaknya mie goreng sih. Kift yang mencium aroma mie yamien merasa lapar ia mengambil dua sendok dan garpu lalu memberikannya ke Nana satu.

"Makasih." Kata Nana.

"Sama- sama. Oh ya, habis ini mau kemana?" Tanya Kift sambil mengambil sumpit dan menyumpit mienya mengangkatnya dan tak lama masuk ke dalam mulut dengan sekali hap. Pedas tentu namun seimbang dengan rasa manis di mienya itu, Kift kemudian menganggkat mangkok kuah mie dan menyeruputnya.

"Wah enak banget ckck, makasih ya Nana udah ajak kesini."

"Pulang kerumah lah Pak, terus bapak mau kemana?" Tanya Nana.

"Ikut kamu." Jawab Kift.

"Yeeee jangan, saya ini sudah bersuami nda enak kalau nanti sama bapak hehe."

"Kemana ya, sepertinya saya ke kantor." Jawabnya.

Menikah dengan boss suamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang