Masih sepi tapi gakpapa makasih yang udah baca. Jangan lupa vote dan kommenya ya.
***
Pras dan Abdi duduk dihadapan Kift. Mba Ratmi selaku HRD meminta maaf kepada Kift karena kejadian tadi hingga Kift langsung yang turun tangan.
"Setelah saya mendengar dari kalian berdua dan menjelaskan secara detail maka Abdi akan saya pecat." Jawab Kift. Abdi langsung kaget ia menatap Pras yang hanya diam tak berdaya nyatanya lelaki itu tidak bersalah dan menjawab jujur apa adanya.
"Kok saya, dia buat skandal!" Protes Abdi sambil menunjuk Pras.
"Kalau Pras berhenti istrinya mau makan apa? Lagian kamu yang salah kalau main cukup main gak usah rekam dan sebar." Jawab Kift dingin. Kift ini melindungi Pras karena ia menyayangi Nana selebihnya enggak.
"Loh Pak gak bisa gitu dong." Kata Abdi tak terima. Kift menghembuskan nafasnya ia menatap Ratmi dan memberinya kode untuk membasmi lelaki itu.
"Pras, apa istrimu tau video itu?" Tanya Ratmi. Pras mengangguk matanya memerah karena sedih.
"Tau Bu dari Abdi." Jawabnya sedih.
"Yasudah, jadi..." Ratmi jadi bingung.
"Pras, sebaiknya kamu kerumah sakit untuk obati lukamu nanti ditanggung sama kantor biar bagaimanapun kantor yang tanggung jawab setelah itu kamu istirahat dirumah, persiapkan dirimu karena akan kukirim ke lokasi lagi." Jawab Pras.
"Makasih Pak." Jawab Pras ia menghapus air matanya dengan ujung kain baju. "Makasih banyak ya Pak. Maaf sudah merepotkan Bapak." Jawab Pras. Kift menyuruh Pras pergi setelah pergi Kift berdiri.
"Pak.''
"Kamu bukan tanggung jawab kantor saya lagi. Silahkan angkat kaki dari sini sekalian dengan uang gajimu, bayar hutangmu dan pergi." Jawab Kift setelah itu iapun melangkah pergi.
***
Pras pulang kerumah dengan wajah babak belur ,ditangannya ada sekantong obat untuk di minum dan di oles Nana yang melihatnya kaget.
"Ya Ampun kamu kenapa?" Tanya Nana khawatir ia membawa suaminya duduk diruang tamu.
"Habis kelai aku sama orang kantor." Jawabnya. Nana menghela nafasnya tenang ia kemudian ke dapur dan memberikan suaminya segelas air.
"Kenapa bisa begitu?" Tanya Nana.
"Temanku semalam sebar video ciuman itu." Jawabnya. Nana menarik nafasnyalagi ia mencoba untuk melupakan tapi suaminya mengingatkan. Pras mengambil segelas air yang diambilkan Nana dan meminumnya setelah itu ia menatap Nana yang tertunduk sambil melihat tangannya sendiri.
"Kenapa?" Tanya Pras
"Aku mau pulang tempat mamaku dulu boleh ya?" Tanya Nana setidaknyabia ingin menghindari suaminya dulu walaupun tidak menginap disana. Sebenarnya Nana juga tidak mau kesana hanya saja kalau bukan kesana mau kemana lagi? Ingin rasanya dia lari dari semua ini dan hidup sendiri.
"Hais, dirumah aja. Aku capek mau antar jemput kamu." Tolak suaminya. Nana menegakan kepalanya dan memperlihatkan matanya yang sudah bersimbah air mata.
"Kamu gak perlu antar aku. Aku bisa sendiri."
"Kamu kenapa nangis sih, diam sudah. Sakit aku ini."
"Siapa yang gak sakit liat suaminya ciuman sama mantan. Bohongin istrinya keluar kata ke bengke taunya mabok." Ujar Nana. Nana bangkit untuk siap- siap pergi namun di tarik belakang bajunya pleh Pras hingga wanita itu jatuh ke sofa.
"Apaan sih lepasin." Kata Nana.
"Gak usah bahas itu lagi aku gak sengaja. Apa juga sih."
"Kalau aku gitu sama dosenku kamu jangan marah kan gak sengaja."
"Itu gatal namanya mandul." Jawab Pras. Nana menengok Pras.
"Kamu bilangin aku mandul? Ayo kita tes kesuburan! Kalo aku memang mandul ceraikan aku." Kata Nana. Nana lekas bangkit dan Pras menahannya lagi memeluknya.
"Adu duuu maaf ya cantik habisnya kamu sih. Maaf ya, jangan cerai cantik." Jawab Pras ia memeluk Nana dan mengusap kepalanya. Nana sudah keburu sakit hati sama Pras.
"Minggirlah, kamu istirahat aku mau tidur." Kata Nana.
***
Pras terbangun ketika hpnya berdering, ia mengangkatnya.
"Hallo."
"Pras? Gimana kabarmu? Baikan sudah? Tolong nih antarkan laporan yang kemarin apa bisa?" Tanya Aren di ujung telp
"Laporan yang mana Pak? Semua sudah saya kasih kok." Kata Pras mencoba mengingat ia kemudian menunu tas ranselnya dan ternyata ada satu laporan yang ketinggalan.
"Maaf Pak, masih ada sama saya satu laporan hehe."
"Oke, kalau gitu antar ke kantor ya. Ditunggu bos."
"Baik Pak."
Tak lama ia menutup telp, Nana yang hanya berbaring cuma bisa tersenyum miring, palingan suaminya bohongin dirinya lagi dan memilih jalan untuk minum.
"Cantik aku ke kantor dulu ya."
"Terserah kamu." Jawab Nana tanpa melihat suaminya. Pras menghembuskan nafasnya pasti istrinya gak percaya sama dia.
"Yaudah kamu aja yang antar ke kantorku kalau gak percaya." Kata Pras. Nana kemudian bangun ia menfikat rambutnya dan mengambil sweteer.
"Baik." Jawab Nana. Nana mengambil berkas itu dan segera keluar dari kamar.
"Antar ke bosku namanya Pak Aren." Katanya.
"Ok."
***
Inikah perusahaan tempat suaminya kerja. Ia menatap gedung tinggi yang menjulang kemudian menarik nafasnya.
"Pasti bahagia istri dari pemilik perusahaan ini." Kata Nana dalam hati. Dengan tekat ia masuk ke dalam kantor dan menuju lobby.
"Permisi ka, saya mau titip laporan untuk Pak Aren dari Pras." Kata Nana sambil memberikan berkas.
"Oke Mba makasih..." jawab resepsionis.
Dilain itu Kift baru masuk ke dalam kantor ia terkaget melihat Nana, matanya gak salah liat kan dengan rambut yang di kuncir longgar seperti itu hingga anakan poninya jatuh dan sweteer dongker.
"Aren dia ngapain disitu, itu Nana wanita yang saya suka." Kata Kift. Aren langsung menegakan kepalanya dari jadwal yang ia liat di ipad.
"Ngantarin laporan pras Pak."
"Tarik laporannya kasih ke saya langsung di apart atas." Kata Kift yang langsung berlari menuju Lift khusus untuk dirinya sendiri. Kift mengedipkan matanya ke Aren sambil pintu tertutup. Aren pasti tau bosnya ini. Aren buru- buru menuju meja resepsionis dan menahan Nana yang hendak pergi.
"Permisi, berkas Pras mana?" Tanya Aren ke resepsionis. Sang wanita itu memberikan ke Aren.
"Oh dari mba ini ya." Katanya sambil memberikannya. Aren melihat Nana dan tersenyum.
"Mba bisa minta tolong kah? Antarkan ini ke lantai paling atas? Antarkan ke atasan saya langsung." Kata Aren. Nana menggaruk kepalanya bingung. Aren tersenyum ia memberikan laporan itu ke Nana dan menuntunnya untuk menujunke lift.
Nana mengikuti langkah Aren dan menekan tombol. Nana masuk sendiri ke lift dan Aren menekan tombol khusus untuk ke apart Kift.
Nana merasa jantungnya berdegup kencang dan rasanya kakinya terasa dingin padahal hanya mengantar ini saja. Nana melihat dirinya dipantulan cermin lift gimana ya rasanya kerja? Bisa menghasilkan uang dan memakai pakaian yang bagus? Jiwanya rasanya ingin kerja entah biar jadi bagian logistik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah dengan boss suamiku
RomanceSebuah skandal yang tak dibuka. Skandal yang bisa menghancurkan dan juga kebahagiakan. Skandal yang tidak di duga- duga siapapun... Nana, ia harus menerima takdirnya. Bercerai dengan suaminya dan menikah dengan boss dari suami. Bukan hanya itu bos...