Tantangan ketiga adalah Allan akan membantu beres-beres dan bersih-bersih di salon seorang waria yang merupakan kenalan Dion. Namun selain melakukan tugasnya, yaitu bersih-bersih, Allan juga mendapatkan perlakuan dilecehkan oleh waria. Di salon waria itu juga Allan mendapatkan sebuah kejutan yang tidak terduga.
"Hai mbak Dona, Teh Winda ada?" tanya Dion menyapa Dona yang juga merupakan seorang waria.
"Hai Yon. Apa kabar. Lama gak keliatan" kata Dona. "Ada tuh di dalam. Masuk aja"
"Gue masuk dulu deh. Yuk" kata Dion mengajak Allan masuk ke dalam salon. "Hai Teh" kata Dion saat melihat seseorang berpenampilan wanita sedang duduk sambil memainkan handphone.
"Eh Yon. Udah sampe aja. Yuk ah duduk" kata Winda. "Mau minum apa? Ntar aku minta Dona pesanin ke warung depan"
"Lha ngapain Dona. Kan udah ada yang buat bantu-bantu teteh dua hari besok" kata Dion.
"Ini? Alamak, ini mah buat bersih-bersih teteh aja kalau yang model beginian seh" kata Winda saat melihat ke arah Allan. Allan tentunya menjadi salah tingkah dan tidak nyaman.
"Iya teh. Ini yang kemaren aku omongin sama teteh" kata Dion "Dua hari akan bantuin teteh di Salon" kata Dion lagi.
"Emang taruhannya apa? Sering-sering atuh kalah kalau begitu" kata Winda.
"Ada lha pokoknya" kata Dion, yang memang sebetulnya tidak ada taruhan. "Jadi besok tugasnya ngapain aja teh?" tanya Dion
"Selain nemenin teteh?" tanya Winda sambil tersenyum. "Ya palingan bantuin bersih-bersih. Biasanya kan kalau habis potong rambut banyak rambut tuh. Bersih alat-alat kalau habis dipakai, sama bantu-bantuin lha yang lainnya" kata Winda. "Eh namanya siapa?" tanya Winda kepada Allan.
"Allan" kata Allan "Saya panggilnya apa?" tanya Allan karena bingung harus memanggil apa ke Winda.
"Panggil teteh aja gak apa. Walau kayaknya tuaan situ ya dari pada eike" kata Winda sambil tersenyum. "Bentar ya" kata Winda sambil bangun dari duduknya lalu menuju ke pintu.
***************
"Kalau mas gagah, biasa nembak atau ditembak?" tanya Dona dengan lembut sambil mengusap-usap bicep Allan.
"Bisa keduanya" kata Allan.
"Ya lo lagi aneh Don, namanya lonte ya harus bisa semua lha" kata Winda lagi. "Tapi lo seringnya ditembak atau nembak?" tanya Winda sambil meminum minumannya.
"Ditembak" kata Allan dengan suara yang tercekat.
"Ugghhh pasti sexy deh ngeliat mas gagah merem melek keenakan ditempong" kata Dona yang sesaat membuat Allan bingung dengan bahasa yang digunakan Dona.
"Padahal Don, kentinya gedong lo" kata Winda.
"Ah masa. Koq lo bisa tahu. Mau dong liat" kata Dona
"Wah gimana ya" kata Allan yang bingung dan sedikit khawatir.
"Ntar aja, sore abis tutupan salon, kita telanjangin" kata Winda sambil tersenyum tapi membuat Allan menjadi tidak nyaman. "Banyak ya sekarang cowok macho kenti gedong tapi sukanya ditempong" kata Winda lagi.
"Ya sama kan kayak laki yey. Macho, kekar, kenti gedong tapi maunya ditempong sama yey" kata Dona.
"Kenapa balik jadi lagi gue seh" kata Winda dengan nada cemberut "Kalau dia kan kentinya buat bini sialannya itu. Buat bikin anak aja. Makanya sama gue ngangkang hahaha" kata Winda yang disambut tertawa sama Dona.
"Lakinya teteh yang teteh tembak?" tanya Allan yang seakan tidak percaya.
"Iya dong" kata Winda. "Kenapa? Lo gak percaya karena penampilan gue?" tanya Winda.
"Ihhh jangan salah Mas gagah, lakinya dia bukan hanya suka ditembak. Tapi nurut diapain aja" kata Dona. "Dikata dia datang terus suruh telanjang depan kita-kita juga dilakuin, ya kan Mak?" kata Dona.
***************
Allan terbangun dari tidurnya. Setelah mengenakan celana pendeknya, Allan menuju ke luar rumah untuk sekedar mencari udara segar. Allan menyalakan rokoknya dan mulai menghisapnya. Allan melihat jam di handphonenya, waktu baru menunjukan jam dua pagi. Setelah mengelap badannya yang berkeringat dengan kaus yang dibawanya, Allan lantas masuk ke dalam rumah. Setelah menutup pintu Allan langsung menuju kamar mandi. Allan membasahi tubuhnya agar merasa lebih adem dan tidak terlalu panas. Setelah selesai Allan segera keluar kamar mandi dan berjalan menuju kamarnya. Saat mendekati kamar Winda, seorang pria berbadan kekar keluar dari kamar Winda. Dan pria itu nampak bertelanjang bulat. Karena tidak saling melihat keduanya nampak berpapasan dan hampir bertabrakan.
"eh maaf sorry gak ngeliat" kata pria itu. Namun sesaat pria itu langsung terpana saat melihat Allan dihadapannya.
"Ngapain lo disini?" tanya Allan yang kaget.
"Eh Lan. Gue.... " kata pria itu nampak seperti kebingungan "Lo ngapain disini" berbalik tanya.
"Gue lagi ada urusannya. Habis ngapain lo sampai telanjang begini" tanya Allan.
"Ahh... sial .. sial.. ngapain lo seh pakai disini. Ok, ok, nanti gue jelasin. Tapi please lo jangan bilang ke siapa pun. Please ya Lan" kata pria itu.
"Wait ... wait .... anjir .... " kata Allan yang seakan teringat sesuatu "Jadi lo yang dientotin sama tuh bencong?" kata Allan sambil menahan suaranya agar tidak terlalu kencang.
"Senin kita ngobrol. Gue mau ke kamar mandi dulu" kata pria itu sambil meninggalkan Allan yang masih berdiri.
"Eh Lan, ngapain koq bengong disini" tiba-tiba Winda menyapanya. Winda keluar hanya mengenakan kain yang dililitkan hingga sebatas dadanya.
=====EndofPart=====
Cerita lengkap bisa kunjungi karyakarsa.com/nickname. Ketik langsung di browser, jangan pakai metode search.
KAMU SEDANG MEMBACA
12 Tantangan buat Majikan
FantasyLanjutan kisah dari cerita Sang Majikan dan Sopirnya. Menceritakan tentang Allan, seorang pengusaha sukses dan seorang yang dominant, namun pada akhirnya tunduk kepada sopirnya, Dion. Dion memberikan tantangan kepada Allan, yang mana terdapat dua be...