Tantangan keempat adalah Allan harus menemui dua orang yang pernah mengajak Allan 'kencan' namun Allan menolaknya. Hal tersebut karena kedua orang tersebut bukan type yang sesuai bagi Allan. Bukan hanya menolak, bahkan Allan pernah menghina dan melecehkan kedua orang tersebut. Bagaimana cara Allan pada akhirnya untuk mengajak mereka berkencan kembali.
"Hai sorry baru datang" kata seseorang, Vian, menyapa Allan yang sedang duduk di suatu tempat makan.
"Hai. Its ok. Gak apa. Yuk duduk" kata Allan mempersilahkan Vian dan temannya duduk. Kurang lebih dua tahun lalu Vian menyapa Allan untuk berkenalan melalui sebuah sosial media. Perkenalan awal berjalan lancar. Namun saat bertukar photo, Allan yang mengetahui Vian berbadan kurus, gemulai, dan berpenampilan feminim, langsung memaki dan menghinanya sebagai banci. Dan Allan tidak berkenan untuk berkenalan apalagi bertemu dengan Vian.
"Oh iya ini kenalan teman gue" kata Vian, yang memiliki postur tubuh kurus dan dengan gaya gemulai, sambil duduk di kursi.
"Sonny" kata teman Vian memperkenalkan diri, sambil duduk di kursi.
"Allan" kata Allan memperkenalkan diri. "Pesan dulu aja" kata Allan lagi.
"Thanks ya" kata Vian.
"Terima kasih" kata Sonny. Setelah memanggil pramusaji, Vian dan Sonny lalu memesan makanan. Setelah selesai, ketiganya melanjutkan obrolannya.
"Thanks ya udah bersedia datang" kata Allan kepada Vian.
"Ya. Walau masih sakit hati gue sebenarnya" kata Vian dengan nada ketus "Terus kenapa lo sekarang ngajakin ketemuan. Pakai mohon-mohon lagi. Sekarat lo?" kata Vian lagi.
"Ya justru itu, saya mau minta maaf untuk hal itu. Mungkin waktu itu sedang emosi atau gimana" kata Allan dengan suara bergetar menahan emosi. Tentunya pria gemulai bukan type Allan. Jangankan untuk have fun, sekedar bertemu saja biasanya Allan akan menolaknya.
"Minta maaf koq lama banget baru sekarang" kata Vian dengan gaya ketusnya, yang membuat Allan semakin menahan emosinya. "Terus cuma minta maaf doang, udah kelar gitu?" tanya Vian.
"Kamu mau ML sama saya?" tanya Allan yang enggan berbasa-basi. Karena sesuai dengan tantangannya, yaitu mengajak ML orang yang pernah ditolaknya. Ditanya seperti itu membuat Vian kaget dan jadi salah tingkah. Vian memperhatikan Allan dari atas kepala hingga ke bawah.
"Iihhh... baru ketemu udah ngajakin ML. Emang eike cowok murahan. Huh" kata Vian, yang tentunya membuat Allan kaget dan geram karena ajakannya ditolak.
"Ya bukannya waktu itu kamu ngajakin ketemu?" tanya Allan bingung.
"Emang kalau ketemu harus ML gitu. Otak koq mesum banget" kata Vian, yang tentunya membuat Allan kesal.
"Eh lo jangan gitu. Orang ngajakinnya baik-baik juga" kata Sonny berusaha menenangkan Vian. "Maaf ya, teman saya emang gini-gini nih orangnya. Sok jual mahal" kata Sonny.
"Iya gak apa-apa" kata Allan sambil tersenyum. "Emang kamu gak mau ML sama saya?" tanya Allan sambil perlahan melepaskan beberapa kancing kemejanya, sehingga dadanya yang membusung nampak terlihat oleh Vian. Vian nampak seakan menelan ludah melihat dada Allan yang besar membusung itu. Tentunya Allan senang melihat Vian sudah mulai terpancing. "Kalau kamu mau, kita ke hotel" kata Allan.
"Ooo situ lonte? Bayaran? Pantesan ngajakin. Lagi sepi pelanggan?" kata Vian lagi dengan ketus. Sonny nampak bingung sendiri dengan sikap Vian. Sonny khawatir Allan akan marah dan emosi.
"Gak. Saya bukan bayaran" kata Allan mencoba tersenyum, walau dengan perasaan kesal.
"Terus ngapain ngajak-ngajak ML? Gak ada stok?" kembali jawab Vian dengan nada tetap ketus.
"Ya sudah ok. Kalau kamu tidak mau. Maaf kalau saya salah" jawab Allan yang seakan sudah cukup kesal meladeni Vian.
"Yakin lo? Gak nyesal lo? Body nya gede lho. Cakep pula" kata Sonny ke Vian.
"Malas gue sama orang kepedean. Lo kira mentang-mentang punya body gede, terus bisa ajak ML. Ihhhh gak sudi deh eike" kata Vian. Allan sama sekali merasa buntu. Seandainya ini bukan tantangan yang diberikan oleh Dion, tentunya dia sudah meninggalkan Vian sedari tadi. Namun sesuai dengan tantangan yang diberikan, Dion sudah menentukan tiga orang yang harus diajaknya untuk having sex. Jika gagal satu orang, maka Dion akan mencari tiga pengganti lain sehingga jumlahnya akan bertambah. Dan tentunya Allan tidak mengharapkan hal tersebut.
"Gini deh. Ini kebetulan saya ada waktu. Kalau kamu mau, nanti kamu bebas mau lakuin apa aja ke saya" kata Allan.
"Hmmmm koq kayak maksa. Gue jadi curiga. Jangan-jangan lo mau jahat" kata Vian. "Kita balik aja yuk Son" kata Vian. Sonny merasa tidak enak, selain Sonny cukup bernafsu terhadap Allan.
"Eh sorry, sorry. Gak begitu koq. Sorry kalau kesannya memaksa" kata Allan.
"Kalau gue mau lo jadi bottom, gimana? Emang bisa?" tanya Vian tiba-tiba.
"Hah? Lho? Kamu bukannya bottom?" tanya Allan kaget dan bingung.
"See. Lo bilang mau lakuin apa aja. Baru satu ini aja lo gak bisa lakuin. Huh" kata Vian. Allan nampak sudah kehabisan akal. Nampaknya Allan sudah pasrah, dan akan mendapatkan hukuman dari kegagalannya saat ini.
"Ya udah kalau gitu gak apa. Maaf, mungkin karena saya menyamakan semua orang. Karena saya kalau ketemuan memang biasanya untuk ngajakin ML" kata Allan "Lanjut makan aja yuk" kata Allan.
"Mas nya sudah nikah?" tanya Sonny sambil menyantap makanannya.
"Sudah. Anak dua" kata Allan.
"Hmmm pasti jago diranjang. Secara kan udah pengalaman goyang istri" kata Sonny sambil tersenyum.
"Ya begitu lha" kata Allan. Walau mungkin saja Sonny tertarik dengan Allan, namun target Allan adalah Vian. "Sorry sebentar ya saya terima telepon dahulu" kata Allan, dimana pada saat itu telepon Allan berbunyi.
"Ih lo gimana seh? Ada barang bagus depan lo malah lo tolak" kata Sonny
"Biarin aja. Bete gue. Sombong banget orangnya" kata Vian dengan ketus dan cemberut.
"Kapan lagi lo dapat yang manly banget kayak gitu. Ya walau Cuma secelup dua celup kan lumayan" kata Sonny.
"Ihh bilang aja lo kegatelan. Inget BF lo" kata Vian.
"Ingat seh. Cuma yang ini koq jantan banget" kata Sonny.
"Iya seh mak. Kalau dilihat-lihat laki banget. Kalah tuh laki lo jantannya" kata Vian. Pada saat itu Allan sudah kembali ke meja nya dari menelpon.
"Kalian naik apa kesini? Nanti biar saya antar pulangnya" kata Allan.
"Ok, lo boleh ML sama gue" kata Vian tiba-tiba yang membuat Allan kaget "Tapi ada syaratnya" kata Vian dengan tegas namun tetap dengan gaya kemayunya.
"Apa syaratnya?" tanya Allan.
"Pertama, kita main bertiga. Teman gue ikutan" kata Vian. "Dan lo harus puasin kita berdua. Bisa kan?" tanya Vian.
"Bisa" kata Allan. "Ada berapa lagi syaratnya?" tanya Allan.
"Kedua. Lo lakuin apa yang kita mau diranjang. Harus bikin kita puas" kata Vian.
"Hmmmm, selama dalam batas wajar ya ok" kata Allan "Oh ya, saya gak bisa kissing ya. Dan please gak ada dokumentasi" kata Allan membatasi.
"Kenapa?" tanya Vian
"Ya gak biasa aja" kata Allan, yang alasan sebetulnya karena hal itu sebenarnya dilarang oleh Dion.
"Ok gak masalah" kata Vian. "Ketiga"
"masih berapa banyak lagi?" tanya Allan.
"Lo yang nyediain dan nanggung tempatnya" kata Vian lagi.
"Ok gak masalah" kata Allan. "Tapi saya gak bisa menginap. Paling jam sebelasan malam nanti saya balik" kata Allan lagi.
"No problem" kata Vian.
=====Endofpart=====
Cerita lengkap bisa kunjungi karyakarsa.com/nickname. Ketik langsung di browser, jangan pakai metode search.
KAMU SEDANG MEMBACA
12 Tantangan buat Majikan
FantasyLanjutan kisah dari cerita Sang Majikan dan Sopirnya. Menceritakan tentang Allan, seorang pengusaha sukses dan seorang yang dominant, namun pada akhirnya tunduk kepada sopirnya, Dion. Dion memberikan tantangan kepada Allan, yang mana terdapat dua be...