Tidur bareng?

91 9 4
                                    

Tanpa belas kasih, sumedh menyeret tubuh malika dari lantai atas hingga lantai bawah, tepatnya menuju kamar malika.
Setibanya di kamar, barulah dia melepaskan cekalannya dari lengan malika dengan sedikit membantingnya, dan terlihat bekas merah pada lengan putih tersebut.

"Ganti pakaianmu!" perintah sumedh dengan suara datar tetapi bersifat memaksa kepada Gadis tawanannya itu.

"Ganti?" malika terlihat bingung. Masalahnya dia tidak tahu apa maksud sumedh harus menganti dengan pakaian yang bagaimana.

Terlalu lama Gadis itu terperangkap dalam kebingungan, Sumedh pun berjalan ke arah lemari besar yang ada di kamar itu, dia mengeluarkan piyama tidur dan memberikan piyama itu kepada malika.

"Ganti dengan piyama itu!" perintahnya.

Malika memperhatikan piyama yang diberikan oleh sumedh, piyama itu merupakan piyama tidur yang sangat layak untuk dipakai. Dengan takut-takut dia mengalihkan pandangannya kepada sumedh.

"Bisakah kamu keluar? Aku akan menggantinya," pinta malika dengan suara yang hampir tidak terdengar.

"Kenapa aku harus keluar? Ganti pakaianmu sekarang! Atau kau ingin aku menelanjangimu dan membawamu keliling mansion ini dalam keadaan telanjang?!"

Mendengar ancaman itu malika langsung menuruti keinginan pria kejam yang ada di kamarnya itu, sedangkan pria itu duduk pada sisi ranjang dengan mata yang memperhatikannya. Dia mulai menurunkan pakaian teramat seksi yang menempel pada tubuhnya, kemudian menggunakan setelan piyama tidur yang diberikan oleh pria itu. Untung saja dia memiliki dalaman, sehingga dia tidak perlu full naked di depan pria itu.

"Sudah," ucapnya dengan takut-takut.

"Bersihkan riasanmu!" perintah sumedh kembali.

Malika menuju kamar mandi dan menuruti permintaan pria kejam itu untuk membersihkan riasan yang menempel pada wajahnya. Setelah itu, dia pun keluar dari kamar mandi dan berdiri mematung menunggu perintah selanjutnya.

"Ikuti aku!" sumedh berdiri dari duduknya, membawa tungkai panjangnya keluar dari kamar tersebut, dengan sebelah tangannya ia selipkan pada kantong celananya.

Dia menuju ke arah tangga dengan langkah angkuh dan ketukan sepatu yang berirama. Sedangkan malika mengikutinya dari belakang. Setelah sampai pada lantai dua, dia membuka sebuah pintu yang memiliki ukuran besar dengan gagang yang terbuat dari emas. Setelah pintu itu terbuka malika baru tahu bahwa ruangan itu adalah sebuah kamar; kamar yang berukuran sangat besar dan sangat luas. Bahkan kamar itu jauh lebih besar dari kamar bhasant dan Monika. Namun ketakutan kembali menggerogotinya.

"Ck, kenapa kau berdiri di sana? Masuk!" suara datar sumedh memerintah dengan memaksa.

Malika dengan ragu-ragu memasuki kamar luas yang didominasi warna gelap itu. Ketika memasuki kamar itu aroma maskulin langsung menyeruak ke indra penciumannya, yang mana aroma itu sama persis dengan aroma tubuh sumedh.

"Duduk!" lagi-lagi pria itu memerintah malika dengan suara datar tetapi terdapat pemaksaan, yang mengharuskanya untuk menuruti perintah pria itu.

Dia sengaja memilih duduk di atas sofa yang ada di kamar itu daripada duduk di atas ranjang. Dia takut kejadian bersama bhasant tadi akan terulang lagi. Matanya memperhatikan sekeliling kamar luas itu, tetapi dia terkejut ketika tidak sengaja melihat sumedh sedang membuka pakaian. Dengan cepat dia mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Berani kau mengalihkan pandanganmu, kupatahkan lehermu!" ancam sumedh.

Pria itu mendekati malika dan berdiri di depan malika sembari membuka hampir seluruh pakaiannya; yang tertinggal hanyalah sebuah celana dalam bermerek mahal. Sehingga memamerkan tubuh atasnya yang dipenuhi oleh otot-otot kokoh pada tempat-tempat tertentu. Malika juga baru mengetahui bahwa pria kejam itu memiliki sebuah tato yang bertuliskan huruf 'SM' dengan besar pada area pinggang

cruel mafia captive girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang