🔅01🔅

102 4 0
                                    

Hellaconia, 6 tahun kemudian.

"Ayunkan pedang Anda pangeran!"

Hosh

Hosh

Hosh

Peluh membanjiri pelipis Ethan. Deru napasnya tidak beraturan. Dia mengusap pelan keringatnya menggunakan punggung tangan, lantas kembali mengayunkan pedangnya.

"Fokuskan pergerakan anda! Jangan biarkan lawan menampis-"

Pranggg

"PANGERAN!!!!!"

Para pengawal yang berdiri di sekitar area pelatihan sontak berlari ke arah Ethan yang terjatuh. Pedang yang ia gunakan meleset dari tangan, kemudian menghantam tanah dan berdenting nyaring. Hal itu tak luput dari pandangan Theodoric Sullivan, putra jenderal perang Kerajaan Hellaconia, seorang ksatria sekaligus pelatih sang pangeran.

"Apa anda baik-baik saja, Pangeran?" Tanyanya seraya mengulurkan tangan.

"Maafkan aku kak, sepertinya badanku terlalu lemah untuk berpedang." balasnya sambil menggapai uluran tangan Theodoric.

"Semuanya butuh proses pangeran, bahkan dulu hamba pun perlu beberapa waktu lamanya untuk menguasai semua teknik berpedang."

Ethan menunduk dalam, "Tapi aku sudah mempelajarinya hampir satu tahun ini, dan nyatanya aku tidak kunjung berhasil. Padahal kudengar Kak Jun bisa mempelajarinya hanya dalam waktu satu hari pada pelatihan pertamanya, Jaden juga hanya dalam 3 hari, bahkan adik-adikku yang lain saja bisa melakukannya dalam tenggat waktu satu minggu." Ethan menghela napas "Aku tidak yakin aku bisa melakukannya, Kak."

Enam tahun sudah Ethan mendapat gelarnya sebagai seorang pangeran di Kerajaan Hellaconia, selama itu pula ia telah banyak mendapat pelatihan-pelatihan khusus sesuai titah dari sang raja. Ia yang awalnya buta akan kehidupan kerajaan, perlahan mulai menyesuaikan diri.

Ethan sebenarnya adalah sosok yang begitu cerdas dan tekun. Melalui kelas historica—Kelas yang mempelajari tentang sejarah kerajaan-kerajaan dalam lingkup Centerseith-Ethan dinyatakan menempati posisi terunggul dari yang lain. Bukan hanya itu, Ethan juga telah diakui kehebatannya dalam mengingat suatu hal oleh kepala akademis kerajaan. Urusan tata etika kerajaan apalagi, Ethan begitu mudah menyerapnya.

Hanya saja untuk kelas yang berkecimpung pada dunia fisik, Ethan masih merasa lemah dalam berpedang. Tangannya tak kunjung lihai dalam mengayunkan benda tajam berlapis perak itu, kendati dirinya telah giat berlatih selama kurang lebih satu tahun belakangan ini.

Theodoric lantas tersenyum, melihat Ethan yang semakin menunduk dalam. Takdir atau bukan, Theodoric merasa bahwa Ethan sangat mirip dengan dirinya yang dahulu. Sosok yang begitu rapuh dan lemah akan sesuatu yang cukup sulit untuk cepat dikuasai.

Laki-laki berjarak usia 8 tahun dengan Ethan itu mengusap pelan pucuk kepala sang pangeran yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri. "Hamba yakin pangeran bisa melakukannya suatu saat nanti, bahkan lebih hebat dari apa yang pangeran bayangkan."

"Hufftt baiklah, aku akan lebih rajin berlatih lagi, dan bisakah kak Theo berhenti memanggilku pangeran? Bukankah sudah kubilang kalau kakak boleh memanggilku cukup dengan sebutan 'Ethan' saja? Aku kesal tau!!!"

Theo tertawa selepas mendengar ucapan Ethan dengan wajah mengerucutnya itu. Dia terlihat sangat imut. Ingin sekali Theo mencubit pipinya dan memasukkannya ke dalam karung jerami untuk dibawa pulang, tapi tentu saja ia harus mengingat posisinya. Ia tidak mau mati konyol hanya karena merasa gemas oleh anak berusia 12 tahun di depannya ini. "Hamba berjanji akan melakukannya jika hanya ada kita berdua saja. Lihatlah sekeliling, ada banyak orang, pangeran."

Tale of Heroes: A Kingdom [ENHYPEN X TREASURE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang