Chapter 3 - Membosankan

47 9 0
                                    

"Kak, tau ga sih."

Tanya seorang gadis bernama Airani Iofifteen.

"Ya ga tau lah."

"Kan, kamu sendiri belum cerita."

Sahut seorang pekerja dan kakak dari gadis itu.

Manda, 24 tahun.

***

Keduanya duduk dengan kursi yang bersebelahan.

Di meja makan yang cukup untuk menjamu sepuluh orang.

Namun saat ini, hanya ada mereka berdua.

"Jadi, aku lagi bosan kak."

Sembari gadis itu bersandar pada kursi.

"Bosan karena apa?", sahut Manda.

"Kegiatanku kak."

"Iya, terus."

Lanjut Manda sembari memperhatikan adiknya.

Dan memutuskan untuk menjadi pendengar yang baik.

"Ya karena kegiatanku yang hampir setiap hari begini-begini saja."

Kedua tangan gadis itu menyilang ke dekat dadanya.

"Aku mau mencari kegiatan lain yang sekiranya seru."

Wajah gadis itu tegap lurus.

Kedua matanya menatap vas bunga di depannya yang terdapat di atas meja makan.

"Kakak punya saran?"

Gadis itu menoleh ke arah kiri menatap kakaknya.

"Hmmm..."

"Kegiatan apa ya? Yang sekiranya cocok untukmu."

Manda mengarahkan tangan kanannya ke arah dagu yang menandakan ia sedang memikirkan hal itu.

Kedua matanya melihat sekeliling ruangan seperti sedang mencari ide yang bagus.

"Eee... Maaf."

"Kakak lagi ga punya ide buat kamu."

Kedua tangannya membentuk tanda permintaan maaf.

Disertai senyuman diwajahnya.

"Ah... gimana sih kak."

Gadis itu kecewa dengan jawaban itu.

Wajah dan matanya kembali fokus menatap vas bunga di atas meja makan.

"Kakak sendiri gimana?"

"Apa pernah merasa bosan dengan kegiatan kakak?"

Tanya gadis itu yang masih menatap vas bunga.

"Hmm? Sebagai pekerja?"

Manda bersandar ke kursinya.

"Jujur saja sih, kakak ga pernah berfikir kalau kegiatan ini membosankan."

"Ya mungkin kelihatannya semua kegiatan kakak sudah terjadwal dengan baik."

"Dan setiap hari harus mengikuti jadwal itu."

"Kecuali ada beberapa hal tertentu yang jauh lebih penting dan dibutuhkan."

"Dan disisi lain, kakak senang bisa melihat keluarga ini setiap hari."

"Apalagi bisa melihat adikku yang lucu ini setiap hari."

Jelas Manda sembari menolehkan wajahnya ke arah gadis yang berada disebelahnya.

Dilihat gadis itu menundukkan wajahnya yang sedikit memerah karena malu.

"Oisho."

Manda beranjak dari kursinya.

"Kakak masih ada pekerjaan lain yang harus dikerjakan."

Ia kembali melihat ke arah adiknya yang masih menundukkan wajahnya.

Manda menggerakkan tangan kanannya.

Mengarahkan ke kepala adiknya yang masih tertunduk.

Meletakkan tangan kanannya tepat di atas kepala adiknya.

Dan sedikit mengelusnya.

"Kalau masih ingin cerita atau butuh sesuatu."

"Kamu bisa cari atau panggil kakak saja."

Tangan Manda berhenti mengelus kepala adiknya.

Kemudian mengangkat tangan kanannya.

Dan beranjak pergi dari meja makan untuk melanjutkan pekerjaannya.

***

Manda yang sedang di tengah jalan menuju ke arah gudang.

Ia mengangkat tangan kanannya.

Memperhatikan telapak tangannya.

"Tadi bandonya ganggu pas ku elus kepalanya."

"Lagian kenapa juga pakai bando di dalam rumah."

"Biasanya dipakai kalau lagi pergi keluar saja."

"Dasar..."

"Adikku yang lucu."

Let Me Tell You About The Story Of: Airani Iofifteen - Volume 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang