KATA BARAT, MASAKANNYA UTARA ENAK

4 1 0
                                    

Tadi sewaktu pelajarannya Pak Haris, Utara sangat bersemangat dalam memperhatikannya. Tidak biasanya dia begini. Sampai waktu istirahat tiba pun, semangatnya tidak pudar sama sekali. Ini semua karena Barat.

Utara sudah berjanji akan menyuapi Barat waktu istirahat. Dengan begini, Utara akan semakin cocok menjadi istrinya Barat.

Bukan kantin yang menjadi tujuan awalnya. Tetapi kelas Barat, dia ingin menyuapinya di sana. Sekalian pamer kepada teman sekelasnya Barat, bahwa Barat milik dirinya seorang. Jadi dengan begitu, tidak akan ada yang genit kepada Barat. Dengan begitu pula, hati Utara tidak akan cemas memikirkan Barat yang akan diambil oleh seseorang nantinya.

Hohoho, betapa pintarnya otaknya itu. Sehingga dapat menyusun rencana seperti ini.

Dilihatnya Barat yang sudah duduk rapi di tempatnya, bahkan Barat tidak ikut temannya ke Kantin. Kalau begini kan langkahnya terasa lebih ringan, mana Barat ganteng lagi.

“BARAT AYO MAMAM BARENG TARA.” Teriak Utara tanpa memedulikan setikarnya. Dasarnya Utara yang tak punya malu.

“Sini.”

Suaranya Barat tuh ya memang cakep banget, suara ganteng. Apalagi wajahnya, ganteng banget. Barat tuh ga ada tandingnya. Ga ada yang bisa nandingin Barat.

“TARA MELUNCUR.”

Segera Utara berlari ke arah Barat, tak peduli nanti bentukan bekalnya akan sehancur apa.

“Jangan lari Tara.”

Walaupun Barat bilang begitu, Utara tak peduli. Yang penting dirinya dapat duduk di samping Barat. Dibukanya langsung tempat makan yang sudah Utara siapkan itu. Tuh kan dari baunya saja ini sudah bisa di tebak, enak ini mah. 100% gak gatot, alias gak gagal total.

Mata Utara sudah berbinar melihat tampilan masakannya itu. Ini mah pasti Barat akan langsung menjadikannya sebagai istri. Sudah rajin menabung, pintar, baik hati, pintar masak pula. Pasti dirinya lulus jadi istrinya Barat.

"Ayo mamam, Barat harus mam yang banyak ya." ucap Utara dengan menyuapkan makanan itu ke dalam mulut Barat.

Ketika Barat tengah mengunyah makanan itu, Utara menatapnya dengan penuh binar. Jangan sampai Barat tidak suka dengan hasil makanannya, jangan sampai Utara tidak masuk ke dalam kriteria calon istrinya Barat.

"Nungguin ya."

Barat menatap iseng ke arah Utara, dia tau jika perempuan itu tengah menunggu jawaban darinya. Yeah, Utara itu memang muda ditebak orangnya.

"Barat serius ih. Gimana rasanya?"

"Gimana ya, ga enak. Asin, mana ada rasa pahitnya."

Bukan itu jawaban yang diharapkan oleh Utara, bagaimana bisa rasa masakannya sehancur itu? Alamat gagal ini mah. Udah gagal di dalam masakan, gagal pula jadi calon istrinya Barat. Gawat, gimana nasib anaknya nanti.

Harusnya tadi Utara meminta bantuan dari Bunda nya. Harusnya tadi dia melihat tutorial di Youtube. Kenapa sih dia harus mengandalkan otaknya itu. Percuma pintar dalam pelajaran, jika memasak saja Utara tak bisa.

Dilahapnya makanan yang telah di buatnya tadi pagi itu. Biarlah kata Barat apa, yang pasti Utara tak ada lagi harapan untuk menjadi istrinya Barat. Jika dengan cara ini tidak bisa membuat Utara menjadi istrinya Barat, dia akan menyogok mertuanya dengan martabak manis. Hohoho dengan begitu dirinya ada harapan lagi.

Tapi bentar, lidahnya ini tidak bermasalah kan? Kenapa rasanya enak? Kenapa sup ayam buatannya itu enak? Wah jangan bilang lidah Utara sudah berbalik arah. Ini mah beneran enak, no tipu-tipu. Lidahnya Barat tipes kali, gak bisa menikmati masakan seenak ini.

"Bercanda. Masakannya Tara enak. Bahkan lebih enak dari masakan Mama. " ucap Barat sembari mengacak rambut Utara dengan gemas.

Sedangkan Utara yang mendengarkan itu, hidungnya sudah kembang kempis. Lebih enak. Lebih enak dari masakan mertuanya. Memang pada dasarnya, Utara itu ditakdirkan untuk menjadi calon istrinya Barat.

"KALAU BEGITU, TARA UDAH COCOK DONG JADI ISTRINYA BARAT. NIKAH YUK."

Semua tentang BaratTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang