BUNGA CANTIK UNTUK SI CANTIK

0 0 0
                                    

Bagi Utara, dia sangat amat bersyukur bisa menjadi bagian dari anak SMA. Selain pelajarannya yang begitu menyenangkan, dan tentunya libur di hari Sabtu.

Entah apa yang akan dilakukan Utara pagi hari ini. Karena semua penghuni rumah pergi karena ada urusan masing-masing, kecuali Utara. Biasanya jika hari Sabtu begini, dirinya dan Selatan menghabiskan waktu berdua. Tetapi karena Selatan sedang pergi dengan Kak Pelangi, dia bisa apa?

Lebih baik Utara duduk di teras depan dengan menikmati susu dan roti lapisnya. Memang roti lapis tak ada duanya. Nah kan di depan rumahnya pasti banyak tetangganya yang berlalu lalang. Ada yang hendak berangkat sekolah, ada yang hendak berangkat kerja, dan tentunya ada ibu-ibu yang sedang memilih sayuran.

Hal yang Utara paling suka dari ibu-ibu yaitu, dia sering di bilang cocok buat jadi istrinya Barat. Uh, dunia aja tau kalau memang Barat di takdirkan untuk Utara.

Pastinya jika dia menjadi istri Barat, Utara akan melakukan hal yang sama seperti ibu-ibu tetangganya itu. Terus terus, pasti nanti anak-anaknya berangkat sekolah bersama Barat. Memang ya, indahnya membangun rumah tangga dengan Barat.

Dilihatnya satu persatu pergerakan mereka, ah rasanya Utara juga ingin melakukan salah satu hal yang dilakukan oleh tetangganya. Tetapi dia terlalu mager. Ketika tengah asik melihat para tetangganya, Barat tiba-tiba memasuki halaman rumahnya.

Pagi-pagi begini Barat sudah datang ke rumahnya, pastinya menemui Utara. Yeah, kalau jodoh memang begini. Apakah Barat tidak tahan untuk tidak menemui Utara? Apakah Barat tidak bisa menahan rindunya terhadap Utara walaupun satu detik saja? Apakah Barat memang tidak bisa jauh dari Utara walaupun satu cm saja? Ah, jika semua itu benar seperti pikirannya, Utara jadi malu.

Tunggu, kenapa Barat membawa bunga? Jangan bilang Barat hendak melamar Utara di depan para tetangganya? Apakah tetangganya akan menjadi saksi pertunangannya ini?

“Selamat pagi cantik.”

OMG, suaranya Barat. Utara ga bisa diginiin, meleleh Utara tuh denger suaranya Barat.  Apa tadi kata Barat? Cantik? Selamat pagi cantik? Mau pingsan aja kalau begini mah.

“Selamat pagi Barat. Tumben pagi begini Barat ke sini?”

Yeah itu hanya lah basa-basi-busuk. Sebenarnya mah Utara senang-senang saja jika Barat ke sini. Apa lagi, wajah Barat yang candu itu. Pengen Utara karungin.
 
“Bunganya cantik, seperti Utara. Jadi, bunga cantik untuk si cantik.” Ucap Barat dengan menyodorkan buket bunga kepada Utara sembari tersenyum manis.

Hidung Utara sudah kembang kempis, dirinya tak tahan. Barat kenapa lucu sekali? Kenapa? Utara kan ga kuat buat nerima semua ini. Utara meleyot kalau gini. Utara, hik hik hik. Nafas Utara seperti babi yang bertemu kembarannya. Sedangkan jantungnya, sudah berdetak sangat kencang seperti musik disko.

Disaat menerima bunga itu, tangan Utara sudah bergetar hebat. Dan karena tangannya yang bergetar, alhasil bunga tersebut jatuh ke lantai. Ah kenapa tangannya harus bergetar begini, kan kasihan bunga dari calon suaminya jatuh terkena debu.

Bukannya langsung mengambil bunga yang terjatuh itu, Utara malah sibuk menggerutu di dalam hatinya. Menyalahkan terus tangannya itu. Alamak, lihat lah Barat, sekarang dirinya tengah memungut, ah lebih tepatnya mengambil bunganya yang tadi dia beli, yang terjatuh mengenaskan di lantai. Akibat tangannya Utara yang bergetar. Sekali lagi akibat tangannya Utara. Tangannya Utara.

“Lucu banget si Tara.”

Akhirnya kesadaran Utara kembali normal dengan mendengarkan suara Barat.

"Tara memang lucu, cocok kan jadi pacarnya Barat."

"JADI HAYU, WILL YOU MERRY ME?"

Semua tentang BaratTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang