[Completed]
Caramel tak menyangka akan bertemu dengan Devan disaat ia sedang dalam proses melupakan tentang mereka.
Perjuangan Devan untuk mendapatkannya kembali, mampu menghancurkan benteng yang dibangun dengan susah payah oleh Caramel.
Namun, saat...
Check out for Imagination and Eligere on my profile. Hope you enjoy it💗
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gue bagaikan bumi, dan bayangan dia adalah bulan. Kemana pun gue berputar, dia selalu disitu, ikut berputar mengitari gue, tiap detik. Dan itu membunuh gue secara perlahan.
🎈
Pandangannya terkunci pada mata cokelat yang menatapnya kaget. Senyuman tipis timbul di wajahnya saat memandang wajah yang selalu muncul di tidurnya, lamunannya, bahkan saat dia memejamkan mata, hanya wajah itu yang muncul. Rambut cokelat lurusnya tergerai indah memberi kesan sempurna di matanya.
Lamunan terhadap cewek itu terpaksa harus buyar karena teguran dari temannya, menyuruhnya untuk menghabisi makanan miliknya yang ia anggur sejak matanya bertemu dengan mata cokelat tadi.
"Lihatin apa sih, Dev?" Tanya Adam, salah satu teman barunya. Yang ditanya hanya menggeleng sambil tersenyum tipis lalu kembali sibuk dengan makanannya.
Devanio Prasetya atau biasa dipanggil Devan. Murid baru di kelas IPA-4 pindahan dari Aussie yang sanggup menarik semua perhatian siswi di SMA Harapan, hingga menjadikannya sebagai tranding topic hari ini. Wajah tampannya, tubuh tinggi tegapnya, rambut cokelat, mata biru, rahang tegas, terlihat sempurna di mata para siswi.
Hanya dua kekurangannya, Devan terlalu cuek dan dingin ke lawan jenis, dan juga Devan sudah memiliki seorang cewek yang mengisi relung hatinya sehingga tak ada satu orang pun yang sanggup mendapat kesempatan untuk menjadi pacarnya.
Namun, entah karena efek terlambat atau karena Caramel yang terlalu cuek, dia belum mendengar kabar tentang murid baru yang sedang hangat-hangatnya diperbincangkan.
🍭
Caramel seketika menjadi gelisah setelah matanya bertubrukan dengan mata biru yang sangat dia rindukan selama setahun belakangan. Getaran-getaran aneh saat bersitatap dengan mata itu masih terasa. Walaupun singkat namun efeknya berkepanjangan bagi Caramel.
"Kenapa sih, Car?" Tanya Amanda yang menyadari keanehan dari seorang Caramel yang duduk di hadapannya.
Caramel menoleh dengan pandangan bertanya kemudian menggeleng sambil tersenyum simpul membuat Amanda dan yang lain menatapnya aneh, "gak papa anjir!"
Tak ingin urusannya memanjang, ketujuh teman Caramel kembali asik dengan obrolan mereka. Sedangkan Caramel sendiri kembali terpaku dengan pemikirannya tentang cowok barusan.
Apakah itu benar dia? Atau anak lain yang kebetulan memiliki warna mata yang sama.
Tapi, jika mereka orang berbeda, pasti efeknya juga berbeda bagi diri Caramel.