Chapter Four

813 54 9
                                    

Check out for Imagination and Eligere on my profile. Hope you enjoy it💗

Kalau dia benar-benar balik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau dia benar-benar balik. Gue gak tau harus apa. Pertahanan gue belum sekuat itu.

🎈

Perbincangan antara Caramel dengannya terus terpikir oleh Riyas sejak ia kembali ke rumahnya. Devan benar-benar kembali dan Caramel masih memiliki perasaan untuknya.

Riyas terlalu mengenal cewek itu. Caramel terlalu menyayangi Devan, terlebih lagi Devan adalah cinta pertamanya dan Devan benar-benar tau cara menaklukan hati Caramel.

Riyas berguling-guling di kasurnya, otaknya terisi penuh dengan perasaan Caramel dan Devan yang kembali.

Pertanyaan Riyas, kenapa harus di sekolah Caramel? Di sekolah mereka?

🍭

Riyas terbangun tepat saat adzan Subuh berkumandang membuatnya langsung bangkit dari tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu.

Setelah sholat, Riyas kembali ke kasurnya dan melanjutkan tidurnya. Namun baru beberapa detik ia menghempaskan tubuhnya ke kasur, ponselnya berbunyi nyaring tanda ada telpon masuk.

Riyas meraba-raba nakas samping tempat tidurnya untuk mengambil ponselnya yang ia taruh disana. Ia melihat orang gila mana yang menelponnya sepagi ini.

Incoming call from Cara👹

Siapa lagi orang itu jika bukan Caramel?

"Hmm," gumam Riyas setelah mengangkat panggilan dari Caramel.

"Jogging yuk!" Ajak Caramel. Riyas menautkan kedua alisnya bingung, biasanya Riyas yang mengajak Caramel jogging, itu pun saat akhir pekan. Dan itu pun penuh perjuangan mengingat betapa kebo-nya seorang Caramel.

"Tumben," gumam Riyas.

"Udah buruan! 5 menit gak turun, gue yang naik." Perintah Caramel kemudian memutuskan sambungan telpon keduanya tanpa menunggu balasan Riyas.

Dengan malas, Riyas bangkit lagi dari tidurnya dan mengganti bajunya menjadi kaus putih polos dan celana training kemudian turun ke bawah menemui Caramel yang sedang nyengir ke arahnya.

"Gue baru aja mau naik," ucapnya masih dengan cengiran khasnya. Riyas hanya menganggukkan kepalanya dengan mata yang setengah terpenjam.

Caramelove {On Editing}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang