Chapter Five

558 46 2
                                    

Check out for Imagination and Eligere on my profile. Hope you enjoy it💗

Dan tetap aja, semua usaha gue untuk bangun benteng pertahanan akhirnya hancur cuma karena tatapan mata yang udah lama gue kubur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan tetap aja, semua usaha gue untuk bangun benteng pertahanan akhirnya hancur cuma karena tatapan mata yang udah lama gue kubur.

🎈

Dheandra mengelus bahu Caramel yang menegang kaku, sesekali matanya melirik ke arah pandangan Caramel.

"Car? Are you okay?" Tanya Dheandra memastikan.

Caramel mengalihkan pandangannya ke arah Dheandra. Ia tersenyum tipis sembari menggeleng pelan kemudian menyingkirkan dengan perlahan tangan Dheandra dari bahunya. "Yuk."

Dheandra mengangguk. Keduanya lantas berjalan melewati para murid cowok di kelas Thalita yang sedang berkumpul di depan kelasnya.

Caramel berusaha menutupi ketegangannya dengan memegang erat tangan Dheandra. Sedangkan Dheandra sesekali menoleh ke kerumunan itu untuk memastikan orang yang dihindari Caramel tidak menyadari kehadiran mereka.

Namun nihil karena salah satu dari kerumunan itu menyapanya dan Caramel sehingga teman-temannya yang lain menoleh, termasuk orang itu.

Matanya bertubrukan dengan milik Caramel. Dapat Caramel lihat di dalam mata itu ada kerinduan yang mendalam. Namun bukannya senang dengan kenyataan bahwa mereka saling merindukan satu sama lain, Caramel malah merasa hatinya disayat hingga membentuk luka baru.

"Caramel," panggil seseorang diantara kerumunan tersebut yang memutuskan kontak mata antar Caramel dan cowok itu.

Caramel menoleh dengan pandangan bertanya ke arah cowok yang memanggilnya, Noel.

"Boleh bagi permen gak?" Tanyanya dengan cengiran tak berdosa membuat beberapa temannya cekikikan.

Caramel melirik ke bungkusan lolipop di tangannya kemudian mengambil satu yang rasa cokelat dan menyodorkannya ke Noel.

"Yahh..., padahal gue maunya yang rasa stroberi," ucap Noel mengejek Caramel sehingga ia dihadiahi pelototan marah dari perempuan itu. Semua orang yang mengenalnya pasti tau bahwa Caramel sangat suka makan permen, khususnya yang rasa stroberi. Apalagi yang pernah sekelas dengannya, termasuk Noel.

Noel ingat sekali waktu kelas 10, saat keduanya sekelas. Waktu itu, Noel mengerjai Caramel dengan mengambil semua permen rasa stroberi perempuan itu dan hanya menyisakan permen rasa cokelat dan melon. Hal itu membuat Caramel langsung naik pitam dan ngomel-ngomel di kelas sampai akhirnya Noel mengaku dan mengembalikan semua permennya. Karena itulah, Caramel ngambek ke Noel sampai seminggu.

"Gak usah banyak mau, nanti gigi lo ompong." Ucap Caramel.

"Itu mah lo, nanti nih ya, gigi lo bakalan rontok satu per satu karena kebanyakan makan permen." Balas Noel ingin menakut-nakuti Caramel.

"Bacot." Caramel menarik pelan tangan Dheandra, "yuk, Dhe."

Dheandra yang sedari tadi diam menikmati perbincangan antara Caramel dan Noel lalu berjalan mengikuti Caramel menuju kelas mereka setelah berpamitan terlebih dahulu kepada Noel dan kawan-kawan.

🍭

Sesampainya di kelas, Caramel dan Dheandra langsung menduduki bangku keduanya. Caramel terdiam di bangkunya, memikirkan bagaimana bisa orang itu kembali setelah setahun yang lalu dia melakukan suatu kesalahan dan malah pergi begitu saja tanpa penjelasan?

Berada di hadapan Caramel seolah tak ada apa-apa yang terjadi, menatap Caramel terus- menerus tanpa berpikir bahwa Caramel sedang mati-matian menahan air mata yang hampir tumpah.

Hancur.

Semua benteng yang Caramel bangun hancur, hanya dengan beradu tatapan selama beberapa detik dan Caramel harus kembali membangun dari awal.

Caramel mengabaikan panggilan dari Dheandra yang terus-menerus memanggil namanya untuk memastikan keadaannya.

Alden yang sejak tadi memerhatikan keanehan Caramel dari pertama cewek itu masuk kelas diikuti oleh Dheandra di belakangnya. Biasanya dia akan sibuk berbincang dengan Dheandra atau mendatangi bangku Alden dan Riyas untuk mengganggu keduanya.

Alden lalu mencolek Riyas yang sejak pertama kali datang dan menduduki bangkunya, cowok itu langsung tertidur dengan tasnya sebagai bantal.

Alden terus menerus mencolek Riyas tapi tak ditanggapi sama sekali olehnya. Jelaslah, walaupun ada bom atom yang meledak pas di samping Riyas, Riyas gak bakalan bangun. Dasarnya kebo sih, mau gimana lagi.

Akhirnya Alden memutuskan untuk membiarkan Riyas dan menunggunya bangun sendiri dan kembali memerhatikan Caramel yang masih termenung di bangkunya serta Dheandra yang masih saja berusaha mengajak Caramel berbicara.

Caramel bego, rela nyakitin diri sendiri cuma karena cowok gak bertanggung jawab. Mana gak ada niatan buat move on lagi, goblok asli.

YAY!!GLAD TO BE BACK!Senang sekali bisa balik dan ngelanjutin cerita ini❤️Buat kalian, jangan capek-capek buat nungguin lanjutan Caramelove dan cerita gue yang lainnya, Inshaa Allah gue usahain untuk sering-sering update

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

YAY!!
GLAD TO BE BACK!
Senang sekali bisa balik dan ngelanjutin cerita ini❤️
Buat kalian, jangan capek-capek buat nungguin lanjutan Caramelove dan cerita gue yang lainnya, Inshaa Allah gue usahain untuk sering-sering update.

LUVYAAA❤️

Caramelove {On Editing}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang