Kesadaran 22

26 7 0
                                    

Setibanya di teritori permulaan, aku segera memelesat ke luar. Kutuju langsung kubah teritori terdekat karena aku merasakan kesadaran Kak Danny dari sana.

Teritori Kakak memiliki warna agak gelap di luar seperti lampu lava kelabu, tetapi terang di bagian dalam. Selain cahaya menyilaukan, hal pertama yang menyambutku adalah gedung-gedung pencakar langit dengan jendela-jendela kaca yang memantulkan angkasa biru penuh awan putih tebal. Ditambah orang-orang yang berlalu-lalang, dan kendaraan kecil sampai besar bersuara bising, membuat tempat ini semakin hidup; kontras dengan cangkang luarnya yang terkadang menyiratkan kesepian, keterpurukan, dan keputusasaan, serta tanda bahwa teritori itu diserang Nitemare.

Aku melangkah lebih jauh. Sambil mencari kesadaran Kak Danny, kuperhatikan setiap detail tempat ini. Beberapa bangunan ada yang kukenal dari berita di televisi atau pernah kukunjungi sendiri, sebagiannya lagi asing. Gedung perkantoran, restoran, taman. Jalanan lebar lajur ganda dengan pembatas tanaman bunga dan palem-paleman di tengahnya membagi dua kawasan.

Kesadaran Kak Danny membawaku ke area seberang. Aku bisa saja serta-merta terbang ke sana, tetapi sedikit banyak aku ingin mengetahui lebih rinci lagi, takut-takut aku melewatkan sekecil apa pun petunjuk di sini. sekalian aku ingin tahu lebih dalam seperti apa kakakku selama ini, karena jujur, aku tidak pernah mengusik mimpi Kak Danny sekali pun. (Ya, iyalah, kemampuanku untuk melompat antar teritori kan, baru kudapatkan setelah aku jadi Oneironaut.)

Orang-orang semakin padat ketika aku lebih dekat dengan jembatan penyeberangan yang ada. Mereka hilir mudik tergesa-gesa seperti tidak ada lagi hari esok. Tidak jarang dari mereka menabrak satu sama lain, baik hanya sekadar bersenggolan bahu, ataupun—

"Aw ...."

Aku menubruk seseorang. Lebih seperti patung batu ketimbang manusia saking kerasnya benturan. Hidungku sampai terasa sakit sekali. Untung tidak sampai mimisan.

"Maaf, " sesalku sambil melihat siapa yang kutabrak. Seorang pria kantoran biasa dengan jas dan kemeja putih berdasi hitam. Rambut gelap pendek dengan wajah lelah khas seorang yang pulang kantor. Namun, ada yang janggal dengan tatapannya. Tidak hanya kosong, tetapi juga pupilnya berwarna merah. Saat dia melihatku, seketika aku teringat dengan para Nitemare yang memiliki mata serupa meskipun mata mereka lebih seram dengan sklera hitam dan tatapan haus darah.

Bulu kudukku meremang. Ada sensasi aneh yang membuat jantungku berdegup kencang. Buru-buru kutinggalkan orang itu dan segera bergegas ke jembatan penyeberangan. Akan tetapi, sepanjang aku melangkah di trotoar, perasaan itu tidak kunjung hilang. Tatapan orang-orang yang kulewati pun seketika terasa seperti pria yang barusan. Tidak, bukan terasa. Namun, memang! Mereka tiba-tiba melihatku dengan tatapan kosong menyeramkan.

Sial! Apa ini ada hubungannya dengan keanehan yang terjadi pada Kak Danny?!

Aku seketika berlari. Tak kuhiraukan mereka maupun orang yang tak sengaja kusenggol atau kutabrak sampai terjungkal. Aku hanya fokus ke depan, di mana tujuanku sedikit lagi sampai.

Ada bunyi logam ketika aku memijak tangga jembatan penyeberangan. Langkah besar-besar dengan tekanan kerasku membuat suaranya semakin nyaring. Hanya ada gema langkah kakiku yang berderap di sini. Itu artinya, tidak ada siapa pun yang mengejar atau apa pun yang jadi ancaman dari belakang. Mengetahui hal itu, napasku perlahan stabil. Aku duduk beristirahat sebentar di ujung tangga sambil melihat ke arah bawah tempat kedatanganku. Memang tidak ada yang mengikuti. Semua "tampak" baik-baik saja.

Aku memutuskan untuk mencari kesadaran asing. Jika memang keanehan yang menimpa Kakak ada kaitannya dengan Nitemare yang "menginfeksi", seharusnya ada sesuatu yang tidak semestinya di sini, semacam antigen kalau virus.

Kupejamkan mata, fokus merasakan apa pun yang tidak berasal dari teritori kesadaran Kak Danny. Namun, aku tidak merasakan apa-apa. Kemampuan cupuku masih belum meningkat ternyata. Ah, dasar pemula!

Inside Dream (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang