Chapter 7

47.5K 5.6K 326
                                    

Votmen juseyo~



Setelah acara menangis Eza, kini anak itu sudah duduk di pangkuan Zian walau masih dengan sesenggukan kecilnya.

Jemari-jemari kecilnya menggenggam jari telunjuk Zian dengan erat, sementara Jazian mengelus rambut tebalnya.

"Aduh maaf dek, tadi Abang nggak sengaja", sesal Rizal.

Iya, yang membuat Eza menangis karena kaget tadi itu Rizal lebih tepatnya Farelio Rizal Prasetyo.

"Iya hik Eza maafin", cicitnya.

Rizal meringis kecil kala mendengar suara cicitan Eza, wajah anak itu memerah dibeberapa bangian karena menangis tadi.

"Adek mau kenalan sama mereka nggak?", Eza mengangguk ragu sambil menatap wajah-wajah yang ada didepannya.

Mereka menatap Eza dengan antusias. Eza menatap satu persatu dari mereka hingga tatapan matanya berhenti pada seorang remaja berwajah datar yang menatap intens padanya.

'anjing nyeremin', batinnya.

Eza menunduk takut, menghindari tatapan yang dilayangkan oleh remaja berwajah datar itu.

"Kenalin dek, nama Abang Abian Satya Nadella", Bian si tuan rumah memperkenalkan dirinya terlebih dahulu.

"Kalau Abang Farelio Rizal Prasetyo, adek panggil Abang farel ok", Eza mengangguk.

"Gue Adrew Kalio, panggil sesuka adek aja".

"Halo dek, kenalin nama Abang itu Kastalio Farelza. Adek bisa panggil Abang Asta".

"Uwaahh nama Abang sama dengan Eza!", Eza menatap berbinar pada Asta yang terkekeh.

Remaja tanggung itu mengangkat tangannya dan mengacak-acak rambut Eza yang terkikik.

"Hahaha emang nama adek siapa?", Tanyanya.

"Nama Eza itu Farelza Kingzi Falois, Abang bisa panggil Eza!", Jawabnya antusias, ia bahkan langsung melupakan acara menangisnya tadi.

"Wah beneran sama", sial Eza suka dengan kepribadian Asta. Dia bahkan tanpa sadar mendekat kearah remaja itu.

Eza menatap berbinar pada Asta yang masih saja tersenyum membuat Eza semakin melebarkan senyumnya.

"Abang Asta ganteng, hehe Eza suka", Eza menggenggam tangan besar Asta dan tersenyum lebar.

"Aaaaaaaa gemes bangettttt", teriak Bian dan Rizal.

Zian mengertukan keningnya tidak suka saat Eza memegang tangan Asta, remaja itu langsung menarik Eza dan memeluknya.

"Oh iya, nah yang ini nih. Yang datar ini namanya Vinder Kal Stalion. Kita biasa manggil dia Kal lebih simpel soalnya", Rizal memperkenalkan pemuda yang menatap intens Eza tadi.

Eza menatap takut-takut pada Vinder yang masih menatap intens padanya, dia merasakan alarm bahaya dari pria itu.

Dia merasa seperti kebebasannya akan terenggut jika berdampingan dengan remaja datar itu.

'hiii ngeri banget anjing', batinnya.

"Vinder, Lo harus manggil gue gitu", suara bariton itu membuat bulu kuduk Eza berdiri. Bagaimana bisa seorang remaja memiliki suara yang berat seperti itu?!!.

Glup

"I iya".

"Jangan nakutin adek gue Kal", Eza mengangguk menyetujui ucapan Jazian.

Vinder tak mendengar ucapan Jazian, dia lebih fokus pada bulu mata lentik Eza yang bergoyang saat empunya berkedip.

Eza yang diperhatikan tentu meresa tak nyaman, jadi dia langsung menyembunyikan wajahnya dalam pelukan Jazian.

Adik Kesayangan Antagonis (Pre-Order!) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang