Chapter 14

40K 5K 435
                                    

Votmen jusseyo~~

Hayoloh~(⁠ ⁠╹⁠▽⁠╹⁠ ⁠)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hayoloh~(⁠ ⁠╹⁠▽⁠╹⁠ ⁠)













Farelza menatap pantulan dirinya di cermin full body miliknya, senyum tak pernah lepas dari wajahnya membuat pipi bulatnya semakin membulat.

"Adek sudah selesai?".

"Sudah!!", Ravendra terkekeh melihat keantusiasan putranya. Matanya memandang takjub penampilan Farelza yang sangat menggemaskan.

Dia menggendong putranya dan memberikan kecupan bertubi-tubi pada pipi bulat itu.

"Hihihi Daddy udah haha", tawanya saat kumis tipis Daddy nya mengenai permukaan kulitnya.

"Adek kenapa gemes banget sih!, Daddy makan nih pipinya!", Ucapnya menggigit gemas pipi bulat Farelza.

"Daddy~ udah! Ayo berangkat sekarang!", Rengeknya.

"Ok, ok. Tapi adek harus sarapan dulu key?".

"Key!".

Keduanya turun kelantai satu dimana Ariana telah menunggu mereka berdua untuk sarapan. Hanya mereka bertiga saja karena Eliza dan Jazian sudah berangkat kesekolah jam tujuh tadi.

"Pagi mommy cantiknya Eza!!", Sapanya.

"Pagi adek. wah~ adek cocok banget pake baju itu".

Hidung bengirnya kembang kempis karena mendapatkan pujian dari Ariana. Senyum diwajahnya semakin lebar membuat mata bulatnya menyipit lucu.

"Hehehe adek mau makan sekarang", serunya lagi.

Ariana tersenyum, dia dengan telaten mengambilkan makanan untuk anak dan suaminya tak lupa pula untuk dirinya.

"Adek makan yang banyak, biar pipinya makin tumpah", Eza mengangguk saja mendengarkan perkataan Ravendra. Yang ia perlukan sekarang hanyalah makan dan makan.

~~~~

Kaki kecil berbalut sepatu putih itu berjalan mengekori langkah besar sang ayah. Wajah bulatnya merona samar dengan senyum yang senantiasa mengembang.

Tas biru dengan gambar Pororo bertengger apik dipunggung kecilnya, sedari tadi ia tak pernah melepaskan pandangannya dari sekitar.

Sang ayah yang melihat tingkah putranya hanya bisa tersenyum geli. Putranya sudah seperti itu sejak mereka memasuki gedung besar ini. Keduanya berjalan beriringan menyusuri lorong menuju sebuah pintu besar bertuliskan principal's office.

Tok tok tok

Tangan kecilnya ikut mengetok pintu saat melihat sang ayah mengetok pintu besar itu. Kaki kecilnya bergerak tak sabaran saat pintu mulai terbuka menampilkan seorang pria berusia 40an dan mempersilahkan mereka masuk.

"Selamat pagi pak kepala sekolah!!", Sapanya kelewat semangat.

"Hahahaha pagi juga dek. Wah adek semangat sekali yah".

Adik Kesayangan Antagonis (Pre-Order!) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang