‼️BEBERAPA PART DIHAPUS DEMI KEPENTINGAN PENERBIT‼️
tadinya sih Sean nggak mau percaya kalau ia bertransmigrasi. tapi, setelah melihat wajahnya ia jadi percaya, parahnya lagi dia menjadi adik dari antagonis wanita yang seharusnya sudah metong saat a...
Keduanya turun kelantai satu dimana Ariana telah menunggu mereka berdua untuk sarapan. Hanya mereka bertiga saja karena Eliza dan Jazian sudah berangkat kesekolah jam tujuh tadi.
"Pagi mommy cantiknya Eza!!", Sapanya.
"Pagi adek. wah~ adek cocok banget pake baju itu".
Hidung bengirnya kembang kempis karena mendapatkan pujian dari Ariana. Senyum diwajahnya semakin lebar membuat mata bulatnya menyipit lucu.
"Hehehe adek mau makan sekarang", serunya lagi.
Ariana tersenyum, dia dengan telaten mengambilkan makanan untuk anak dan suaminya tak lupa pula untuk dirinya.
"Adek makan yang banyak, biar pipinya makin tumpah", Eza mengangguk saja mendengarkan perkataan Ravendra. Yang ia perlukan sekarang hanyalah makan dan makan.
~~~~
Kaki kecil berbalut sepatu putih itu berjalan mengekori langkah besar sang ayah. Wajah bulatnya merona samar dengan senyum yang senantiasa mengembang.
Tas biru dengan gambar Pororo bertengger apik dipunggung kecilnya, sedari tadi ia tak pernah melepaskan pandangannya dari sekitar.
Sang ayah yang melihat tingkah putranya hanya bisa tersenyum geli. Putranya sudah seperti itu sejak mereka memasuki gedung besar ini. Keduanya berjalan beriringan menyusuri lorong menuju sebuah pintu besar bertuliskan principal's office.
Tok tok tok
Tangan kecilnya ikut mengetok pintu saat melihat sang ayah mengetok pintu besar itu. Kaki kecilnya bergerak tak sabaran saat pintu mulai terbuka menampilkan seorang pria berusia 40an dan mempersilahkan mereka masuk.
"Selamat pagi pak kepala sekolah!!", Sapanya kelewat semangat.
"Hahahaha pagi juga dek. Wah adek semangat sekali yah".