Chapter 12

43.7K 5.5K 445
                                    

Votmen jusseoo~

Aduh cantiknya(⁠´⁠・⁠(⁠o⁠o⁠)⁠・⁠`⁠)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aduh cantiknya(⁠´⁠・⁠(⁠o⁠o⁠)⁠・⁠`⁠)





"Akh! Sialan. Ssst sakit bangsat", Alarik terduduk sambil memegangi aset pribadinya yang terasa sangat ngilu akibat ditendang.

Dia menatap pelaku penendangan itu dengan nanar sementara yang ditatap memberikan senyum manisnya.

Eza sebagai pelaku memberikan senyum manisnya, dalam hati ia membatin bahagia akhirnya tujuannya tercapai.

Eliza yang melihat aksi itu berusaha menahan tawanya sementara para lelaki meringis sambil menatap aset mereka masing-masing.

"Rasain, siapa suruh mau deketin kakak cantiknya Eza!", Celetuknya.

Rizal membantu Alarik berdiri dengan memegang pundaknya, remaja itu menatap prihatin pada aset Alarik.

"Adek nggak boleh gitu, gimana nanti kalo bos kita jadi impoten?", Rizal berucap asal membuat Alarik langsung menatap tajam dirinya.

"Hehe mangap bos, becanda", cengirnya menuai decakan dari orang disebelahnya.

"Adek nggak boleh gitu, nggak baik", Eza cemberut saat Asta menggendongnya. Dia merasa Asta sedang memarahinya.

Bibir bawahnya mulai bergetar seiring dengan wajah bulatnya yang mulai memerah. Tangan-tangan kecilnya menggenggam erat kaos depan Asta.

"Ungg adek minta maaf hiks maaf hu hu hu", Asta tersenyum sembari menghapus lelehan air mata yang mengalir dipipi bulat Eza, menghiraukan tatapan tajam yang menghunus dibelakangnya.

Pandangan Zian menajam menatap punggung Asta yang menggendong adiknya, ingatkan dia untuk tidak mengajak Asta kerumahnya lagi.

Tak jauh berbeda dengan Zian, Vinder juga ikut-ikutan menatap tajam punggung Asta, diam-diam ia berdecak membuat keringat sebiji jangung muncul didahi yang ditatap.

Eliza yang sedari tadi menonton hanya mampu tertawa, apalagi saat melihat wajah kesakitan Alarik. Sepertinya tendangan adiknya lumayan keras, apalagi Eza menendang diarea itu.

"Hiks huhu Abang", Eza menjulurkan tangannya pada agar dia menggendong nya yang tentu saja dilakukan dengan senang hati oleh remaja itu.

"Udah dek, jangan nangis. Adek ngga salah kok", Alarik menatap tajam Jazian kemudian mendengus.

Eza mengangguk sembari menggesekkan wajahnya dibahu Jazian, ada ingus yang keluar jadi dia membersihkannya dibaju Jazian.

Jazian tidak masalah akan itu, toh bajunya nanti akan di cuci sama maid.

"Anak-anak ayo makan dulu, makanan udah siap"

~~~~~~~

Alarik sedikit menunduk saat Ravendra menatap tajam padanya, remaja itu sedang berlutut di karpet bulu menghadap pada Ravendra yang duduk di sofa.

Adik Kesayangan Antagonis (Pre-Order!) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang