Krrrriiingg...
Suara bel telah berbunyi. Para murid berlari sekuat tenaga agar bisa lolos sebelum pintu gerbang di tutup. Seorang guru piket yang begitu tegas, tak memberi ampun bagi muridnya yang terlambat.
Dari kejauhan masih ada Sejeong yang berlari secepan mungkin dengan rambut yang masih sedikit basah dibiarkan terurai. Pasalnya gadis itu terlambat bangun karena dia harus bekerja sambilan dan baru selesai di jam 2 pagi.
Dia berlari melewati seorang miris laki-laki bertubuh jangkung, berhoodie hitam yang nampak berjalan dengan santainya.
"Tunguuu!!" Seru Sejeong sambil berlari.
Namun sayang, pintu gerbang telah tertutup ketika Sejeong sampai di depan sana.
"Besok kau harus lari lebih cepat" seru guru piket yang ada dihadapan Sejeong. "Kembali lagi saat jam pertama selesai, dan temui aku di ruang guru" lanjutnya yang kemudian melenggang pergi.
"S-ssaem!"
Sejeong menghela napas kasar. Andai dia datang 2 menit lebih cepat, setidaknya saat itu juga dia sudah berada di dalam kelas.
Seorang murid yang tadi Sejeong dahului, berdiri di samping dia kemudian menginterupsi.
"Apa kau bisa manjat?" Tanya nya pada Sejeong.
"Eoh??"
Sejeong sedikit bingung. Siapa dia? Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?
Sejeong menilik murid laki-laki itu dari atas sampai bawah. Dia tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas karena tertutup kupluk hoodie. Lantas gadis itu pun memiringkan sedikit kepalanya seraya membenarkan kacamatanya.
Karena merasa diperhatikan, murid laki-laki itu pun berbalik kemudian menatap Sejeong dengan wajah tenangnya.
Sejeong dapat menebak bahwa dia adalah salah satu murid di sekolah ini, dilihat dari seragam celananya. Tapi rasanya tak pernah melihatnya.
Tak berselang lama, aksi memanjat tembok pun berlangsung. Kini Sejeong sudah berada di atas tembok dengan bantuan laki-laki itu. Walaupun sedikit merasa bersalah karena Sejeong harus menginjak punggungnya. Dia tahu pasti berat tubuhnya tak seringan kelihatannya.
Laki-laki itu turun lebih dulu kemudian merentangkan kedua tangannya.
"Turun lah" ucapnya.
Sejeong nampak ragu setelah melihat kebawah. Rasanya pas naik tadi tidak setinggi itu, tapi kenapa saat melihat kebawah seperti terlihat tinggi sekali.
"Tidak perlu khawatir, aku akan menangkap mu" lanjutnya meyakinkan.
Sebelum terjun bebas, Sejeong menarik napas terlebih dulu dan mengumpulkan keberaniannya. Sambil menutup mata, gadis itu pun melompat dan tepat berada di pelukan laki-laki itu.
Surai rambut panjang Sejeong mengenai wajah si laki-laki, dia bisa mencium bau shampoo yang segar di rambut gadis itu.
Sejeong melepas pelukannya, kemudian mundur dua langkah.
Sangat canggung, namun tetap harus berterimakasih bukan?
"Terima kasih, sebagai gantinya aku akan mentraktir mu makan" seru Sejeong.
"tapi sepertinya aku harus masuk sekarang juga. Sekali lagi terima kasih" pungkas gadis itu yang kemudian berlari menuju kelas.
Untung saja saat Sejeong sampai di kelas belum ada guru yang mengajar disana, jadi dia bisa masuk dengan aman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not My Type [HIATUS]
FanfictionKim Sejeong seorang gadis dengan kepribadian social butterfly mampu bergaul dengan siapapun. Hanya satu permasalahan yang dia miliki saat ini, dia tak ingin lagi berurusan dengan pria tampan. Setiap kali dia berurusan dengan seseorang yang berparas...