Part 2

817 41 0
                                    

Yoongi seperti biasa akan bangun lebih dulu dibanding Taehyung. Jam menunjukkan pukul sepuluh siang. Ia melihat Taehyung masih tidur lelap di sampingnya. Semalam Taehyung pulang larut. Pasti Taehyung sangat lelah karena lembur semalam. Ia mengecup pipi Taehyung sebelum beranjak untuk mandi.

Selesai mandi ia turun untuk ke dapur. Ia melihat asisten rumah tangganya baru masuk dari luar dan membawa sesuatu di tangannya.

"Kiriman paket dari siapa, bi?"

"Oh, ini dari mertua anda kata petugas yang mengantar"

Bibi meletakkan bingkisan itu di meja makan. Yoongi membuka tas pembawa makanan itu dan mengeluarkan satu persatu kotak dari dalamnya. Ia melihat ada roti goreng berlapis tepung panir, panada, dan juga gyoza saat ia membuka kotak-kotak makanan itu satu persatu.

"Wah...semuanya masih hangat. Tolong ambilkan aku piring kecil dan mangkok untuk saus ya, bibi. Ayo makan ini bersamaku"

"Baik. Oh, apa anda ingin ku buatkan susu hamil?"

"Jus jeruk saja, bi"

"Baik. Sebentar saya ambilkan"

Yoongi tak sabar untuk tak mencomot roti goreng yang masih hangat itu. Ia duduk dan mengunyah roti goreng berisi suwiran ayam tersebut. Bibi datang membawakannya piring , mangkok dan sendok. Ia mengambil satu roti goreng dan meletakkannya ke piring. Ia membuka saus untuk cocolan gyoza dan menuangkannya ke dalam mangkok.

"Thank you. Duduklah, bi. Makanlah ini selagi hangat"

Yoongi menerima jus jeruknya dan minta bibi duduk untuk makan roti goreng yang sudah ia letakkan di piring tadi. Ia sudah terbiasa memperlakukan asisten rumah tangga atau pun sopir mereka seperti itu. Ia tak akan sungkan untuk duduk makan bersama satu meja dengan mereka. Ia tak pernah membedakan status mereka.

"Ibu mertuaku sangat rajin membuat makanan seperti ini. Apalagi gyoza buatannya ini. Terbaik"

Yoongi menyuapkan satu gyoza ke dalam mulutnya.

"Anda sangat beruntung. Apalagi nyonya besar selalu mengirim makanan dengan jumlah besar"

"Benar sekali. Aku juga beruntung memilikimu karena bibi yang selalu membantuku menghabiskan makanan yang dikirimnya"

Mereka berdua tertawa. Sudah jadi rahasia umum jika ibu Taehyung terkenal sangat loyal dengan menantu-menantunya. Hampir tiap minggu ibu Taehyung akan mengirim makanan ke rumah dengan porsi yang tak sedikit. Mertuanya itu biasa membuat sendiri makanan-makanan tersebut. Atau jika sedang malas, mertuanya itu akan memanggil seorang chef dari sebuah restoran untuk memasak untuknya.

"Nyonya besar makin sering mengirimkan makanan sejak anda hamil"

"Ya. Kau lihat kan pipiku semakin mengembang, bi. Ia mengirimkan banyak buah dan makanan. Eomma ingin melihatku seperti sumo"

"Bukan begitu. Itu tandanya mertua anda menyayangi anda. Ia ingin anda dan bayi anda sehat"

"Makanannya terlalu "sehat", bibi". Yoongi menjentikkan jarinya membentuk tanda kutip.

Lagi-lagi mereka tertawa. Bibi melihat Taehyung berjalan ke arah mereka. Ia segera berdiri untuk meninggalkan meja makan.

"Saya permisi dulu. Oh, apa tuan ingin dibuatkan sesuatu?"

"Tidak perlu, bi"

"Baiklah"

Bibi pergi meninggalkan mereka berdua. Taehyung menundukkan kepalanya untuk mencium bibir Yoongi.

"Did you sleep well?"

"I did. Duduklah. Eomma mengirimkan ini semua"

Taehyung duduk di sebelah Yoongi. Ia meneguk jus jeruk milik Yoongi dan melihat makanan di depannya. Ia mengambil piring dan sumpit Yoongi. Ia tak sabar untuk makan gyoza buatan ibunya.

"Eomma makin rajin mengirim makanan sejak kau hamil"

"Benar. Bibi juga mengatakan itu tadi. Eomma ingin aku bertambah gendut, sayang"

"Hahaha. Begitulah eommaku. Itung-itung kita bisa hemat uang belanja"

"Dan badanku akan semakin mengembang"

"Aku tak peduli. Asal kau dan bayi kita sehat"

"Dan kau akan meninggalkanku nantinya jika badanku sudah seperti sumo"

"Tidak akan sayaaannnggg. Aku akan tetap mencintaimu bagaimanapun bentuk badanmu"

"Bohong banget"

Taehyung mencubit pipi Yoongi. Itu makin membuat Yoongi kesal.

"Tuh kan. Kau sering mencubit pipiku sekarang"

"Karena kau menggemaskan dari dulu. Kau tak lihat pipiku juga mulai mengembang dan kau juga sering menciuminya sekarang hah?"

Yoongi tergelak. Ia mencondongkan badannya untuk mencium pipi Taehyung.

"My favorite cheeky bread"

Cup

Cup

Cup

"Kau ingin mengatakan apa padaku semalam?". Yoongi menagih janji Taehyung untuk memberi tahunya sesuatu.

Taehyung meletakkan sumpitnya. Ia mengelap mulutnya dengan serbet.

"Aku ada kerjaan selama seminggu di Tokyo. Kau ikut ya, sayang"

"Kapan kau berangkat?"

"Minggu depan. Ikut denganku ya"

"Tapi biasanya aku tak ikut kan, Tae. Aku takut mengganggumu"

"Biasanya kan cuma sehari dua hari. Ini seminggu. Aku tak mau meninggalkanmu dengan kondisi hamil selama seminggu. Aku yang tak tenang nantinya"

"Apa itu harus?"

"Harus. Kalau kau tak mau aku akan menyuruh orang lain yang berangkat"

"Mana bisa gitu, Taehyung"

"Maka dari itu ikutlah denganku. Sekalian babymoon, sayang"

"Babymoon? Waow...aku tak menyangka kau memikirkan itu"

"Aku ingin kau happy selama menjalani masa kehamilan"

"Aku happy selama ini. Kau selalu mengajakku berlibur saat kau punya waktu luang"

"Karena kau sedang mengandung maka ku rubah menjadi babymoon. Kalau kau happy, baby Kim di dalam sini juga happy"

"Are we gonna call it baby Kim now?"

"Why not? It's part of Kim family, right?. Ikut denganku ya. Pleaseee"

"Kau tak takut aku akan menghabiskan uangmu selama di sana?". Yoongi berniat menggoda.

"Aku tak peduli. Habiskan semaumu"

"Benarkah?"

"As long as you're happy, I don't care. Happy mom, happy baby, happy daddy"

Taehyung memeluk tubuh Yoongi. Ia benar-benar tak peduli masalah materi. Ia hanya ingin Yoongi bahagia. Jika Yoongi bahagia, maka bayi mereka juga akan bahagia dan tumbuh dengan baik. Taehyung pun juga akan bahagia nantinya jika Yoongi dan bayi mereka sehat. Ia hanya ingin jadi suami dan calon ayah yang baik.

"Oke. Aku akan ikut denganmu"

"Thanks, baby"

"Antar aku periksa kandungan dulu ya. Kita lihat kondisi baby Kim sebelum kita pergi"

"Siap!"

Babymoon [TAEGI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang