Designer

1.7K 249 24
                                    

- Can I falling to you? -


💙💙💙

Karina tampak serius menatap ke arah iPad nya lalu ia menatap ke arah gambar yang sudah ia design. Ia memfokuskan dirinya mengecek hasil design nya. Sudah hampir 5 jam ia duduk diam mengerjakan design nya.

Karina memijit pelipisnya merasa pusing, seperti inilah Karina, ia tidak pernah setengah-setengah dalam mengerjakan sesuatu, lebih tepatnya memaksakan diri untuk menyelesaikan semua pekerjaannya dalam satu waktu.

Tiba-tiba suara bel membuat Karina kaget, siapa yang membunyikan bel, ini bukan rumahnya, ini hanyalah villa sewaan kantornya, siapa juga yang berkunjung. Karina mengangkat tubuhnya dengan susah payah sambil memegang kepalanya menuju ke pintu.

"Siap--"

"Hai Yoo", Karina memutar bola matanya malas, laki-laki gila itu kembali mengganggunya, padahal ia sudah berkata untuk berhenti mengganggunya, ia harap kejadian kemarin adalah yang terakhir.

Karina berjalan masuk ke rumah itu diikuti oleh laki-laki yang sudah beberapa hari ini terus mengganggu hidupnya.

"Kau sudah makan?"

"Sudah"

"Jangan bohong, tidak ada bekas makanan dimeja makanmu"

Karina berdecak kesal, "Jangan urus urusanku" ujar Karina

Jeno mengangguk, "Baiklah, tapi kalau kau sakit aku tidak bisa tinggal diam aku akan menyuapi makanan ke dalam mulutmu walau harus ku paksa"

"Terserah"

Jeno mengangkat bahunya lalu mulai mengeluarkan makanan yang ia bawa, ia mendekati Karina yang kembali fokus ke laptop di ruang tengah "Ayo makan dulu"

"Aku tidak lapar"

"Kalau begitu temani aku"

Karina berdecak, "Kau ini batu atau apa hah? Jangan menggangguku, aku sedang sibuk!!" bentak Karina namun Jeno bukannya marah malah menarik dagu lancip gadis itu lalu mengecup bibir gadisnya.

"Masih tetap manis"

"Brengsek"

"Cantik"

Karina menepis tangan Jeno dengan kasar mencoba kembali fokus namun ia kaget saat Jeno menarik tubuhnya agar menghadap ke arahnya, "Apa yang--"

"Diam", nada rendah suara Jeno berhasil membungkam Karina. Gadis itu kaget saat Jeno mengusap bawah hidungnya.

"Kau mimisan"

Karina kaget ingin cepat menyeka dengan tisu namun Jeno lebih dulu mengambil tisu lalu meletakkan di bawah hidungnya, "Duduk tegap" ujar Jeno

Karina yang tampak bingung membuat Jeno menghela napas kasar, "Kalau mimisan jangan mendongak tapi duduk tegak, agak darahnya bisa cepat keluar, pendarahan akan cepat tertutupi, pijat begini" ujar Jeno memijat pangkal hidung Karina pelan.

Tak lama mimisannya berhenti, "Makan" itu bukan pernyataan tapi perintah karena Jeno mengatakannya dengan nada dan aura yang menyeramkan.

"Ya ya, ayo" ujar Karina tak mau repot yang sontak membuat laki-laki bertubuh kekar itu tersenyum sambil mengusak rambut Karina

"Good girl" ucap Jeno

Jeno benar-benar merasa tertarik pada apapun yang dilakukan Karina, mulai dari cara berjalan, caranya makan, berbicara bahkan cara gadis itu menatapnya, entah kenapa semuanya begitu menyenangkan. Untuk pertama kalinya Jeno merasa senang saat bersama seseorang lebih dari Winter.

Forbidden LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang