Sick

1.4K 237 32
                                    

- What if I can't let you go -



💙💙💙

Jeno berlari membawa tubuh Karina yang sudah ia tutupi dengan jas nya, ia membawa gadis itu ke UGD saat Karina oleng tadi, gadis itu belum pingsan sepenuhnya, ia masih sadar namun terus merancu mamanggil ayahnya.

"Tolong!! Disini!!" teriak Jeno meletakkan Karina di bed rumah sakit, ia memundurkan dirinya membiarkan dokter memeriksa Karina.

"Nona, anda mendengar kami?"

Karina mengangguk lemah dan terus bergumam memanggil ayahnya.

"Bisa membuka mata anda?"

Karina membuka matanya membiarkan dokter memeriksanya, namun ia belum sepenuhnya sadar. Dokter memeriksa denyut nadi lalu memeriksa pernapasannya.

"Apa yang anda rasakan nona?"

"Pusing, sesak"

"Maaf ya nona, kami periksa sebentar, permisi" Dokter kemudian menekan perut Karina di beberapa bagian, "Apa disini sakit?"

Karina menggelengkan kepalanya

"Disini?"

Karina kembali menggelengkan kepalanya lalu dokter menekan bagian tengah perutnya yang membuat Karina memekik parau.

"Apa yang pasien makan terakhir kali?" tanya Dokter pada Jeno

Jeno mencoba mengingat, setaunya ia terakhir melihat Karina makan corndog saat berjalan sore tadi saat ia mengikutinya.

"Apa sesuatu yang berminyak?" tanya Dokter

"Iya" jawab Jeno mengiyakan

Dokter mengangguk, "Kami akan memberikan infus untuk mengembalikan tenaga pasien, dan kami akan memberikan obat segera untuk meredakan asam lambungnya. Kami juga akan memeriksa lab. Oh ya.."

"Nona, apa anda beraktifitas seharian ini?" tanya Dokter pada Karina

Gadis itu mengangguk, "Apa ada keluhan lain juga?"

Karina mengangguk, "Perutku, kram sejak kemarin" ujar Karina

"Apa ada masuk periode menstruasi anda?"

"Ya"

Dokter mengangguk, "Maaf kami menanyakan ini sebagai alasan medis, sudah masuk hari ke berapa anda menstruasi?"

"Kedua" ujar Karina

"Apa darahnya banyak keluar?"

Wanita itu kembali mengangguk, "Baiklah, kami akan segera menangani anda, sabar sebentar dan tetap tenang"

Karina mengangguk lirih dengan airmata yang terus meluruh, ia masih terus mengumamkan kata Appa memanggil ayahnya. Karena biasanya jika ia sakit maka ayahnya lah yang akan selalu setia merawatnya hingga sembuh.

Jeno mendekati Karina menggenggam tangan wanita itu, "Hei, jangan menangis" ujar Jeno menghapus airmata Karina

"Pusing Appa" rengek Karina

Jeno tertegun, ia mengelus kepala Karina, "Tunggu sebentar lagi hmm, sabar ya, tahan sebentar"

Karina menarik tangan Jeno, meminta untuk di dekap. Jeno yang mengerti kemudian mendekap wanita itu sambil mengelus lengannya pelan. "Sssttt sudah sudah, jangan menangis sayang"

Para dokter mulai berdatangan lalu memberi infus pada Karina dengan Jeno yang masih setia mendampingi wanita itu.

Setelah selesai, Karina mulai tenang dan mulai terlelap, Jeno mengelus wajah pucat wanita itu, "Jangan sakit Yoo" ujar Jeno lalu mengecup kening wanitanya.

Forbidden LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang