Act

833 95 10
                                    







Sore ini, Karina tidak disibukkan oleh urusan kantor karena Jeno sedang tidak masuk jadi ia bisa sedikit bersantai sambil mendesain beberapa gown. Namun ponselnya berdering, nama Jeno tertera jelas disana membuat Karina menghela napas lelah, apalagi yang akan dilakukan laki-laki itu.

Hallo

Yoo, aku butuh bantuanmu

Suaramu kenapa?

Aku di parkiran, cepatlah kemari, aku membutuhkan bantuanmu

Ada ap-- Jeno!!

Karina mengeram kesal, dengan langkah terpaksa ia menuju ke parkiran,  dengan langkah cepat ia memasuki mobil Jeno, ia tak sabar ingin mengomeli laki-laki itu karena mengganggu nya. Baru saja Karina akan mengomel, ia urung saat melihat wajah Jeno yang babak belur.

"Astaga! Kau kenapa?" Ujar Karina menutup mulutnya dengan tangannya karena kaget. Masuk-masuk dikagetkan oleh wajah Jeno

Dengan wajah memelas Jeno ia menatap Karina, memasang wajah tersakiti sebaik mungkin untuk menarik simpati si cantik pujaan hati, "Sakit Yoo" rengek Jeno saat Karina menangkup kedua pipinya.

"Astaga maaf, siapa yang melakukan semua ini? Demi tuhan, kau bonyok-bonyok begini kenapa Jeno?"

Jeno bukannya menjawab ia malah membuat wajah sedih seperti ingin menangis, "Aku dipukul"

"Iya aku tau, makanya siapa yang pukul?!! Astaga, memangnya kau tidak melindungi diri hah? Kau balas tidak tadi? Astaga berapa orang yang memukulmu sampai seperti ini?" Ucap Karina mengomel sambil terus mengecek seluruh bagian wajah Jeno yang mulai berubah warna menjadi ungu kebiru-biruan. Wanita itu kesal karena wajah tampan si atm berjalan memudar, dan siapa juga sih yang memukul orang lain sampai segininya.

Jeno tersenyum kecil mendengar omelan Karina, dalam hati ia bersorak karena si cantik berhasil ia tarik perhatiannya. Mungkin ia akan sedikit berdrama kali ini agar ia bisa menahan Karina seharian dengannya.

"Kau akan terkejut kalau ku beritau"

Karina berdecak kesal, "Memangnya siapa sih? Sini biar berhadapan denganku, tidak berperasaan sekali memukulmu sampai seperti ini" Tanya Karina tak santai, yang lucu adalah saat wanita itu mengangkat lengan baju kantornya seakan-akan sedang bersiap meninju orang.

Jeno tertawa lalu menjawab

"Ayahku"

"HAH?!! K-kok bisa? Memangnya kau berbuat salah apa?" Tanya Karina mulai menciut, ia kembali menurunkan lengan bajunya.

Jeno yang memperhatikan sejak tadi tidak bisa tidak tertawa, niatnya ingin berdrama sedih gagal sudah karena tingkah lucu si cantik pujaan hati.

"Aku membuat kesalahan yang membuat ayahku marah besar, dia tidak hanya memukul wajahku, tubuhku juga jadi sasarannya"

Karina terdiam, ia menatap wajah sendu yang ditampilkan Jeno, wajah itu tidak bisa berbohong bahwa ia sedang tidak dalam kondisi baik.

"Apa ayahmu memang orang yang seperti itu?" Tanya Karina, karena sepanjang ia hidup, ayahnya tak pernah bermain tangan, jangankan memukul, membentaknya saja tidak pernah, itulah ayahnya, cinta pertama yang tidak akan pernah Karina ganti dengan siapapun.

Forbidden LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang