Bab 1

8 5 3
                                    

Hidup itu tidak selalu indah, kadang ada sesuatu yang berpihak dengan diri adapula yang tidak.

Terdengar menyenangkan jika masa remaja diisi dengan perasaan dan cinta. Kadang kala hati merasa setinggi langit, kadang pula dihempaskan jatuh ke bumi karena ada beberapa kriteria cinta yang tak pernah masuk dalam logika.

Di usia remaja khususnya masa sekolah, semua siswa akan berusaha menunjukkan kemampuannya. Terkhusus remaja perempuan, mereka akan menunjukkan kecantikannya untuk menarik perhatian laki-laki. Dimana rasa suka terhadap lawan jenis sangat berperan aktif. Memang masa pubertas hanya datang sekali saja, tak heran jika sebagian besar orang sangat menantikan momen ini.

Pada fase ini juga hormon-hormon sangat berkembang, emosi bisa saja datang secara mendadak, bisa juga turun secara tiba-tiba. Emosi tak selamanya stabil, oleh karena itu pentingnya untuk mengontrol emosi.

Selain emosi, perasaan tentunya target utama. Salah satu perasaan yang paling berdampak di masa remaja adalah perasaan jatuh cinta. Mustahil ketika seseorang menginjak usia remaja tak pernah merasakan ketertarikan pada lawan jenis, pasti ada saja yang mengisi hati secara tiba-tiba, baik karena sifat, wajah dan cara berpakaian.

Sepertinya sudah hukum alam ketika memasuki masa sekolah pasti ada saja kakak kelas yang menyentuh hati, baik dari paras, sifat, atau perhatian kecilnya dari MOS, pastinya ada saja yang membuat hati bisa berpijak.

Kata orang masa yang paling indah itu masa SMA. Dimana banyaknya laki-laki yang semakin balig, begitupun dengan perempuan, berpakaian rapi dan wangi, atau lebih spesifiknya sudah mulai pandai merawat diri sehingga muncul keinginan untuk seperti itu juga, bahkan tak jarang ditemukan yang tidak mempunyai pacar.

Memasuki jenjang ini Alensha mencoba mendekati orang-orang yang bisa diajak bercanda dan menghindari orang-orang yang lebih pemilih, karena banyak didiantaranya yang berteman sesuai standar kekayaan bahkan standar wajah untuk dijadikan sebuah geng. Dan lebih parahnya banyak sesama teman yang suka menceritakan keburukan temannya sendiri, memang betul-betul harus menyesuaikan diri.

Alensha mempunyai beberapa kenalan berkat sesama lulusan SMP sekolahnya. Sisanya ia berusaha menyesuaikan diri.

Sejauh ini Alensha tak ingin menyukai orang secara berlebihan, lebih ingin memperbanyak teman laki-laki saja. Karena sejauh ini teman laki-laki sangat bagus dijadikan teman, tidak ada yang suka tersinggung, semua hal selalu didasari bercanda, membuat hari-hari Alensha lebih berwarna dibandingkan mempunyai seorang pacar. Tapi ada hal yang harus Alensha sadari, bahwa sekrang ia sedang berpacaran dengan kakak kelas di luar sekolahnya, namanya Rivai.

Keduanya menjalin hubungan sejak dua minggu yang lalu. Rivai sangat baik, sopan dan yang paling membuat rasa cinta Alensha semakin menggebu karena Rivai pandai memainkan kalimat-kalimat romantis. Kembali lagi pada fitrah laki-laki yang terkenal dengan gombalan, mungkin bisa dibilang Alensha adalah perempuan terkenyang dengan gombalan maut dari Rivai.

Alensha tumbuh menjadi perempuan yang pandai merawat diri. Banyak kisah cinta yang Alensha temui selama menginjak masa putih abu-abu, ada yang bertahun-tahun pacaran, ada yang terlalu bucin, ada yang selalu putus nyambung dan ada yang bermain fisik. Berkat orang di sekitar, Alensha banyak belajar mengenai sifat laki-laki. Mulai dari tidak jujur, terlalu posesif, banyak mengekang, terlalu emsional, tukang selingkuh, tukang gombal, memandang fisik, suka meremehkan dan tidak tetap dengan pendirian.

Pagi ini Alensha berjalan cepat menuju kelas ketika bel sekolah hampir berbunyi. Ia tergesa-gesa dan tidak memerhatikan orang sekitar. Alensha hanya fokus berjalan karena ia tidak ingin terlambat.

"Awasss!"

TEG TEG TEG TEG

Alensha menghentikan langkah kaki, nyaris saja terkena lemparan bola basket. Helaan napas yang tadinya beraturan kini berbondong-bondong keluar dari kedua indra pemciuman.

Hidden BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang