Holaaaa.....
Ada yang kangen Arga Livya?
Maaf ya karena lama untuk update, author lagi sibuk kuliah dan jaga ibu yang lagi sakit.
Semoga ini bisa mengobati kerinduan kalian sama Arga dan Livya.Jangan lupa vote, koment dan kalau mau share silahkan.
Kaus oblong hitam dipadukan celana training abu-abu, Livya turun dengan keadaan rambut diikat asal, wajah gadis itu terlihat segar setelah membersihkan diri seusai pulang dari sekolah.
Aroma masakan menuntun nya kearah dapur, terlihat sosok sang ibu dibantu beberapa pelayan tengah sibuk menyiapkan makan malam. Jam sudah hampir menunjukan waktunya.
"Masak apa, ma?" Tanya Livya menarik kursi kebelakang sambil meraih setoples makanan ringan. Suasana rumah masih sepi mungkin karena ayah dan kakak nya masih sibuk akan kegiatan lain.
"Sup daging, capcai sama sambal giling. Kamu bisa bantuin rapihin piring? Bentar lagi selesai".
Livya menurut langsung berjalan menuju pantry mengambil beberapa piring dan juga gelas, menyusun rapi di atas meja tempat masing-masing anggota keluarga.
"Tadi bunda Arga ngirim puding mangga, nanti juga dikeluarin ya waktu selesai makan" Bertetangga lebih dari tujuh belas tahun kerap membuat keluarga mereka sering kali bertukar apapun, mulai dari barang hingga makanan.
Apalagi saat keluarga masing-masing pergi keluar negri, maka oleh-oleh menjadi jembatan pengakrab. Dua keluarga berhadapan rumah ini.
Tak lama semua hidangan sudah terletak di atas meja, asap beraroma mengepul membuat perut yang tadi nya lapar semakin keroncongan.
"Papa sama abang tumben belum turun".
"Tadi abang setelah ngampus langsung ke kantor bantuin papa, mereka pulang agak sorean jadi masih bersih-bersih" Jelas mama Lusi.
"Abng sudah jadi dosen masih sempat ke kantor? Makin banyak uang abang" Mama Lusi terkekeh mendengar celetukan itu. Kedua anaknya memang akan selalu memberikan respon berupa ledekan satu sama lain.
"Emang kalau uang abang banyak kamu mau beli apa?" Tanya Alfi yang baru saja turun bersama sang ayah. Dewa Wijaya.
"Jet pribadi" Jawab nya asal, menyendokan nasi ke atas piring sang kakak.
"Cepat nikah gitu loh biar tugasnya turun ke istri abang".
" Kamu mau ditambahin berapa lagi dek? Abang transfer sekarang" Alfi memang akan selalu menghindar jika seseorang membicarakan masalah pernikahan. Untuk menutup mulut Livya saja ia harus merogoh kocek meskipun tidak banyak.
"Oke, Vya tunggu".
Makan malam keluarga itu berjalan seperti biasa, dimana setiap kegiatan anggota keluarga seharian tertumpah di atas meja makan. Ini merupakan bentuk keterbukaan antara satu dan lain. Sambil menyantap puding dari tetangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEFORE AFTER ME
FantasíaKalau kata orang ucapan adalah doa, semakin banyak mengucapkan kata positive maka semakin cepatlah doa kamu terwujud. Baik Arga dan Livya tak pernah menyangka bagaimana kehidupan mereka di usia muda, setiap pertemuan keduanya selalu ribut, saling me...