part.3

130 32 3
                                    

Sungmin menatap bangunan didepannya saat appanya berdiri disampingnya.
"Appa akan mengantarmu sampai asrama"
"Apa aku akan sekamar dengannya"
"Appa sudah bicara dengan pihak sekolah dan dibantu dengan appa kandung Chimi yang ternyata menjadi salah satu donatur disini"
"Tidak berdasarkan tingkatan ya?"
"Sebelumnya iya, tapi mulai tahun ini asrama akan membebaskan hal itu. Tapi hanya untuk tingkat pertama dan kedua karena kebetulan asrama tingkat satu dan dua satu gedung"
"Itu curang namanya"
"Apa yang curang?"
"Membuat kamar campur untuk dua tingkatan berbeda" Kangin hanya tertawa
"Uri mini"
"Ya! Appa jangan mengusap rambutku terus"
"Potongan rambut seperti ini membuatmu menggemaskan" Sungmin mempoutkan bibirnya kesal, dua tahun...butuh waktu dua tahun dia memanjangkan rambutnya agar seperti yeoja dan dia menyukainya. Tapi gara-gara harus masuk ke sekolah yang sama dengan dongsaeng nya dia harus memotong pendek rambutnya "poni itu cocok untukmu"
"Appa mengerjaiku"
"Hahaha"
"Kenapa appa kandung Chimi juga mendukung"
"Appa juga tidak tahu" Sungmin menatap appanya, ada sesuatu yang disembunyikan. Memilih tidak ambil pusing dan membiarkan appanya menggandengnya sampai mereka berhenti didepan asrama
"Nah kita sudah sampai"

Sungmin menatap appanya yang sedang berbicara dengan namja paruh baya sebelum matanya berganti memandang kearah bangunan didepannya..sekolah ini pasti sangat mahal bila dilihat dari bangunannya.

"Lee Kangin si"
"Nde, saya ingin mengantar anak saya"
"Saya yang bertanggung jawab disini"
"Oh nde"
"Saya Kepala Kim"
"Nde, maaf anda tidak bisa masuk kedalam asrama"
"Oh nde gwencana"

Kangin menatap Sungmin sebelum memeluk putrinya

"Jarang orangtua mengantar anaknya sampai asrama, apa dia putra anda satu-satunya?"
"Nde?" Kangin menatap Sungmin "nde, dia anak kandung saya satu-satunya"
"Appa" Kangin mengusap matanya yang tiba-tiba berair "appa sangat senang kita berada di kota yang sama, setiap akhir pekan kau harus pulang ke rumah appa"
"Nde" Sungmin memeluk Kangin
"Mini appa"
"Aku pergi dulu"
"Jaga dirimu baik-baik"
"Nde"

..

..

"Bangunan ini ada dua lantai, lantai satu untuk tingkat pertama dan lantai dua untuk tingkat kedua"
"Nde" bola mata Sungmin mengamati setiap tempat yang mereka lewati
"Untuk sementara kau tinggal dengan tingkat satu karena kamar dilantai dua sudah penuh, apa tidak masalah?"
"Nde gwencana"
"Aku mendengar ada pembebasan kamar untuk tingkatan, tapi banyak yang tidak setuju" ulah appanya dan appa Jimin bathin Sungmin

"Sebenarnya di lantai dua ada satu kamar yang diisi satu orang, tapi setiap ada yang sekamar dengannya selalu pindah tiba-tiba"
"Nde?"
"Mungkin karena dia cukup berpengaruh, tapi kamu tidak perlu kawatir...bukankah kita bersekolah untuk belajar bukan" Sungmin tersenyum saat namja paruh baya disampingnya tertawa "kau sangat manis untuk ukuran namja"
"Orang sering menyebut saya imut"
"Hahaha, itu benar. Nah ini kamarmu"
"Nde kamsahamnida"
"Aigo, kau benar-benar sopan dan ramah" Sungmin kembali tersenyum dan membungkuk.

Sungmin menatap seisi ruangan, ada dua tempat tidur, dua lemari dan meja belajar. Dibukanya pintu yang tertutup saat menemukan kamar mandi kecil. Untung ada kamar mandi, dia tidak bisa membayangkan bagaimana kalau tidak ada kamar mandi dikamar mereka. Diletakkan tasnya lalu duduk dikasur sebelah kanan karena sebelah kiri dia melihat boneka kuning yang dia tahu milik siapa... boneka kuning pemberiannya satu tahun yang lalu saat dirinya sudah mulai menerima semuanya.

Lebih baik dirinya tidur, dia baru sampai kemarin malam di Seoul. Untung appanya sudah menyiapkan semuanya. Dipejamkan matanya

..

..

..

Sungmin merasakan beban berat dan ciuman-ciuman diseluruh wajahnya, dibukanya mata saat melihat senyum manis menatapnya sayang sebelum kembali menghujami wajahnya dengan ciuman

"Ya! Park Jimin!"

Sungmin bangkit dari duduk sebelum menarik tangan Jimin dan memitingnya
"Akh appo..appo..appo eonni"
"Kau benar-benar membuatku kesal, lihatlah kamu membuatku juga berada disini"
"Aku malah bahagia akhirnya bisa bersama eonni"
"..."
"Eon lepas"
"..."
"Eon" Jimin kembali merengek
"Kau ingin kita cepat tertangkap basah hmm, aku sepertinya menantikan hal itu"
"Kita dikamar juga, tidak akan ada yang tahu"

Sungmin melepas pitingannya saat Jimin mengerucut imut
"Apa tidak ada yang menyadari kamu yeoja, wajah dan tingkah imutmu itu seharusnya sudah bisa membongkar identitas mu"
"Eonni tidak tahu saja, disini banyak namja imut dan cantik hehehe" Sungmin memutar bola matanya malas
Jimin mendorong tubuh eonninya ke kasur lalu kembali menindihnya
"Akhirnya aku akan bisa memeluk eonni setiap malam"
"Jelaskan dulu padaku bagaimana kau memaksa bersekolah disini"
"...eonni aku punya cemilan, eonni mau?"
"Park Jimin" Jimin memajukan bibirnya
"Cerita"...

Sungmin mengusap kasar wajahnya saat Jimin menceritakan semuanya

"Beberapa bulan, hanya beberapa bulan. Kita akan pindah sekolah"
"Mwo?! Aku tidak mau, aku bahkan belum bertemu dengannya"
"Salahmu sendiri"
"Ya! Eonni!"

Sungmin mengabaikan teriak Jimin dan berjalan ke arah kamar mandi. Dibukanya kaos lalu kain yang melilit dadanya, cukup menyesakkan mengingat dadanya tidak serata dulu.

..

Ceklek'

Jimin menoleh kearah Sungmin lalu turun ke tangan eonninya yang melilit kain putih

"Itu apa?"
"Perban, kau selalu mengunci kamar?" Yeoja didepannya mengangguk "apa kau memakai lapisan didadamu?"
"Lapisan?" Sungmin mendekat dan menarik kaos Jimin
"Eonni?!"
"Kau tidak memakai apa-apa?"
"Aku hanya perlu memakai kaos tebal, milikku masih kecil" lalu menatap gundukan dibalik kaos Sungmin "dada eonni terlihat tidak kecil" memajukan bibirnya "aku juga mau..appo" Jimin menggosok kepalanya yang dipukul Sungmin

"Mulai besok lilit dengan kain"
"Tapi aku sudah memakai kaos tebal"
Sungmin mendorong Jimin dengan kedua tangannya dibagian dada
"Apa ada yang pernah mendorongmu seperti ini"
"..."
"Itu dorongan biasa bagi sesama namja"
"..."
"Kau ingin semua namja menyentuh dadamu secara langsung hah!"
"..."
"Pakai perban"
"..."
"Park Jimin"
"Araseo" Jimin mengerucut menatap Sungmin yang kembali menidurkan badannya

"Sebentar lagi waktu makan malam Eon"
"Kau pergilah, eonni kelelahan"
"Apa kita perlu keruang kesehatan"
"Dan kita akan langsung ketahuan'
"..."
"Aku hanya ingin tidur sebentar"
"Ara, selamat beristirahat"
"Hn"
"Aku ambilkan makanan nanti, aku kekamar Tae dulu"
"Chim"
"Jangan memanggilku begitu Eon, akan aneh rasanya dan pasti aku akan jadi bahan olokan"
"Seminggu disini...apa ada yang membully mu" Jimin menatap eonninya yang memejamkan matanya
"Ani, aku per..."
"Dari senior dilantai 2?"
"Kami selalu berbeda waktu setiap ada senior, Tae bilang kita harus sebisa mungkin menghindari senior kalau berpapasan"

Sungmin membuka matanya
"Wae?"
"Entah, Tae hanya menyuruhku berhati-hati" Jimin tertawa "aku pergi dulu Eon
"Siapa Tae?"
"Teman sejak JHS"

Sungmin sontak bangun saat Jimin cepat berlari keluar dan menutup pintu

"Yeoja centil itu"


Thanks

Sori typo

Evil disimpan dulu ya.

Not SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang