Bintang yang hilang akan selalu menjadi Bintang

756 38 4
                                    

1999

✨7 dream✨

Udara sejuk menyapa lembut membuat Jian memejam kan mata menikmati hembusan angin di pagi buta.

Jian tersenyum samar,memasuki kamarnya dan menutup pintu balkon.

"Bunda~ ayo Jian sudah siap"

Lelaki berpakaian persis seperti 5 tahun silam membuat wanita berumur tersenyum sendu melihat anaknya. "Kamu yakin nak?" Jian. Lelaki itu tersenyum manis membuat matanya menyipit.

"Aku baik baik saja. Ayo,hari semakin siang"

•••

"Bunda~ rumah siapa ini?"

"Sudah bunda bilang kan? Tanyakan pada kak Jian!" Wanita berumur itu mendekat ke arah anak pertamanya. "Jian.. bunda tunggu di rumah Haikal ya nak" Jian tersentak, perlahan mengangguk tetap menampilkan senyumnya.

Setelah kepergian ibunya Jian kembali mengamati rumah yang sudah ia tinggalkan selama nyaris 5 tahun itu.

.

"Hei ayolah! Tidak ada permainan bola menggunakan tangan!"

Lelaki mungil dengan sifat sedikit tempramen namun lucu itu menghela nafas jengah kala lelaki berkulit lebih coklat di bandingkan yang lain malah mengambil bola dan melemparkannya pada gawang.

"Ada! Ini buktinya!" Lelaki berkulit sedikit coklat itu kembali memasukkan bola ke gawang menggunakan tangannya. "HAIKALLL!"

"Reza pemarah wlek!"

"Hei sudah lah ini hanya permainan, Haikal! Reza! Berhenti bertengkar, lihat Jian saja sampai menertawakan kebodohan kalian!" Reza berhenti memukuli Haikal kala lelaki yang bersifat dewasa.. jaenal bersuara.

Ketiga lelaki itu menatap Jian bersama lalu tersenyum, "ayo main bersama Jian!"
.

Jian tersenyum. Memejamkan mata sejenak guna menguatkan diri, setelah yakin Jian berjalan ke depan pintu rumah dan perlahan membuka pintu itu.

Cklek

.
"Oh hai Jian! Kaka masakkan makanan kesukaan kamu nih sini ayo makan" lelaki bule... Mahen menyiapkan piring dan beberapa lauk di atas meja.

Tak lama datang lagi lelaki dengan eye smile... Jendral. "Jian! Kau tau? Aku berhasil membeli PS dan juga meminta sudah terisi banyak game! Oh ya ampun aku sangat senang saat ini. Ayo main PS bersama!"

"Tidak tidak! Kalian makan dulu! HAIKAL! JAENAL! REZA! ayo cepat makan dulu! Yang terakhir sampai di tempat makan dia yang mencuci piring!"

Teriakan Mahen membuat ketiga lelaki yang bermain di luar tadi langsung memasuki area tempat makan. "Oh iya Jian tolong bangunin Chen ya tu anak ga bakal bangun kalo bukan kamu yang bangunin"
.

Tes...

Satu tetes cairan bening turun dari mata Jian. Kilas kisah suka kembali menghampirinya, sudah beberapa kali Jian berusaha menguatkan diri namun dia merasa seperti membuka luka yang sama.

FloWreS 1994 (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang