03 November 1993
✨7 dream✨
Haikal lelaki dengan mimpi ingin menjadi Nakhoda Kapal mengikuti jejak ayahnya. Walau sang ayah sudah tutup usia sejak umurnya 6 tahun membuat ibunya banting tulang mencari nafkah menjadi penjual di pasar, tidak pernah memudarkan rasa inginnya menjadi seorang Nakhoda Kapal.
Haikal sudah merasakan kerasnya dunia sejak kecil, Haikal lelaki kuat yang selalu tersenyum apapun masalahnya. Wajahnya sangat pandai mengendalikan ekspresi, membuat orang tidak bisa membedakan mana tangisan bahagia dan mana tangisan sedih dari wajah Haikal.
"Haikal jangan lupa bantu ibu di pasar setelah membantu pak RT ya nak"
"Baik Bu"
Haikal menaiki sepeda usangnya menuju rumah pak RT yang lumayan jauh jaraknya, terik mata hari tak Haikal hiraukan, Haikal bahkan tidak perduli dengan kulitnya yang mencoklat.
"Assalamualaikum... Pak RT~"
Lelaki berumur yang merupakan pak RT berjalan tergopoh gopoh karna memang usianya sudah berusia lanjut jadi tubuhnya sudah mulai menua.
"Eh den Haikal" Haikal tersenyum tidak lupa menyalimi tangan pak RT, "apa yang bisa Haikal bantu pak?" Pak RT tersenyum mengajak Haikal untuk memasuki rumah pak RT. "Ini loh kal, keran bapak ini suka copot. Tolong benerin bisa kal?"
Haikal mengamati keran air di kamar mandi pak RT dan mengangguk sambil tersenyum. "gampang ini mah pak, Haikal benarkan sekarang yo pak"
"Nggeh den, bapak di ruang tv yo"
"Siap pak"
Haikal dengan telaten membenarkan kran pak RT, dan hanya butuh 20 menit sampai akhirnya tugasnya itu selesai.
"Pak RT, itu kerannya sudah beres. Haikal pamit ke pasar nyusul ibu Yo pak" pak RT berdiri dari duduknya, mengeluarkan amplop dan memberikannya kepada Haikal. "Ini sedikit dari bapak, ambil ya den. Hari hari di jalan"
"Terimakasih banyak pak, Haikal pergi ya pak .. assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Haikal mengayuh sepedanya menuju pasar dimana ibunya berkerja mencari uang. Haikal menuruni sepedanya dan memasuki kawasan pasar, ramai. Itu lah deskripsi dari keadaan pasar.
"Eh anak ibu sudah datang. Tolong angkut ikan ini ke ruko ujung ya nak" Haikal tersenyum lalu mengangguk. Haikal mulai mengangkat kranjang berisi ikan dan memberikannya kepada ruko yang di maksud ibunya.
Brugh
Dugh
"Copet!" Haikal yang baru selesai menyimpan ikan langsung menoleh dan berniat membantu ibu ibu yang kecopetan tadi.
"Ibu Haikal pergi dulu ya Bu sebentar kok, assalamualaikum"
Haikal berlari cepat mengejar copet dan sampailah ia di ujung gang, terdapat 3 preman tengah tertawa menggeledah isi tas milik ibu yang kecopetan tadi.
"Wow wow ada jagoan pasar nih" ucap salah satu preman di sana, Haikal terkekeh ringan, "eh ada bapak bapak pengangguran padahal tubuhnya lengkap" sindir Haikal membuat ketiga preman itu marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
FloWreS 1994 (Hiatus)
Historical Fiction'jian gak pernah benci samudra. tapi samudra adalah luka terdalam jian' - Jian 1999 konon bisa bertahan bersama tapi kenapa hanya Jian yang tersisa? sulit melupakan segala suka dan lukanya,walau waktu sudah berlalu lama. "bunda... itu rumahnya kok g...