03 November 1993
✨7 dream✨
"Halo dad?"
'Dad sama mom pergi ke aussy,kuliah kamu sudah di tangani oleh sekertaris papah'
"Ok"
Tut..
Panggilan terputus sepihak oleh Chen, sungguh Chen muak dengan kedua orang tuanya. Orang tuanya lebih memilih pekerjaan mereka dan mengabaikan Chen,Chen tidak memiliki siapapun dia sendiri dengan harta yang menemani.
Chen menuruni tangga, "den Chen.. ingin sesuatu den?" Chen menggeleng melanjutkan langkahnya menuju kolam renang. Chen sangat amat suka air, debaran jantung dan rasa sesak nya saat Chen menyebur benar benar sensasi yang unik.
Chen membalikkan badan membelakangi kolam renang, tanpa mengganti baju piamanya. Chen menjatuhkan tubuhnya ke dalam air, pembantu dan bodyguard yang menyaksikan hanya diam menatap sendu air yang mulai tenang dengan Chen yang tenggelam di dalamnya.
1 menit..
2 menit...
3 menit....
Sampai setengah jam Chen berada di air tanpa naik ke permukaan. Para pelayan mulai resah takut terjadi sesuatu kepada tuan muda mereka.
Sedangkan di dalam air Chen membiarkan dadanya bergemuruh cepat mencari oksigen, Chen membuka matanya.. sekelebat ingatan menghampirinya.
'mom...dad... Chen membuat kue di sekolah'
Chen kecil berlari dengan tangan memegang kue buatannya, tangan mungil itu sedikit kotor terkena crime yang menempel acak pada kue.
"Lihat mom.."
Mommy Chen berdecak kecil Karna perkerjaan nya terganggu dan sekarang tangan mungil Chen yang lengket dan kotor itu tengah memegang pergelangan tangannya.
"Oh good! Bibi! BI.."
"Iya nyonya ada apa?"
"Ck bawa chenle dan bersihkan dia"
Pembantu itu mengangguk dan menggendong chenle menjauh dari ibunya.
"No! Moms! Aku mau bersama mom! Lepaskan BI! Hiks aku mau bersama mom!"
Mommy chenle mengusap tangannya yang lengket dengan tissue basah dan pergi seraya ponselnya berbunyi nyaring.
Ingatan buruk itu kembali memasuki pikirannya. Orang tuanya yang mengacuhkan dan meninggalkannya dengan banyaknya harta tanpa kasih sayang membuat Chen menjadi pribadi yang semena mena hanya untuk menarik perhatian orang tuanya.
Di luar kolam para bodyguard mulai bersiap menyelam untuk menyelamatkan tuan muda mereka. Tapi belum sempat menyebur, chen sudah bergerak ke permukaan dengan santai membuat para pelayan dan bodyguard bernafas lega.
Pelayan yang paling dekat dengan Chen menyiapkan handuk dan menyelimuti tubuh Chen menggunakan handuk. Pelayan itu menuntun Chen memasuki masion menuju kamar Chen.
•••
"Berapa lama aku di dalam air?" Pelayang yang sedang membantu mengeringkan rambut Chen menghela nafas pelan. "Sekitar 45 menit tuan" Chen terkekeh pelan. "Skor baru untuk bulan ini." Pelayan hanya tersenyum miris melihat tuan mudanya yang terluka.
"Anda tidak apa apa tuan?"
"Tidak, siapkan mobil aku akan keluar" Chen mengambil alih handuk yang ada di kepalanya pelayan tadi menurut dan mulai meninggalkan Chen sendiri di dalam kamarnya.
Brugh
Chen merebahkan tubuhnya di kasur king size menatap langit langit kamar yang berukir mewah. Kemewahan ini sangat sunyi dan chen benci situasi sunyi. "Haruskan aku sakit parah?"
"Balapan tidak buruk"
.
"Oy bro!" Lelaki dengan tindik di bibir sexy nya itu menepuk pelan bahu Chen. Chen menepis kasar tangan lelaki tadi, "lawan?" Lelaki itu langsung faham, wajah lelaki itu menjadi serius.
"taruhan?" Chen membuka botol cola dan meminumnya tanpa jeda hingga cairan hitam coklat itu habis. "10 jt?" Lelaki bertindak tersenyum merekah dan langsung berjalan cepat mencari siapa yang mau bertaruh dengan Chen.
"Ready one two three GO!"
Mobil merah dan mobil hitam melaju cepat membelah jalanan sepi khusus balap. "Cih.. taktik murahan!" Chen melepaskan gas hingga sekarang mobil lawan melaju dengan bangga seakan dia akan menang, melihat lawannya lengah Chen terkekeh, Chen melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh tanpa perduli tikungan di depan sana. Chen harap ia tak selamat.
Takdir berkata lain, Chen selamat dan kembali memenangkan bapalan ini. "Kau hebat bung!" Ucap lawan Chen. Chen tau kalau lelaki itu tengah menyembunyikan rasa kesal dan malunya.
"Easy"
Chen melempar cek berisi 10 jt miliknya kepada lelaki bertindik,"hadiahku gunakan untuk sesuatu yang berguna" pesan Chen sebelum akhirnya pergi dengan mobilnya menuju pantai.
Chen keluar dari mobil, mengenakan kaca mata hitam dan mengeluarkan sepuntung rokok.
Tak
Rokoknya terjatuh mengenaskan di atas pasir putih pantai. Chen menatap tajam orang yang menepak tangannya hingga rokoknya terjatuh.
"Tidak baik merokok, makan ini" lelaki berkulit gelap menyodorkan permen ke arah Chen. "G butuh" Chen menepis tangan lelaki berkulit gelap dan berjalan menuju mobilnya. Lelaki berkulit gelap itu tak menyerah,ia melemparkan 5 permen gagang ke dalam mobil Chen lewat jendela. Chen menoleh lagi dengan tatapan tajam dan dingin. Lelaki berkulit gelap tersenyum manis dan lantas pergi entah kemana.
"Hari yang sial!"
Chen memunguti permen itu, permen dengan dua rasa dalam satu gagang permen. Chen membuka permen itu dan memakannya, rasa manis menyapa Indra pengecapnya.
"No bad"
Chen menoleh kearah dimana lelaki berkulit coklat itu pergi. Lelaki itu seperti Dejavu bagi Chen. Chen tidak yakin namun firasatnya mengatakan jika lelaki berkulit gelap tadi akan berpengaruh positif dalam hidupnya.
Chen mengendarai mobilnya keluar pantai menuju gedung besar yang tak terlalu jauh dari sana. 'UNIVERSITAS GARUDA' Chen hanya diam di depan gerbang menatap gedung yang nanti akan sering ia kunjungi.
✨7 dream✨
Si tuan muda yang tersakiti oleh harta. Ah aku gak sabar di hari dimana mereka bisa bersama nanti... Aku bener bener respect sama cerita ini.
Semoga cerita ini berpengaruh baik ya buat kalian readers
Seperti biasa... Sebelum scrol tolong klik vote dan komen yaa..
![](https://img.wattpad.com/cover/333909477-288-k619518.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FloWreS 1994 (Hiatus)
Historical Fiction'jian gak pernah benci samudra. tapi samudra adalah luka terdalam jian' - Jian 1999 konon bisa bertahan bersama tapi kenapa hanya Jian yang tersisa? sulit melupakan segala suka dan lukanya,walau waktu sudah berlalu lama. "bunda... itu rumahnya kok g...